Nama Adalah Doa, Ini Cara Orang Jawa Memberi Nama Anak yang Punya Arti dan Makna Mendalam
Putri Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang baru saja lahir memiliki nama Jawa yang unik & arti yang mendalam. Ternyata ini cara orang Jawa memberi nama anak.
Kabar bahagia datang dari anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dan sang istri Erina Gudono yang menyambut kedatangan putri cantik mereka. Putri cantik yang lahir pada 15 Oktober 2024 kemarin diberi nama yang sangat indah yaitu Bebingah Sang Tansahayu.
Memberikan nama pada seorang anak merupakan salah satu momen paling berkesan bagi orangtua. Nama bukan hanya sekadar identitas, tetapi juga ibarat doa yang akan terus mengiringi anak sepanjang hidupnya. Dalam budaya Jawa, pemberian nama memiliki makna yang sangat mendalam, dan tata caranya diatur dalam primbon Jawa, sebuah pedoman tradisional yang masih banyak dipegang oleh masyarakat hingga kini.
Melalui primbon Jawa, pemberian nama dilakukan dengan harapan agar anak mendapatkan keberuntungan, kebaikan, serta kehidupan yang penuh berkah. Berikut ini adalah beberapa cara pemberian nama anak menurut ajaran primbon Jawa yang hingga kini masih diterapkan oleh banyak keluarga, seperti dikutip dari Kapanlagi.com.
1. Memberi Nama Berdasarkan Urutan Kelahiran
Dalam tradisi Jawa, pemberian nama anak sering kali didasarkan pada urutan kelahirannya. Hal ini dilakukan untuk memberikan identitas sekaligus menghormati posisi setiap anak dalam keluarga. Nama yang diberikan tidak hanya mencerminkan posisi anak, tetapi juga mengandung harapan agar anak tersebut mendapatkan keberuntungan dan kebaikan dalam hidupnya.
Sebagai contoh:
Anak pertama diberi nama Eka atau Ika.
Anak kedua diberi nama Dwi.
Anak ketiga diberi nama Tri.
Anak keempat diberi nama Catur.
Anak kelima diberi nama Panca.
Nama-nama ini kemudian bisa digabungkan dengan nama lain yang memiliki makna baik, sehingga selain menunjukkan urutan kelahiran, nama tersebut juga mengandung doa.
2. Memberi Nama Berdasarkan Waktu Kelahiran
Selain urutan kelahiran, tradisi Jawa juga mengajarkan bahwa nama anak dapat diberikan berdasarkan waktu kelahirannya. Dalam pandangan masyarakat Jawa, waktu kelahiran memiliki pengaruh terhadap nasib dan keberuntungan seseorang. Oleh karena itu, memberikan nama sesuai dengan waktu kelahiran diharapkan dapat membawa keberkahan.
Sebagai contoh:
Anak yang lahir pada siang hari dapat diberi nama Rino atau Rina.
Anak yang lahir pada malam hari dapat diberi nama Ratri.
Anak yang lahir pada bulan Juni dapat diberi nama Juni.
Dengan demikian, nama tidak hanya sebagai identitas, tetapi juga merupakan simbol waktu yang memberikan makna khusus bagi kehidupan anak tersebut.
3. Memberi Nama Berdasarkan Sifat Baik yang Diharapkan
Nama sering kali dianggap sebagai doa, sehingga tidak heran jika banyak orangtua yang memilih memberikan nama berdasarkan sifat-sifat baik yang diharapkan dimiliki oleh anaknya kelak. Pemberian nama dengan makna yang baik ini dimaksudkan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan harapan orangtuanya.
Sebagai contoh:
- Anak diberi nama Kartika, yang berarti bintang, dengan harapan agar ia menjadi cahaya penerang bagi orang-orang di sekitarnya.
- Anak diberi nama Wibisana, yang dalam bahasa Jawa berarti bijaksana, agar anak tumbuh menjadi pribadi yang arif dan bijak dalam menghadapi segala tantangan hidup.
Pemberian nama dengan makna sifat baik ini merupakan cara orangtua untuk mendoakan dan mempersiapkan masa depan anak mereka.
4. Memberi Nama Mirip dengan Tokoh yang Dikagumi
Dalam primbon Jawa, pemberian nama anak juga bisa didasarkan pada tokoh-tokoh yang dikagumi. Orangtua yang memiliki kekaguman terhadap tokoh tertentu dapat memberikan nama anaknya yang mirip atau bahkan sama dengan tokoh tersebut. Hal ini bertujuan agar anak dapat meneladani sifat-sifat baik dari tokoh tersebut.
Sebagai contoh:
- Anak diberi nama Setya, terinspirasi dari tokoh pewayangan yang dikenal dengan kesetiaannya.
- Anak diberi nama Muhammad, dengan harapan agar ia meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang penuh kebajikan dan keutamaan.
Pemberian nama yang mirip dengan tokoh yang dihormati ini merupakan salah satu cara orangtua mengarahkan anak mereka agar tumbuh menjadi pribadi yang baik dan patut dicontoh.
5. Memberi Nama Berdasarkan Harapan Khusus
Selain sifat baik, beberapa orangtua memilih memberikan nama yang berkaitan dengan harapan khusus bagi masa depan anak mereka. Nama tersebut bisa mencerminkan cita-cita, kebahagiaan, atau bahkan keberkahan yang diinginkan untuk anak.
Sebagai contoh:
- Anak diberi nama Sakti, dengan harapan ia akan memiliki kekuatan, baik secara fisik maupun mental, dalam menjalani kehidupan.
- Anak diberi nama Harum, dengan harapan agar namanya selalu harum di masyarakat dan membawa kebahagiaan bagi keluarganya.
6. Menggunakan Nama yang Mengandung Unsur Alam
Tradisi Jawa juga mengajarkan pemberian nama yang berhubungan dengan unsur alam, seperti nama-nama yang diambil dari matahari, bulan, bintang, atau bahkan unsur alam lainnya. Nama-nama ini dipercaya membawa energi positif dari alam yang dapat melindungi dan memberikan kekuatan bagi anak.
Sebagai contoh:
- Anak diberi nama Surya, yang berarti matahari, diharapkan menjadi pribadi yang bersinar dan penuh semangat.
- Anak diberi nama Bintang, dengan harapan agar selalu menjadi penunjuk jalan dan memberikan inspirasi bagi orang lain.
Memberikan nama anak bukan hanya soal keindahan bunyi atau makna, tetapi juga merupakan bagian dari tradisi dan budaya yang mengandung doa serta harapan. Dalam tradisi Jawa, pemberian nama anak sesuai ajaran primbon adalah salah satu cara orangtua untuk memastikan anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik, kuat, dan beruntung. Dengan memperhatikan makna dan filosofi di balik nama, orangtua berharap nama yang diberikan akan menjadi berkah sepanjang hidup anaknya.