Apa itu Love Bombing dan Bagaimana Ciri-Cirinya?
Istilah love bombing kini populer. Namun, tak sedikit yang belum mengetahui makna dari istilah tersebut. Yuk, simak penjelasan lengkap tentang love bombing!
Yuk, simak!
Apa itu Love Bombing dan Bagaimana Ciri-Cirinya?
Love bombing adalah jenis pelecehan emosional di mana seseorang menggunakan tindakan (effort) yang besar dan berarti untuk memanipulasi orang lain. Seseorang dengan love bombing mungkin “mengebom” seseorang yang diinginkannya dengan hadiah, pujian, dan kasih sayang.
Namun, semua tindakan tersebut tidak dilakukan atas dasar kebaikan atau kesungguhan. Sebaliknya, bom cinta digunakan untuk membuat teman, pasangan, atau orang yang dicintai bergantung pada mereka. Sehingga, mereka para pelaku love bombing bisa mengendalikan hubungan. Lantas, bagaimana sebenarnya ciri-ciri dari love bombing?
-
Bagaimana cara mengungkapkan Love Language? Dalam buku tersebut, Gary Chapman menjelaskan love language manusia terbagi ke dalam lima macam.
-
Apa itu Love Language? Love language belakangan ini menjadi salah satu hal yang santer dibahas. Bahasa cinta ini kerap diartikan sebagai cara mengungkapkan perasaan kepada seseorang.
-
Bagaimana cara tahu "Love Language"? Untuk mengetahui jenis love language yang dipunya, kamu bisa lho mengikuti tesnya seperti video di atas.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Apa saja gejala erotomania? Gejala erotomania meliputi keyakinan delusional, obsesi terhadap orang yang diyakini mencintainya, kesulitan menerima kenyataan, perilaku mengintai, dan gangguan hubungan sosial.
-
Bagaimana cara menyikapi cinta? Menyikapi cinta melibatkan pemahaman diri, komunikasi yang baik, dan kemampuan untuk mengelola perasaan dan ekspektasi.
Mengapa Seseorang Melakukan “Love Bombing”?
Love bombing sering kali bermula dari rasa tidak aman seputar kepercayaan dan ketergantungan pada orang lain. Orang biasanya menyukai love bombing untuk mendapatkan kendali dalam suatu hubungan dan membuat orang lain merasa bersalah karena mempertanyakan tindakan mereka. Terkadang love bombing adalah tindakan manipulasi yang disengaja.
Di sisi lain, orang mungkin juga tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukannya. Love bombing biasanya merupakan taktik manipulatif yang digunakan oleh orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik, dimana seseorang merasa dirinya penting dan berhak mendapat perhatian atau pujian.
Tanda-tanda Love Bombing
Beberapa tanda love bombing meliputi :
- Pernyataan cinta atau kekaguman yang berlebihan
- Terus-menerus menelepon atau mengirim pesan untuk check-in
- Terburu-buru dalam menjalin hubungan dengan sering kali membuat rencana intens untuk masa depan bersama
- Memberikan hadiah yang tidak perlu atau tidak diinginkan
- Terus menerus memberikan pujian
- Mengabaikan batasan-batasan dalam hubungan
Mengapa Love Bombing Itu Berbahaya?
Love bombing merupakan tanda hubungan yang tidak sehat karena perilakunya manipulatif dan dapat melecehkan secara emosional.Orang yang menjadi korban love bombing kemungkinan besar akan mengalami kesulitan dengan kesehatan mentalnya, terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dan penuh kekerasan.
Ketika love bombing berlangsung, pelecehan emosional dapat menjadi lebih buruk dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi bersifat fisik.
Apa yang Harus Dilakukan Saat Menjadi Korban Love Bombing?
Love bombing seringkali membuat orang pada awalnya mempertanyakan perasaan mereka yang sebenarnya, dan hubungan tersebut seterusnya mungkin terasa tidak nyaman atau membebani. Saat merasa tengah menjadi korban love bombing sesuai dengan tanda-tanda yang ada, maka langkah pertama adalah dengarkan isi hati.
Kemudian, konfrontasi perilaku love bombing tersebut dan diskusikan untuk menetapkan batasan. Hal yang mungkin perlu dilakukan adalah mengakhiri hubungan jika pasangan atau teman bereaksi buruk terhadap diskusi tentang batasan, menolak perubahan, atau justru balik menyalahkan atas tindakannya.