Profil
Emil Abeng
Emil Abeng adalah putra pertama dari Tantri Abeng yang mana merupakan Menteri BUMN yang pertama. Dia lahir di Makassar pada 29 Agustus 1969. Kesibukan bekerja ayahnya menuntutnya untuk turut serta pindah ke Amerika pada usia 7 tahun. Di sana ia diasuh oleh orang tua angkatnya, setahun kemudian ia berpindah ke singapura mengikuti sang ayah yang sedang berpindah tugas di sana.
Setelah empat tahun tinggal di singapura, ia kemudian kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikan SMP seiring dengan tugas sang ayah ke Pulau Bintan. Setamatnya dari SMP, ia dikirim kembali ke Florida untuk melanjutkan SMA dan kuliah. Selama tinggal di Amerika menjadikan Emil sebagai ribadi yang mandiri. Di sana ia mencari penghasilan sendiri sebagai tukang potong rumput dan pencuci mobil.
Setamatnya dari SMA ia melanjutkan pendidikan kuliahnya di kampus yang juga dulu menjadi almamater ayahnya. Selama menempuh pendidikan, ia juga aktif dalam erbagai organisasi, bahkan ia diangkat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar/Mahasiswa Indonesia di Amerika (PPIA) di Buffalo pada periode 1990 – 1993. Pada 1993, ia menamatkan pendidikannya dengan memuaskan dan mendapatkan ijazah Bacelor of Arts in Business Administration.
Setelah lulus dari perguruan tinggi, ia tidak secara langsung terjun ke bisnis sang Ayah. Sebelumnya ia bekerja di beberapa perusahaan. Setelah puas dan mendapatkan banyak pengalaman kemudian ia memutuskan untuk ikut terjun dalam perusahaan sang ayah di PT. Tason Putra Mandiri. Bersama dengan adiknya ia kelola perusahaan tersebut dan mengembangkannya menjadi grup perusahaan keluarga yang diberi nama Tason Holding.
Perusahaan-perusahaan yang dikelolanya tersebut bergerak di berbagai bidang, perkebunan, distribusi, dan energi. Meski perusahaannya merupakan perusahaan keluarga, Emil justru mengaku banyak menyerahkan kepengurusan manajemen perusahaan kepada para profesional muda.
Meski awalnya perusahaan mengalami kerugian, Emil dan adiknya tidak patah semangat. Mereka terus berjuang dalam mengembangkan perusahaan. Dalam kurun waktu 4 tahun, Emil dan Edwin mampu mengembangkan perusahaan dengan tetap bersaing dan memperoleh beberapa proyek di bidang energi yang sangat menguntungkan. Karyawan yang awalnya hanya 1000 karyawan kemudian bertambah menjadi 2000 karyawan.
Pada tahun 2004, Emilpernah tersandung masalah dengan narkoba. Saat itu ia sedang bermain musik dengan sebuah band. Ia mengaku bisa tersandung dalam narkoba bukan karena ia bermusik tapi ada keinginannya untuk sekadar coba-coba. Ternyata keisengannya tersebut justru menjerumuskannya ke LP Cipinang selama 3 bulan. Sejak saat itu ia mendapatkan hikmah dan pelajaran hidup yang berharga, yang membuatnya agar lebih berhati-hati.
Pada 2009, Emil terjun ke dunia politik dunia yang juga pernah digeluti oleh ayahnya. Emil bergabung di partai Golongan Karya (Golkar). Karena kesibukannya di senayan, bisnisnya ia percayakan kepada para profesional dan berjalan dengan baik sehingga ia dapat fokus kepada tugas-tugas negara di DPR RI.
Menduduki komisi VI di bidang BUMN, Koperasi,UKM, dan Perdagangan , Emil Abeng memiliki harapan agar pembangunan ekonomi masyarakat di Indonesia harus memiliki program jangka panjang di semua sektor. Keunggulan komparatif tiap daerah harus ditingkatkan dengan mengadopsi manajemen cooperate di setiap pemerintahan daerah.
Riset dan Analisa oleh Nur Laila