Melihat Konsep Makan Gratis Ala Soeharto
Program memberi makan gratis sebagai upaya menekan angka stunting di Indonesia sudah dilakukan sejak era Orde Baru.
Presiden terpilih Prabowo Subianto punya program ambisius yakni memberi makan jutaan anak Indonesia secara gratis. Program tersebut diberinama makan bergizi gratis.
Bahkan, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp70 triliun untuk memberi makan semua anak-anak demi menciptakan SDM yang unggul. Bukan cuma itu, makan bergizi gratis diyakini mampu menuntaskan masalah stunting atau anak kerdil di Indonesia.
-
Apa yang diberikan dalam program makan bergizi gratis? 'Menu yang kami sediakan mengikuti arahan standar yang telah ditetapkan oleh IFSR, berdasarkan kerangka kerja sama kami, yakni beras, telur, ikan lele, sayur kacang, kangkung sebagai makanan minimum. Beberapa kali kami juga memberikan susu dan buah sebagai pendamping dari makanan yang kami berikan,' kata Manager Program Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Papua, Risa Maulegi.
-
Dimana program makan bergizi gratis dijalankan? Kitong Bisa Foundation (KBF) Indonesia, sebuah yayasan pendidikan di Papua, telah menjalankan Program Makan Bergizi Gratis untuk sekitar 80 anak dalam setiap pertemuan di Merauke, Papua Selatan.
-
Siapa yang memberikan makan gratis? Wapres Gibran hadir untuk menyaksikan langsung program uji coba Makan Bergizi Gratis (MGB).
-
Bagaimana cara mendapatkan program makan bergizi gratis? Sasaran dari uji coba program ini adalah anak-anak kurang mampu yang aktif mengikuti kegiatan literasi di KBF Indonesia.
-
Kenapa Presiden Prabowo Subianto memulai Program Makan Bergizi Gratis? Program Makan Bergizi Gratis adalah wujud nyata perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesehatan dan masa depan generasi muda.
-
Apa tujuan utama Program Makan Bergizi Gratis? Program ini memiliki tujuan besar sebagai pemenuhan makanan kaya protein untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini agar berjalan optimal.
Sebenarnya, program memberi makan gratis sebagai upaya menekan angka stunting di Indonesia sudah dilakukan sejak era Orde Baru (Orba) di bawah kepemimpinan Soeharto.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah saat itu meluncurkan beberapa program kesehatan, salah satunya adalah pemberian makan siang gratis.
Program tersebut dikenal sebagai Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS), yang ditujukan kepada anak-anak sekolah dari tingkat TK hingga SD.
Program ini bertujuan untuk memberikan makanan tambahan bergizi kepada anak-anak sekolah. Makanan yang diberikan adalah susu dan bubur kacang hijau.
“Kecerdasan itu tergantung pada makanan maka lantas makan itu daripada anak-anak SD itu perlu kita perhatikan. Pemerintah telah mengambil keputusan agar supaya anak-anak SD diberikan makan dengan gizi yang baik satu minggu tiga kali, kalau tidak salah. Dan pelaksanaannya dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan PKK maupun LKD," ujar Soeharto dalam sebuah video yang viral di media sosial.
Harus Dibeli dari Desa Setempat
Soeharto juga menekankan bahwa bahan makanan yang disalurkan dalam program tersebut harus dibeli dari daerah atau desa tempat sekolah berada, dengan tujuan agar perekonomian lokal turut berkembang, selain untuk memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan kecerdasan anak-anak.
Sayangnya, program ini tidak berjalan mulus karena adanya oknum-oknum yang memanfaatkan pendanaan sebagai lapak korupsi. Selain program pemberian makanan gratis untuk anak-anak, pada masa Orde Baru juga ada program makan gratis yang sasaran utamanya adalah rakyat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Program ini muncul sebagai respons terhadap krisis moneter yang menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah ini, Menteri Sosial saat itu, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut, yang juga anak Soeharto, merancang kebijakan makan gratis melalui sistem kupon.
Berapa Anggaran Nasi dan Lauknya?
Program yang dibuat pada 20 Maret 1998 ini hanya sebagai program jangka pendek. Tutut menjelaskan, bahwa program jangka pendeknya adalah penyediaan makan siang gratis di warung-warung tertentu dengan menggunakan kupon.
Sementara itu, langkah jangka panjangnya mencakup pencarian pekerjaan bagi korban PHK, agar mereka bisa menjadi masyarakat yang mandiri.
Pembagian kupon makan gratis dibagikan kepada para korban PHK melalui kelurahan dan RT/RW itu dapat ditukarkan dengan sebungkus nasi beserta sayur dan lauk yang berharga Rp1.500.
Dalam pelaksanaannya, makan gratis ini melibatkan warung sederhana. Pelaksanaan program ini hanya baru mencakup di wilayah Jakarta, dan belum merambah ke luar daerah sampai akhirnya program ini menghilang bersamaan dengan runtuhnya Orde Baru.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti