Saudi beri bantuan dana buat tentara Libanon hadapi pelaku jihad

Merdeka.com - Arab Saudi telah memberikan bantuan kepada tentara Lebanon, yang tengah berjuang menghadapi kelompok jihad di perbatasan Suriah, dana sebesar satu miliar dolar Amerika (Rp 11,7 triliun) untuk memperkuat keamanan. Ini kata mantan Perdana Menteri Libanon Saad Hariri hari ini.

"Raja Abdullah telah memberitahu saya keputusan dermawan untuk memberikan tentara Libanon dan keamanan nasional dengan dana sebesar satu miliar dolar Amerika guna memperkuat kemampuan untuk menjaga keamanan Libanon," kata Hariri kepada wartawan di Kota Jeddah, Arab Saudi, seperti dilansir situs Asia One, Rabu (6/8).

Berbicara dari istana Raja Abdullah di kota Laut Merah, Jeddah, perwakilan politik paling menonjol dari masyarakat Sunni Libanon itu menambahkan bahwa pihaknya telah menerima bantuan itu.

"Bantuan ini sangat penting terutama pada saat ini ketika Libanon memerangi terorisme," kata Hariri saat menggelar jumpa pers semalam.

Tentara Libanon terlibat bentrok dengan kelompok militan sejak Sabtu pekan lalu di Kota Arsal, sebelah timur negara itu. Arab Saudi sudah membiayai sebuah paket peralatan militer Prancis dan senjata untuk tentara Libanon sebesar Rp 36,9 triliun.

Panglima militer Libanon Jenderal Jean Kahwaji kemarin mendesak Prancis untuk mempercepat pasokan senjata yang dijanjikan untuk membantu pasukannya.

Raja Saudi Abdullah telah menyatakan dukungan negara kaya minyak itu untuk Beirut melawan "terorisme" selama panggilan telepon dengan mantan Presiden Libanon Michel Sleiman. Raja Abdullah juga menekankan tekadnya untuk mempercepat pelaksanaan dukungan untuk tentara Libanon, menurut kantor Sleiman.

Kekerasan di Arsal telah menyebabkan 16 tentara tewas dan 85 terluka, sementara puluhan jihadis dikatakan telah tewas, bersama dengan tiga warga sipil. Sementara 22 tentara yang hilang, mungkin telah disandera.

Para militan juga telah menahan 20 polisi, tiga di antaranya dibebaskan pada Selasa sore, kata sumber polisi. Pelepasan itu dilaporkan merupakan bagian dari negosiasi gencatan senjata, tapi penembakan kembali terjadi setelah mereka dibebaskan. (mdk/fas)