Menelusuri Jejak Le Cordon Bleu, Sekolah Kuliner Legendaris yang Menjadi Pilihan Warga Indonesia
Le Cordon Bleu, dengan sejarah panjangnya dan jaringan globalnya, terus menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin mengejar karier di dunia kuliner.
Le Cordon Bleu, sebuah jaringan sekolah kuliner dan perhotelan yang lahir di Paris pada tahun 1895, mengusung tagline sebagai sekolah seni kuliner. Nama "Le Cordon Bleu" dipilih karena memiliki sejarah penting sejak abad ke-16 di Perancis.
Menelusuri Jejak Le Cordon Bleu, Sekolah Kuliner Legendaris yang Menjadi Pilihan Warga Indonesia
Pada tanggal 15 Oktober 1895, demo masak pertama dihadirkan dengan menggunakan kompor listrik yang pada masa itu dianggap canggih. Reputasi internasionalnya pun berkembang pesat, dengan chef hebat dari restoran berbintang langsung mengajar di sekolah ini.
1. Sejarah Le Cordon Bleu: Dari Demo Masak Canggih hingga Julia Child
Julia Child dan Jejaknya
Julia Child, salah satu tokoh kuliner legendaris, adalah lulusan Le Cordon Bleu pada tahun 1950. Setelah lulus, ia membentuk karirnya sebagai ahli kuliner, penulis buku, dan pembawa acara spesialis kuliner Prancis di Amerika. Sejak itu, banyak lulusan Le Cordon Bleu yang telah mencapai puncak karier mereka dan menjadi chef ternama.
Nama Le Cordon Bleu: Lebih dari Sebuah Nama
Nama Le Cordon Bleu pertama kali muncul pada abad ke-16, terkait dengan ordo bergengsi L’Ordre du Saint-Esprit yang didirikan oleh Raja Henry III.
Lambang ordo ini adalah salib yang digantung pada pita biru atau un cordon bleu. Ordo ini memberikan ketenaran pada nama Le Cordon Bleu di kalangan masyarakat Prancis.
Dari Jurnalis ke Sekolah Kuliner
Le Cordon Bleu didirikan oleh Marthe Distel, seorang jurnalis dan penerbit majalah La Cuisinière Cordon Bleu. Demo masak pertama mereka dengan kompor listrik tidak hanya menjadi langkah inovatif pada masanya tetapi juga awal dari reputasi sekolah ini yang terus berkembang.
2. Program Studi di Le Cordon Bleu: Menyelami Keanekaragaman Kuliner
Pilihan Program Studi yang Luas
Le Cordon Bleu menawarkan beragam program studi, mulai dari Grand Diplôme yang intensif hingga program khusus seperti Pastry & Confectionery, Bakery, Danish Pastries & Artisan Breads, hingga program Hospitality Management & Gastronomy.
Tidak hanya untuk profesional, Le Cordon Bleu juga menyediakan short course untuk pemula atau penggemar kuliner yang ingin menyajikan hidangan istimewa di rumah.
Sesuai dengan tuntutan industri hospitality modern, Le Cordon Bleu mendidik para siswanya untuk memadukan inovasi dan kreativitas dengan tradisi. Metode pembelajaran langsung memberikan pengalaman praktis yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam industri kuliner.
Menggabungkan Tradisi dan Inovasi
3. Bercabang di 20 Negara: Menjadi Jaringan Internasional
Le Cordon Bleu, yang awalnya berdiri di Paris, kini telah merambah ke 20 negara dengan 35 cabang institutnya. Lebih dari 20.000 siswa dari 100 negara berbeda telah belajar di Le Cordon Bleu. Ini menunjukkan bahwa reputasi sekolah ini tidak hanya dikenal di Perancis tetapi juga di seluruh dunia.
4. Biaya Pendidikan Le Cordon Bleu: Investasi dalam Keterampilan Kuliner
Biaya pendidikan di Le Cordon Bleu bervariasi tergantung pada program atau jurusan yang diambil. Mulai dari €200 hingga €1.500 untuk biaya pendaftaran, dan biaya pendidikan program-program seperti Cuisine Diploma berkisar antara €12.300 hingga €52.000.
Meskipun investasi, banyak yang percaya bahwa pengalaman dan keterampilan yang diperoleh di Le Cordon Bleu sebanding dengan biaya tersebut. Berikut perkiraan awal ketika ingin bersekolah di Le Cordon Bleu:
- Cuisine Diploma: €12.300 - €52.000 atau Rp208,7 juta - Rp880 juta
- Pastry Diploma: €9.900 - €52.000 atau Rp167 juta - Rp880 juta
- Boulangerie Diploma: €8.400 - €16.000 atau Rp142 juta - Rp270 juta
- Wine and Management: €22.500 atau Rp380 juta
- Advanced Studies in Gastronomy: €6.000 atau Rp101 juta
5. Didik Chef Populer: Para Siswa yang Mencapai Puncak Karier
Le Cordon Bleu diakui sebagai penjaga teknik kuliner ala Prancis, dengan pengajar mayoritas berasal dari restoran berbintang Michelin atau pemenang kompetisi bergengsi. Mereka tidak hanya mengajarkan teknik masakan Perancis klasik tetapi juga teknik kuliner internasional modern.
Beberapa chef dan publik figur Indonesia telah menempuh pendidikan di Le Cordon Bleu, seperti Chef Renatta dan Chef Marinka. Julia Child yang berhasil mempopulerkan seni memasak Prancis di Amerika juga membuktikan bahwa jejak Le Cordon Bleu dapat ditemui di berbagai belahan dunia.
Jejak Le Cordon Bleu di Indonesia
6. Orang Indonesia yang Bersekolah di Le Cordon Bleu: Menyemai Bakat di Sekolah Internasional
Chef Terkemuka dan Selebritas
Le Cordon Bleu telah menyumbangkan sejumlah chef terkemuka dan selebritas di Indonesia.
Chef Renatta, Chef Marinka, William Gozali, hingga Jesslyn Lawrence, winner MasterChef Indonesia Season 8, semuanya memiliki jejak pendidikan dari Le Cordon Bleu.
Bahkan, Chef Degan Septoadji menjadi pengajar pertama asal Indonesia di Le Cordon Bleu London.
Prestise Le Cordon Bleu di Tanah Air
Alumni Le Cordon Bleu Indonesia, seperti Chef Renatta Moeloek, telah membawa prestise Le Cordon Bleu ke tingkat internasional dengan karier cemerlang di industri kuliner. Keberhasilan mereka menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin mengejar karier di dunia kuliner.
Le Cordon Bleu, dengan sejarah panjangnya dan jaringan globalnya, terus menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin mengejar karier di dunia kuliner.
Mewarisi Tradisi, Menyatukan Dunia Kuliner
Dengan program studi yang beragam, pengajaran langsung oleh master chef, dan jejak sukses alumni di berbagai belahan dunia, Le Cordon Bleu tetap menjadi sekolah kuliner legendaris yang mewarisi tradisi sambil terus menatap masa depan.