Chef Muda Audrey Tampi Bikin Gebrakan Memadukan Makanan Indonesia dengan Pastry Khas Prancis
Peribahasa "Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China" tampaknya sangat relevan bagi Audrey Tampi, seorang Pastry Chef muda berbakat.
Di usia 25 tahun, Audrey telah menempuh perjalanan panjang dalam dunia kuliner, membawanya ke berbagai penjuru dunia. Kecintaannya terhadap dunia kuliner sejak kecil telah membentuk kariernya yang kini tengah menanjak.
Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas, Audrey tidak menyia-nyiakan waktu untuk mengejar mimpinya. Ia melanjutkan pendidikan di Le Cordon Bleu, Australia, sebuah institusi yang terkenal dalam bidang kuliner. Namun, perjalanan Audrey tidak berhenti di sana.
-
Kenapa Paris Baguette sukses di Indonesia? Erajaya Group melalui Erajaya Food & Nourishment (EFN) menjalin kerjasama patungan (joint venture) dengan Paris Baguette, sehingga memungkinkan Paris Baguette untuk resmi memasuki pasar Indonesia.
-
Siapa yang memasak hasil panen Maudy? Semua hasil panennya akan dimasak oleh seorang warga lokal yang menyambut Maudy Ayunda dengan hangat dan ramah.
-
Apa contoh akulturasi di kuliner Indonesia? Misalnya, dalam makanan, terdapat akulturasi antara rempah-rempah dari India dan teknik masak dari China yang menghasilkan masakan Nusantara yang kaya akan rasa dan aroma.
-
Apa yang sedang dimasak Maudy Ayunda? Maudy nampaknya sedang menyiapkan sesuatu yang kemudian dipanggang di dalam oven.
-
Di mana Paris Baguette pertama kali dibuka di Indonesia? Paris Baguette awal mulanya membuka dua outlet di Jakarta, yaitu di Ashta District 8 dan Senayan City, ketika pertama kali hadir di Indonesia pada akhir tahun 2021.
-
Apa itu nasi uduk macaroon? Nasi Uduk adalah salah satu contoh makanan daerah yang dimodifikasi, perpaduan khas kuliner khas Jakarta dan Perancis. Nasi uduk asal Betawi biasanya dikemas dalam rasa gurih dengan kombinasi aroma rempah. Nasi uduk tradisional kerap disajikan bersama timun, emping goreng, tahu goreng, irisan telur goreng, kering tempe, abon, bawang goreng, suwiran ayam goreng, dan sambal kacang.
Demi mengasah keahliannya dalam bidang pastry, ia melanjutkan studi ke Prancis, di Ecole Nationale Supérieure de Pâtisserie (ENSP), salah satu sekolah pastry terbaik di dunia. Di sana, Audrey berhasil meraih gelar Bachelor in French Pastry Arts, yang memperkuat fondasinya sebagai seorang pastry chef.
"Sejak kecil, aku memang sudah bermain di dapur karena oma punya toko kue. Semakin aku dewasa, ternyata passion aku juga di dunia pastry. Jadi aku mulai mengejar karier setelah lulus SMA dan memulai karier menjadi pastry chef profesional di tahun 2021," ujar Audrey saat berbincang dengan Fimela pada 16 Agustus di Cokro Kitchen, Jakarta, dalam acara Food Testing.
Selain passion yang mendalam, Audrey memiliki visi untuk mengembangkan kuliner Indonesia, khususnya di bidang pastry. Kini, Audrey telah bekerja di The Clove Club, sebuah restoran berbintang dua Michelin di London, Inggris. Pengalaman bekerja di sana tidak hanya memperkaya pengetahuannya, tetapi juga memberinya kesempatan untuk menggabungkan cita rasa lokal dengan teknik pastry Prancis.
"Saya ingin mengembangkan makanan Indonesia, salah satunya dengan menjadi Pastry Chef karena di Indonesia belum begitu banyak. Setelah kuliah di Prancis dan bekerja, saya memutuskan untuk apply pekerjaan di salah satu restoran di London karena memang ingin terus belajar lebih lagi. Akhirnya keterima dan sudah berjalan selama dua tahun," jelasnya.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Audrey tidak hanya berlibur, tetapi juga memanfaatkan waktu untuk memperkenalkan inovasi pastry kreasinya. Dengan menggabungkan gaya French patisseries dan cita rasa khas Indonesia, Audrey menghadirkan berbagai pastry yang unik dan menarik. Visualisasi pastry-nya memukau dengan sentuhan tradisi kuliner Indonesia yang dipadukan dengan teknik pastry Prancis yang elegan.
Salah satu contohnya adalah nasi padang yang diubah menjadi sandwich, lengkap dengan focaccia, sayur nangka, telur balado, rendang, hingga gulai. Ada juga nasi kuning yang diubah menjadi burger, disajikan dengan ayam serundeng yang gurih.
Untuk kategori makanan manis, Audrey menciptakan kreasi seperti martabak komplit yang disajikan dalam bentuk pain Suisse, serta es podeng yang disulap menjadi mini cake dengan es krim alpukat dan pacar Cina.
"Selama aku selesai kuliah memang belum pernah experiment ide-ide pastry aku di Indonesia. Untuk itu kali ini keluarga dan teman-teman bisa mencicipi sembilan macam pastry yang aku buat dan ingin tahu bagaimana feedbacknya," ungkap Audrey.
Keinginan Audrey untuk mengembangkan kuliner Indonesia semakin nyata dengan rencananya membuka toko pastry di Jakarta pada tahun 2025. Dengan konsep Indonesian Fusion, Audrey berharap dapat menghadirkan pastry yang tidak hanya estetik tetapi juga lezat, sesuai dengan karakteristik yang telah ia kembangkan selama ini.
"Tahun depan aku pulang ingin buka toko pastry sesuai dengan pengalaman yang aku punya. Sesuai ciri khas aku makanan estetik tapi tetap enak dimakan," paparnya. Inspirasi Audrey dalam menciptakan pastry dengan cita rasa Indonesia berasal dari pengalamannya mencicipi masakan Indonesia dan jajanan pasar.
"Jadi setiap pulang aku pasti makan di restoran Padang, Manado, pokoknya masakan Indonesia. Suka main ke pasar juga cicipi jajanan pasarnya," tambahnya.
Gebrakan Audrey dalam dunia pastry ini tidak hanya menunjukkan kreativitasnya, tetapi juga memperlihatkan betapa kaya dan beragamnya kuliner Indonesia. Dengan semangat dan dedikasinya, Audrey Tampi adalah contoh nyata bahwa perpaduan antara tradisi dan inovasi dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa.