Panduan Bacaan Dzikir Malam Lailatul Qadar Lengkap dengan Doa dan Terjemahannya
Malam Lailatul Qadar merupakan saat yang sangat baik untuk meningkatkan dzikir dan melakukan berbagai amalan ibadah lainnya agar mendapatkan keberkahan.

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa di bulan Ramadan dan disebut dalam Al-Qur'an sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Selain penuh dengan keberkahan, Lailatul Qadar juga menjadi waktu yang ideal untuk bermunajat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Para ulama serta Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya mengisi malam ini dengan berbagai amalan, salah satunya adalah memperbanyak dzikir. Amalan dzikir ini tidak hanya memberikan ketenangan bagi hati, tetapi juga menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan sepenuh jiwa.
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil.” demikian sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dengan demikian, umat Islam diingatkan untuk memaksimalkan ibadah di 10 malam terakhir Ramadan.
1. Keistimewaan Malam Lailatul Qadar dalam Al-Qur'an dan Hadis
Malam Lailatul Qadar memiliki posisi yang sangat penting dalam ajaran Islam, sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Qadr ayat 3: "Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan." Ini menunjukkan bahwa setiap amal ibadah yang dilakukan pada malam tersebut akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk mencari Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Oleh karena itu, umat Muslim disarankan untuk meningkatkan ibadah mereka, terutama pada malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29.
Tidak hanya karena pahala yang melimpah, malam ini juga merupakan waktu yang sarat dengan kedamaian. Bahkan, dalam QS. Al-Qadr ayat 5 dijelaskan: "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." Dengan suasana yang tenang ini, Lailatul Qadar menjadi waktu yang paling tepat untuk merenung dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
2. Dzikir-Dzikir Utama di Malam Lailatul Qadar
Rasulullah SAW telah memberikan teladan mengenai beberapa bacaan dzikir yang dapat dipraktikkan pada malam Lailatul Qadar. Salah satu bacaan yang dianjurkan adalah istighfar:
"Astaghfirullahal 'azhim wa atubu ilaih."
Yang artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dan bertaubat kepada-Nya."
Selain itu, terdapat dzikir lainnya yang juga bisa diamalkan:
- Tasbih: "Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil 'azhim."
- Tahmid: "Alhamdulillah."
- Tahlil: "Laa ilaaha illallah."
- Takbir: "Allahu Akbar."
Amalan dzikir ini sebaiknya dilakukan dengan penuh penghayatan, khusyuk, serta harapan yang besar akan ampunan dari Allah SWT. Dengan menjaga lisan dalam berdzikir, hati kita pun akan lebih tenang, sesuai dengan esensi dari dzikir itu sendiri, yaitu mengingat dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
3. Doa Khusus yang Diajarkan Rasulullah SAW
Doa yang paling dikenal dan dianjurkan untuk dibaca pada malam Lailatul Qadar berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW memberikan petunjuk kepada Aisyah RA ketika ia menanyakan doa yang paling baik untuk dibaca saat menjumpai malam Lailatul Qadar:
"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni."
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai ampunan, maka ampunilah aku."
Sesuai dengan penjelasan Imam an-Nawawi dalam Kitab Al Adzkar, doa ini memiliki sanad yang shahih dan mengandung makna penghambaan yang sangat dalam. Keutamaan dari doa ini terletak pada pengakuan manusia akan keterbatasannya serta harapan yang besar terhadap sifat Allah yang Maha Pengampun.
Doa ini disarankan untuk diulang sebanyak tiga kali atau lebih dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Rasulullah SAW dikenal sering mengisi malam-malam Ramadan dengan memperbanyak doa ini sebagai wujud harapan akan ampunan dari Allah SWT.
4. Langkah-Langkah Menghidupkan Lailatul Qadar
Selain melaksanakan dzikir dan doa, ada berbagai amalan lain yang dapat menghidupkan malam Lailatul Qadar. Salah satunya adalah melaksanakan shalat malam (tahajud) yang merupakan salah satu ibadah utama pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Selain itu, membaca Al-Qur'an dengan penuh kekhusyukan juga menjadi amalan yang sangat dianjurkan. Setiap huruf yang dibaca dalam Al-Qur'an pada malam ini akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Selain itu, penting juga untuk memberikan sedekah, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan di bulan Ramadan, terutama menjelang Lailatul Qadar. Ini merupakan kesempatan terbaik untuk berbagi dengan sesama, sambil berharap mendapatkan pahala dan rahmat dari Allah.
5. Tanda-Tanda dan Cara Menyambut Malam Lailatul Qadar
Menurut para ulama, Lailatul Qadar biasanya ditandai dengan suasana malam yang damai, tidak terlalu panas maupun dingin. Keesokan harinya, matahari terbit dengan sinar yang lembut dan tidak menyilaukan.
Namun, tidak ada yang dapat memastikan kapan malam yang istimewa ini terjadi. Oleh karena itu, umat Islam disarankan untuk meningkatkan ibadah mereka di setiap malam ganjil selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Selain itu, mempersiapkan diri secara mental dan spiritual juga sangat penting. Membersihkan hati, memiliki niat yang tulus, dan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat merupakan langkah awal yang baik untuk menyambut malam yang lebih baik dari seribu bulan ini.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Dzikir Malam Lailatul Qadar
Q: Apa dzikir paling utama di malam Lailatul Qadar?
A: Dzikir istighfar dan doa “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” adalah bacaan yang paling dianjurkan Rasulullah SAW.
Q: Apakah wanita haid boleh berdzikir dan berdoa di malam Lailatul Qadar?
A: Ya, wanita haid tetap diperbolehkan berdzikir, berdoa, dan bersedekah meskipun tidak bisa melaksanakan shalat.
Q: Bagaimana cara mengetahui malam Lailatul Qadar?
A: Tanda-tandanya adalah malam yang hening, tenang, tidak panas dan tidak dingin. Namun karena tidak ada kepastian, disarankan untuk menghidupkan semua malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.