Momen Letnan Kopassus Anak Buah Prabowo Ditanyai Presiden Soeharto Usai Mendaki Everest, Kini Sosoknya Jadi Jenderal di TNI
Berikut momen Letnan Kopassus anak buah Prabowo saat ditanya Presiden Soeharto usai mendaki Mount Everest.
Segudang prestasi dicapai oleh para prajurit TNI. Salah satu prestasi luar biasa yang pernah dicapai adalah berhasil mendaki Mount Everest. Sebagaimana diketahui, Mount Everest atau Gunung Everest merupakan gunung tertingg di dunia dengan memiliki ketinggal setinggi 8859 meter.
Untuk bisa mendaki sampai puncak tentu butuh perjuangan dan kerja keras yang panjang. Tidak heran apabila para prajurit TNI yang sudah berhasil mendaki Mount Everest langsung diapresiasi.
Tidak tanggung-tanggung, mereka diapresiasi langsung oleh Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Presiden Indonesia. Para prajurit ini pun terlihat sempat ditanya-tanya oleh sang presiden usai sukses menaklukan gunung itu.
Lantas bagaimana momen seorang Letnan Satu Kopassus anak buah Prabowo saat ditanyai oleh Presiden Soeharto usai mendaki Mount Everest? Melansir dari akun TikTok military_infomation, Jumat (25/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Tim Ekspedisi Everest 97 Anak Buah Prabowo
Mayor Jenderal TNI Iwan Setiawan menjadi salah satu prajurit TNI yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Everest 97. Saat itu usianya masih belia dengan pangkat Letnan Satu.
Ekspedisi Everest 1997 sendiri merupakan ekspedisi pendakian ke puncak gunung tertinggi di dunia untuk menyambut HUT ke-45 Kopassus. Ekspedisi ini digagas oleh Danjen Kopassus yang saat itu dijabat oleh Mayjen TNI Prabowo Subianto.
Iwan menjadi satu di antara tiga prajurit Kopassus yang berhasil menancapkan Bendera Merah Putih di puncak Everest. Saat itu, Iwan yang masih berpangkat Letnan Satu berhasil menjejakkan kaki di atap dunia bersama Sertu Misirin dan Pratu Asmujiono.
Tentu saja keberhasilan Tim Ekspedisi Everest 97 ini bukan hanya mengharumkan nama Kopassus dan TNI saja. Keberhasilan mereka juga sukses mengharumkan Indonesia di mata dunia.
Ditanya Presiden Soeharto Usai Sukses Menaklukan Mount Everest
Keberhasilan mereka tentu saja terdengar sampai ke telinga Presiden Indonesia yang saat itu dijabat oleh Soeharto. Sepulang dari ekspedisi, para prajurit TNI yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Everest 97 ini langsung disambut hangat oleh Soeharto.
Mereka bahkan sempat ditanya-tanya oleh sang Presiden mengenai pendakian. Iwan Setiawan yang saat itu masih berpangkat Letnan Satu Kopassus menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari Soeharto.
"Waktu di puncak karena maksimal tidak boleh lebih dari 15 menit, sekitar 10 menit dan cukup untuk mengambil dokumentasi," jelas Iwan Setiawan saat ditanya soal berapa lama waktu.
"Alhamdulillah, daripada pengalaman yang paling mengesankan mungkin pada saat di puncaknya yang sekeras itu tapi lain-lainnya di mana?," tanya Soeharto.
"Terutama pada saat di Hillary Step, jadi 300 meter sebelum puncak sehingga kita bikin rute baru selama dua jam. Biasanya orang mendaki ke puncak Everest maksimal jam setengah 2 siang, kemudian kita itu sampai setengah 3 baru melaksanakan ke puncak. Sehingga setengah 4 baru sampai, kemudian jam 4 sore baru kita bisa turun," jelasnya.
