Angkasa Pura II Siap Dukung General Aviation untuk Majukan Pariwisata Indonesia
Merdeka.com - Pemerintah Pusat dan Daerah mendukung inisiatif PT Angkasa Pura II (Persero) untuk mengimplementasikan konsep General Aviation untuk menjadi daya tarik baru pariwisata Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam Seminar General Aviation for Tourism: Jurus Jitu General Aviation Mendukung Pariwisata Indonesia, yang diselenggarakan di éL Royale Hotel & Resort Banyuwangi, Jumat (26/7).
President Director AP II Muhammad Awaluddin, mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh para pejabat Pemerintah Pusat dan Daerah bagi perusahaannya untuk mengembangkan konsep General Aviation di Indonesia.
-
Bagaimana Banyuwangi mempromosikan pariwisatanya? Termasuk meninjau bagaimana pengelolaan pariwisata yang dilakukan oleh daerah.
-
Siapa arsitek Bandara Banyuwangi? Berdirinya Bandara Banyuwangi berkat peran besar sang arsitek, Andra Matin.
-
Apa yang dibahas oleh industri pariwisata Bali saat bertemu Pj Gubernur? Selain membicarakan sejumlah isu di bidang pariwisata, pertemuan yang berlangsung di Ruang Adi Sabha Kantor Gubernur Bali itu juga membahas mekanisme pungutan wisatawan mancanegara (wisman) yang mulai diberlakukan 14 Februari 2024.
-
Apa atraksi dirgantara yang ditampilkan di Banyuwangi? Di antaranya akan ditampilkan pertunjukkan olahraga kedirgantaraan seperti terjun payung, paramotor dan atraksi pesawat swayasa microlight atau pesawat rakitan yang telah mengantongi sertifikasi laik terbang.
-
Dimana atraksi dirgantara di Banyuwangi diselenggarakan? Lokasi kegiatannya akan berlangsung di sejumlah tempat yakni Pantai Boom, Bandara Banyuwangi dan RSUD Blambangan.
-
Apa konsep Bandara Banyuwangi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
Menurut Awaluddin, ide awal pengembangan konsep tersebut adalah agar perusahaan yang dipimpinnya bisa membantu pemerintah menumbuhkan industri pariwisata nasional.
"Presiden Jokowi sendiri telah mencanangkan industri pariwisata sebagai core economy baru negara ini, dengan bantuan dari sektor lain. Untuk itu kami ingin menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai pilot project General Aviation ini," ujar pria yang biasa disapa Awal itu.
Secara terminologi General Aviation memiliki arti pemanfaatan bandara-bandara untuk keperluan apapun yang berkaitan dengan sektor kedirgantaraan, kecuali militer. Jika diterjemahkan,General Aviation adalah layanan penerbangan umum yang mencakup berbagai jenis aktivitas komersial dan non-komersial, termasuk penerbangan pribadi, pelatihan penerbangan, ambulans udara, pemadaman kebakaran udara, penyewaan udara, penerbangan terpencil, dan gliding.
Jenis pesawat yang digunakan dalam General Aviation meliputi pesawat eksperimen, pesawat sport ringan, dan jet sangat ringan yang tidak digunakan oleh maskapai penerbangan.
Director of Engineering & Operation AP II Djoko Murjatmodjo menambahkan, perusahaannya sangat siap menjadikan General Aviation sebagai daya tarik baru wisatawan.
"Selain Banyuwangi, ada beberapa bandara yang dikelola AP II sangat cocok untuk digunakan untuk General Aviation. Seperti di Silangit, kalau ada wisatawan yang punya waktu pendek tapi mau melihat keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir, bisa terbang dengan pesawat kecil kesana lalu kembali lagi ke bandara."
"Bandara Tanjung Pinang, Aceh, dan Nias pun demikian. Adanya permintaan seperti ini yang mendorong kami meningkatkan utilisasi bandara untuk mendukung pariwisata," kata Djoko.
Dalam dua tahun terakhir, AP II menurutnya sudah menanamkan investasi Rp250 miliar untuk meningkatkan kapasitas runway demi bisa melayani penerbangan pesawat berbadan besar. Dalam waktu dekat, perseroan akan menambah investasi Rp300 miliar untuk pengembangan terminal.
"Kami ingin Banyuwangi ini jadi bandara khusus untuk wisata. Rencana itu akan lebih lengkap kalau ada daya tarik wisata dari General Aviation," jelasnya.
Namun, untuk bisa menjadikan General Aviation sebagai daya tarik wisata, Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standarisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan mengingatkan ada beberapa standard keselamatan yang harus dipenuhi pelakunya.
"Misal, untuk yang ingin melakukan penerbangan malam baik untuk latihan atau wisata harus melengkapi standard kelengkapan pesawat demi menjamin keamanan. AirNav mendukung General Aviation, namun regulasinya harus menyesuaikan," kata Yurlis.
