Ratusan lebih mahasiswa bersorak di atas bus sambil memegang bendera Merah Putih menuju Gedung MPR/DPR untuk menuntut mundurnya kepemimpinan Presiden Soeharto, Jakarta 18 Mei 1998.
Mengenang 15 tahun momen lengsernya rezim Soeharto
Tragedi Mei 98
Aparat keamanan berjaga untuk mengantisipasi ratusan mahasiswa yang ingin menaiki Gedung MPR/DPR karena ingin secepatnya Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya, Jakarta 18 Mei 1998.
Harmoko (tengah) yang saat itu menjabat sebagai ketua MPR sekaligus ketua Partai Golkar dikawal petugas usai menggelar konpers. Dalam konpersnya, Harmoko meminta Presiden Soeharto mengundurkan diri secara konstitusional akibat amarah rakyat yang tak terbendung lagi, Jakarta 19 Mei 1998.
Aparat keamanan memasang kawat berduri untuk mengantisipasi rencana ribuan mahasiswa yang akan kembali menjajaki Gedung MPR/DPR untuk menuntut mundurnya rezim Presiden Soeharto, Jakarta 20 Mei 1998.
Ribuan mahasiswa Indonesia bersorak saat kembali mendatangi Gedung MPR/DPR untuk menuntutnya 'Reformasi' serta turunnya Presiden Soeharto dari bangku kekuasaan, Jakarta 20 Mei 1998.
Lebih dari ribuan mahasiswa menaiki atap Gedung MPR/DPR setelah berhasil membobol pertahanan aparat yang menjaga. Para mahasiswa terus bersorak agar secepatnya Presiden Soeharto lengser dari kekuasannya, Jakarta 20 Mei 1998.
Sebuah spanduk besar menyindir Presiden Soeharto di bentangkan oleh ribuan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung MPR/DPR, Jakarta 21 Mei 1998.
Presiden Soeharto (kiri) didampingi BJ Habibie (kanan) saat membacakan surat pengunduran diri dari bangku kekuasaan di Istana Kepresidenan, Jakarta 21 Mei 1998. Soeharto akhirnya mengundurkan dari bangku presiden yang selama kurang lebih 32 tahun ia duduki.
Rakyat yang berada di dalam rumah bersorak gembira setelah mendengarkan kemunduran Presiden Soeharto dari layar televisi, Jakarta 21 Mei 1998.
Ratusan rakyat Bandung pun berkonvoi untuk merayakan berakhirnya rezim Orde Baru setelah mendengarkan keputusan Presiden Soeharto, Bandung 21 Mei 1998.
Di Solo, rakyat juga merayakan kegembiraannya dengan berkonvoi di jalan setelah mendengarkan kemunduran Presiden Soeharto, Solo 21 Mei 1998.
Di Jakarta pun tak kalah bergembira, ratusan mahasiswa yang berada di Gedung MPR/DPR menangis bersyukur atas berakhirnya rezim Soeharto, Jakarta 21 Mei 1998.
Di tengah kesibukannya mengurus urusan negara, Soeharto masih menyempatkan diri melakukan hobinya, seperti memelihara hewan, tanaman, dan mengoleksi motor.
Baca SelengkapnyaPresiden Sukarno segera mencari sosok pengganti sementara panglima Angkatan Darat karena Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani diculik.
Baca SelengkapnyaRapat perdana ini dipimpin Siti Hediati Hariyadi atau akrab disapa Titek Soeharto.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan berbagai sumber, anak-anak Soeharto memiliki bisnis yang luas dan besar, mencakup sektor hotel, transportasi, media, serta migas dan pertambangan.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin kenang kebersamaan dengan Soeharto berada di atas perahu kecil.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Letnan Kopassus anak buah Prabowo saat ditanya Presiden Soeharto usai mendaki Mount Everest.
Baca SelengkapnyaAnak-anak Soeharto diketahui memiliki berbagai bisnis besar yang mencakup sektor hotel, transportasi, media, serta migas dan pertambangan.
Baca SelengkapnyaKarir politik Titiek Soeharto sampai ditunjuk sebagai Ketua Komisi IV DPR RI.
Baca SelengkapnyaSoeharto, sering membawa unsur kejawaannya dalam berpolitik, juga tidak lepas dari penamaan gedung-gedung parlemen dengan menggunakan bahasa Sanskerta.
Baca SelengkapnyaSoeharto presiden kedua Republik Indonesia dengan masa jabatan terlama yang pernah berkuasa.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan Jenderal TNI yang menjadi Presiden Indonesia.
Baca SelengkapnyaProgram memberi makan gratis sebagai upaya menekan angka stunting di Indonesia sudah dilakukan sejak era Orde Baru.
Baca Selengkapnya