Ungkap Lika-Liku Perjalanan
Beberapa waktu lalu, Iwan Setiawan sempat mengungkapkan bagaimana lika-liku Ia tergabung dalam Tim Ekspedisi Everest 97. Dengan suhu minus 50 derajat Celcius, mendaki Mount Everest menurut Iwan seperti mustahil. Apalagi Ia dari iklim tropis dan tidak berpengalaman, tiba-tiba mendaki Mount Everest.
"Sebetulnya seperti mustahil (daki Mount Everest), itu kan di luar batas kemampuan manusia. Bayangkan Kang Freddy, kita dari iklim tropis, kita tidak berpengalaman, ujug-ujug (tiba-tiba) mendaki ke Mount Everest. Itu adalah impian seluruh pendaki di dunia," ungkap Mayor Jenderal TNI H. Iwan Setiawan yang saat itu menjabat Danjen Kopassus.
"Orang mau mendaki Mount Everest, butuh waktu 3 tahun sampai 5 tahun. Mungkin pernah mendaki ketinggian 3.000 (mdpl), 4.000 (mdpl), 5.000 (mdpl) dan belum tentu berhasil," sambungnya.
Lebih lanjut, Iwan menjelaskan salah satu alasan prajurit TNI mendaki Mount Everest. Karena rasa Nasionalisme Prabowo Subianto tinggi. Prabowo meminta dicarikan prajurit TNI terbaik.
"Tetapi kita dengan panggilan nasionalisme untuk kehormatan bangsa, karena waktu itu Pak Mahathir Mohamad memproklamirkan bahwa Malaysia mau mengibarkan benderanya di Asia yang pertama," ungkap Iwan.
"Sedangkan kita tidak ada persiapan, karena keterpanggilan saja. Waktu itu Komandan Jenderalnya Pak Prabowo Subianto punya nasionalisme yang tinggi, akhirnya 'Cari prajurit yang terbaik'," lanjutnya.
"Nah kita adalah prajurit-prajurit perwira muda saat itu, saya umur 29 tahun. Jadi kita perwira muda, fisiknya bagus, semangat bagus yang siap untuk melaksanakan tugas apapun," tambahnya.
Latihan di Pegunungan Himalaya
"Tidak terbayang, makanya kita dari iklim tropis lihat es saja belum pernah. Begitu mendaki di sana ya hanya modal Bonex tetapi diisi dengan kemampuan fisik, diisi dengan semangat. Latihan hanya 3 bulan, dulu pernah dari rekan-rekan sipil menyarankan bagaimana kalau latihan kita di Puncak Carstensz," ujar Iwan.
"Petunjuk Pak Prabowo latihan di medan sebenarnya yaitu di pegunungan Himalaya," lanjutnya.
Rombongan pun berangkat ke Nepal untuk selanjutnya melaksanakan pendakian di Paldor terlebih dahulu. Dari 33 orang TNI-Sipil, hanya tersisa 25 orang yang lolos. Belum berhenti di sana, mereka tetap melanjutkan latihan di Paldor.
"Hasil penilaian pelatih dari Rusia bahwa hanya 16 orang yang siap untuk berangkat ke Mount Everest. Di situ 10 orang dari TNI dan 6 orang dari sipil," paparnya.
"Waktu itu dibagi lagi, sisi utara 6 orang, sisi selatan 10 orang. Saya Komandan Tim dari sisi selatan," sambungnya.
"Karena berkat semangat, berkat gemblengan fisik di Kopassus, berkat doa dari orangtua, istri dan seluruh bangsa Indonesia, ternyata kita bisa," jelasnya.
Sosok Iwan Setiawan Kini
Iwan Setiawan kini sudah memiliki Bintang di pundaknya. Ia kini berpangkat Mayor Jenderal TNI atau Jenderal Bintang 2 TNI.
Iwan Setiawan saat ini tengah menjabat sebagai Pangdam XII/Tanjungpura. Sebelumnya, Ia sempat menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus.
Iwan sendiri merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1992 dan berasal dari kecabangan Infanteri (Kopassus).