Sementara Marsekal Madya TNI (Purn) Eris Heriyanto, seorang pilot yang menggeluti dunia General Aviation mengakui ada banyak destinasi wisata yang bisa dijangkau dengan pesawat kecil. Sehingga rencana AP II untuk mengembangkannya perlu didukung semua pihak.
"Termasuk dari sisi pajak PPNBM yang kalau ditotal dengan biaya lainnya, untuk membeli satu pesawat kecil itu biayanya bisa kena pajak 100% alias dua kali lipat dari harga aslinya. Selain itu operator bandara juga harus memastikan berbagai jenis BBM untuk pesawat kecil tersedia di bandara," jelas Eris.
Capt. Dharmadi, Direktur Utama FlyBest Flight Academy memiliki catatan tersendiri sendiri setuju konsep General Aviation segera dimulai di Indonesia. Ia mengacu pada Amerika Serikat (AS) yang sudah sangat lama merasakan manfaat ekonomi dari General Aviation.
"Di AS itu ada 4.000 bandara yang melayani General Aviation. Anda tahu berapa jumlah penumpangnya? 166 juta orang!" kata mantan Presiden Direktur AirAsia Indonesia tersebut.
Dharmadi menyebut penerapan General Aviation juga bisa jadi solusi penyerapan tenaga kerja, karena akan banyak dibutuhkan pilot, tenaga ground handling, mekanik, sampai menumbuh kembangkan sekolah-sekolah pilot.
Chairman Aircraft Owners and Pilots Association of Indonesia (AOPA-ID) Imron Siregar mengatakan, gagasan AP II untuk menjadikan General Aviation pendorong pariwisata merupakan yang pertama di Indonesia. Ia menyebut, ada 2 juta pekerja terserap General Aviation di AS sehingga jika diterapkan di Indonesia bisa lebih tinggi dari itu jumlah pekerja yang dilibatkan.
"Semoga tahun depan Indonesia bisa bikin event air rally dengan gagasan awal ini," kata Imron.
Dalam keynote speech yang disampaikannya di kegiatan tersebut, Arief Yahya menyebut kelemahan Indonesia dalam menarik wisatawan asing hanya dari sisi akses. Sementara untuk atraksi budaya dan amenities perhotelan semuanya sudah memadai.
"Wisatawan asing mau datang ke Indonesia itu 70% menggunakan angkutan udara, jadi harus diakui bahwa kita memiliki keterbatasan akses untuk menjangkau destinasi wisata yang sulit dijangkau dengan moda darat atau laut," kata Arief Yahya.
Padahal dari sisi kapasitas bandara yang dikelola perusahaan negara seperti Angkasa Pura (AP) II, masih ada excess capacity slot penerbangan yang bisa dimanfaatkan di bandara-bandara yang berada di daerah pemilik destinasi wisata yang indah seperti Banyuwangi.
"Perusahaan-perusahaan yang tumbuh besar sekarang ini adalah yang mampu mengkapitalisasi excess capacity yang dimilikinya dengan konsep sharing economy. Oleh karena itu saya mendukung upaya AP II untuk menjadi pionir pengelolaan bandara untuk General Aviation," tegasnya.
Senada dengan Arief Yahya, Bupati Azwar Anas juga mengaku tertarik dengan konsep General Aviation yang dicetuskan AP II. Menurut Azwar, pengelolaan Bandara Internasional Banyuwangi oleh AP II secara profesional telah membantu daerah yang dipimpinnya menjadi lebih mudah untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun asing.
"General Aviation ini sesuatu yang baru bagi Pemda. Karena Banyuwangi diapit oleh tiga taman nasional yang sangat indah jika dilihat dari atas oleh wisatawan," kata Azwar Anas. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AP II sendiri merupakan pengelola Bandara Banyuwangi sebagai pintu masuk wisatawan nusantara dan mancanegara.
Baca SelengkapnyaLangkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sehingga arah bisnis kedirgantaraan pelat merah lebih fokus, terarah, dan terukur.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut Banyuwangi memiliki ekosistem pariwisata terbaik di nusantara.
Baca SelengkapnyaMenteri AHY akan mengkaji lebih dulu terkait wacana itu.
Baca SelengkapnyaMinat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke destinasi wisata di Tanah Air semakin tinggi, sementara jumlah penerbangan terbatas.
Baca SelengkapnyaErick menyebut hal ini bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman.
Baca SelengkapnyaKedua BUMN pengelola bandara itu resmi menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri untuk mendorong pertumbuhan wisata bahari di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerbagai atraksi dirgantara bakal dipertunjukkan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) di Kabupaten Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaTidak hanya dari tiket pesawat, sumber tourism fund masih memiliki banyak opsi.
Baca SelengkapnyaBandara baru ini memiliki panjang runway 1.500 meter dan lebar 30 meter sehingga bisa didarati pesawat ATR.
Baca Selengkapnya