Tujuh Orang Ini Mendadak Jadi Miliarder Setelah Temukan 2.584 Koin Perak Berusia 1.000 Tahun, Koin Itu Dihargai Rp 88 Miliar
Tujuh orang petugas detektor logam itu menemukan harta karun tersebut pada 2019.
Pada Januari 2019, tujuh petugas detektor logam menemukan tumpukan 2.584 koin perak di sebuah ladang di Chew Valley, Inggris selatan. Koin perak itu telah terkubur selama hampir 1.000 tahun dan berasal dari era Penaklukan Normandia.
Koin perak tersebut kini sudah terjual seharga Rp 88 miliar rupiah dan menjadikan temuan tersebut sebagai harta karun termahal yang pernah ditemukan di Inggris.
-
Siapa yang ditemukan di koin perak? Koin tersebut menampilkan patung dada Valerian II—cucu kaisar Romawi Valerian, yang menamai putranya sebagai rekan kaisar dan cucu remajanya sebagai kaisar.
-
Siapa yang menemukan koin emas tersebut? Penemuan ini diumumkan pada 27 Agustus lalu oleh Dr. Stiliyan Ivanov dari Institut Sejarah Nasional dengan museum di Akademi Ilmu Pengetahuan Bulgaria, yang memimpin ekspedisi arkeologi yang menjelajahi benteng 'Kaleto' di atas desa tersebut.
-
Siapa yang menemukan koin-koin ini? Saat meneliti bagian situs yang rusak, arkeolog dari Universitas Tubingen Jerman melihat koin-koin kecil berkilauan di tanah yang gembur.
-
Kapan koin-koin perak itu ditemukan? Koin sebanyak 20 keping itu ditemukan oleh seorang detektor logam di Crosby, dekat Kirkby Stephen, Cumbria, Inggris pada Februari 2022.
-
Siapa yang menemukan koin emas? Dari Abad ke-3 SM Dilansir laman Arkeonews, arkeolog yang menggali situs Tophet, Kartago, mengumumkan temuan kumpulan persembahan untuk ritual itu.
-
Siapa yang menemukan koin? Pendeteksi logam bernama David Moss dan Tim Taylor menemukan dua timbunan koin Romawi di Lembah Conwy, Wales, ketika musim dingin 2018-2019 lalu.
Adam Staples dan detektoris lainnya melaporkan penemuan tersebut kepada pejabat menggunakan Skema Barang Antik Ringan British Museum, sebuah catatan penemuan arkeologi yang dilakukan oleh anggota masyarakat, menurut pernyataan dari museum.
“Ini fantastis, luar biasa. Ini benar-benar mengubah hidup saya. Rasanya seperti memegang sejarah di tangan Anda. Dan, tentu saja, sisi finansialnya juga brilian,” kata Staples, seperti dikutip dari laman Arkeonews.
Koin dari dua masa yang berbeda
Michael Lewis, kepala Skema Barang Antik Ringan British Museum, mengatakan bahwa tumpukan koin itu akan membantu memperdalam pemahaman mengenai tanggal paling terkenal dalam sejarah Inggris, seperti dikutip dari laman Arkeonews.
Koin-koin tersebut merupakan campuran mata uang Saxon dan Norman, yang menunjukkan transisi dari kekuasaan Saxon ke Norman antara tahun 1066 dan 1068.
Hampir setengah dari koin-koin tersebut menggambarkan Harold II pada tahun 1066, yang merupakan raja Saxon terakhir yang dinobatkan di Inggris sementara lebih dari setengahnya menggambarkan William I atau lebih dikenal dengan William Sang Penakluk, raja Norman pertama.
Selain penguasa yang digambarkan, kedua jenis koin tersebut cukup mirip. Para ahli meyakini koin-koin tersebut kemungkinan dikubur untuk dimakamkan selama kekacauan penaklukan.
Koin-koin tersebut kemudian dibeli menggunakan dana dari divisi amal British National Lottery dan dinamai Chew Valley Hoard sesuai dengan nama pedesaan tempat penemuannya.
Saat ini, koin-koin tersebut dipamerkan di British Museum sebelum dipajang permanen di Museum of Somerset.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti