Kansoda\'a Diperkenalkan di Pembukaan Wakatobi Wave 2018
Merdeka.com - Kabupaten Wakatobi dikenal dengan alamnya yang eksotis. Tapi Wakatobi juga punya budaya yang keren. Kekayaan budaya itu disajikan dalam pembukaan Wakatobi Wonderful Festival and Expo, alias Wakatobi Wave 2018. Salah satu budaya yang ditampilkan adalah Kansoda’a.
Pembukaan Wakatobi Wave 2018 digelar di Lapangan Merdeka, Minggu (11/11). Hadir dalam kesempatan itu Asisten Deputi Strategi Komunikasi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Hariyanto, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, dan Bupati Wakatobi Arhawi.
Event ini diawali dengan karnaval budaya. Sejumlah kecamatan, dinas, dan institusi di Wakatobi ambil bagian dalam karnaval.
-
Kenapa Banyuwangi Ethno Carnival dirayakan? “Ini tidak sekadar tontonan dan hiburan semata. Tapi, ini menjadi panggung bagi talenta-talenta Banyuwangi untuk merawat budaya yang kita miliki dan memperkenalkannya kepada dunia,“ ungkap Ipuk.
-
Dimana pawai Colorful Medan Carnival dimulai? Pawai dimulai dari depan Hotel Adi Mulia di Jalan Diponegoro sampai Lapangan Benteng Medan.
-
Siapa yang ikut serta dalam pawai Colorful Medan Carnival? Pawai dimulai dari depan Hotel Adi Mulia di Jalan Diponegoro sampai Lapangan Benteng Medan. Masyarakat pun sangat antusias menyambut iring-iringan pawai yang diikuti 21 camat se Kota Medan mengenakan pakaian adat beserta jajaran kecamatan. Selain itu dimeriahkan dengan aksi custom carnival yang berasal dari seluruh etnis yang ada di Kota Medan.
-
Apa yang dirayakan di Banyuwangi Ethno Carnival? Pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2023 yang mengusung tema The Magic of Ijen Geopark berhasi memukau ribuan pengunjung, Sabtu (8/7/2023).
-
Siapa yang terlibat dalam Parade Budaya? Dalam kesempatan itu, Jampilklim juga menyampaikan aspirasi kepada pemerintah agar melibatkan semua elemen masyarakat dalam pengambilan kebijakan negara, termasuk anak-anak, anak muda, perempuan, dan difabel.
-
Dimana lokasi Banyuwangi Ethno Carnival? Pengunjung memadati catwalk jalanan sepanjang tiga kilometer. Dari jalan Veteran di sisi utara Taman Blambangan hingga di penghujung Jalan Jenderal Sudirman.
Namun, yang paling ditunggu adalah prosesi adat Wakatobi, Kansoda’a. Kegiatan yang dilakukan setahun sekali. Dalam Kansoda’a, para wanita didandani dengan pakaian adat. Lengkap dengan aksesoris berwarna cerah.
Para perempuan belia itu duduk di atas tandu kayu berukuran besar dan diarak. Sepanjang jalan mereka akan bernyanyi dan berteriak-teriak.
Tak hanya itu, mereka juga mengguncangkan tandu ke segala arah. Seakan-akan, bobot tandu ringan. Sementara perempuan yang mereka angkat tidak boleh menunjukkan rasa takut sebagai simbol kedewasaan.
Atraksi ini sangat menyita perhatian. Bahkan, Asisten Deputi Strategi Komunikasi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Hariyanto memberikan acungan jempol.
"Ada keunikan dan kearifan lokal dari acara ini. Ini sangat penting sebagai 100 Calendar of Event. Dan, itulah ciri dari pariwisata," papar Hariyanto.
Menurutnya yang harus dilakukan Wakatobi sekarang adalah memetakan wisatawan.
"Kalau wisatawan nusantara, saya rasa sudah melebihi target. Kalau wisatawan mancanegara, sudah sekitar 30.000. Yang harus dilakukan adalah mengetahui karakter wisatawan yang pas. Misalnya, Manado cocok buat wisatawan Tiongkok. Sedangkan Wakatobi sepertinya cocok untuk wisatawan Eropa dan Amerika. Karena bagus untuk snorkeling," paparnya.
Selain itu, Haryanto mengatakan Wakatobi Wave tepat untuk memperkenalkan destinasi destinasi lain.
Sedangkan Ketua Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty, mengatakan Wakatobi memberikan sajian yang oke.
"Wakatobi memperlihatkan jika mereka mampu menggelar sebuah event dengan baik. Mereka bisa memperlihatkan kekayaan budayanya. Sajian yang mereka berikan sungguh luar biasa," paparnya.
Sedangkan Bupati Wakatobi H Arhawi mengatakan keindahan alam dan bawah laut Wakatobi tidak diragukan. Tapi, Wakatobi juga punya kekayaan budaya yang tidak kalah cantik.
"Masyarakat Wakatobi sangat antusias dengan pariwisata. Antusias masyarakat adalah bukti jika Wakatobi siap bertransformasi menjadi daerah budaya," paparnya.
Arhawi pun menilai pariwisata berimbas sangat positif terhadap pembangunan.
"Dampak yang paling terasa, angka kunjungan wisatawan tumbuh positif. Pembangunan infrastruktur juga terasa. Seperti pembangunan Bandara Matahora, pelabuhan ferry, jalan, dan objek daya tarik wisata. Ini dampak penetapan Wakatobi jadi destinasi prioritas. Wakatobi kini bukan hanya kebanggaan warganya saja. Tetapi juga kebanggaan Indonesia," katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat senang dengan geliat yang dilakukan Wakatobi.
"Wakatobi mampu memperkenalkan budayanya dengan baik. Hal ini sangat penting. Karena, budaya semakin dilestarikan semakin menghasilkan. Semakin punya nilai jual. Kini Wakatobi bisa menjual nature dan culture ke wisatawan," katanya. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Acara ini juga berhasil menyatukan komunitas dan menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Wali Kota Tarakan, Bustan mengapresiasi antusias masyarakat dan kerja keras seluruh pihak yang membantu dalam pelaksanaan tersebut.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam budaya dari seluruh Indonesia yang telah bermukim di Tarakan ini akan ikut tampil, dengan mempertontonkan keunikan dan kekhasan masing-masing.
Baca SelengkapnyaSekretaris Diskominfo Bontang Andi Hasanuddin Akmal menjelaskan, ada makna tersendiri dari tema budaya yang dipilih tahun ini.
Baca SelengkapnyaPawai dimulai dari depan Hotel Adi Mulia di Jalan Diponegoro sampai Lapangan Benteng Medan.
Baca SelengkapnyaSandiaga menyebut BEC sebagai contoh event bagi daerah-daerah penyelenggara kalender pariwisata Kharisma Event Nusantara.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dari berbagai etnis di Indonesia berkumpul dan berbaris sambil mengenakan pakaian daerahnya masing-masing.
Baca SelengkapnyaFestival Gandrung Sewu menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan budaya lokal ke publik global.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk menghadiri perayaan HUT ke-empat Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaParade fesyen kontemporer Banyuwangi Etno Carnival (BEC) 2024 kembali digelar dengan spektakuler.
Baca SelengkapnyaAda sekitar 150-an peserta yang juga mengikuti Festival Iraw Tengkayu, Penurunan Padaw Tuju Dulung di Pantai Amal.
Baca SelengkapnyaWali Kota Bontang mengapresiasi peserta dan panitia karena telah menyajikan ragam budaya di Indonesia dalam prespektif yang berbeda.
Baca Selengkapnya