Monyet 'berwajah' manusia kerja di restoran Jepang
Merdeka.com - Apakah Anda menjalankan sebuah restoran namun tidak mampu untuk menyewa pelayan? Anda bisa meniru restoran Kayabuki di Jepang yang mempekerjakan monyet sebagai pelayan. Restoran tersebut rupanya membuat monyet terlihat lebih manusiawi. Si monyet ini diberi topeng di wajah mereka.
Kayabuki terletak di bagian Miyukihoncho dari Utsunomiya, Utara Tokyo. Di sana terdapat dua monyet bernama Yat Chan dan Fuku Chan. Yat Chan berusia 16 tahun dan lebih tua dia memiliki gerakan cepat saat melayani pelanggan. Sementara Fuku memberi pengunjung handuk panas dan membantu mereka membersihkan tangan sebelum memesan minum, seperti kebiasaan di Jepang. Para pelanggan tak segan-segan memberi kacang kedelai sebagai tip. Bahkan salah satu pelanggan, Takayoshi Soeno mengatakan, "Monyet sebenarnya pelayan yang lebih baik daripada beberapa orang manusia benar-benar buruk."
-
Siapa koki restoran Per Se? Berdiri sejak 2004, Per Se adalah restoran Michelin bintang tiga kedua milik Thomas Keller.
-
Siapa yang bisa makan di restoran ini? Dia mengatakan, restoran ini bukan tempat untuk pertemuan bisnis. Melainkan untuk kekasih dan pasangan berkumpul di sini untuk merayakan hari jadi, ulang tahun, dan lamaran pernikahan.
-
Bagaimana pemilik restoran bereaksi? Mengetahui videonya ramai disorot, pemilik restoran yang bernama Railway Tuan Cafe tersebut kembali bereaksi.
-
Dimana restoran itu berada? Kisah tersebut diungkap oleh putra dari pemilik Restoran Saung Injuk yang berlokasi di Jalan Raya Keadilan, Rangkapan Jaya, Depok.
-
Mengapa pembeli harus berteriak di warung kerek Mantarena? Keharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai.
-
Apa yang diibaratkan seperti memilih restoran? 'Pemilu: saatnya memilih pemimpin, bukan saatnya bertanding memilih restoran!'
Yat-chan dan Fuku-chan mulanya adalah hewan peliharaan sang pemilik restoran, Kaoru Otsuka. Tapi Yat Chan mulai meniru Kaoru dalam tugas restoran. Sejak saat itulah ia menyadari mereka benar-benar mampu bekerja di sana. "Yat Chan pertama kali belajar dengan hanya menonton saya bekerja di restoran," katanya. "Semuanya berawal ketika suatu hari aku memberinya handuk panas. Dari sana muncul dari rasa ingin tahu, lalu ia membawa handuk kepada pelanggan." Beberapa pelanggan bahkan merasa bahwa monyet kecil sama seperti anak-anak dan bahkan lebih baik.
"Sebenarnya mereka lebih baik. Anak saya tidak mendengarkan saya, tetapi Yat-chan mau mendengarkan," ucap Shiochi Yano, pelanggan setia Kayabuki. Pria 62 tahun itu menambahkan Yat-chan mampu memahami perintah dan mengingat pelanggannya. Ketika pelanggan meminta tambahan bir, ia mampu membawakan beberapa bir. Sungguh menakjubkan! Dia tampaknya memahami kata-kata manusia.
Peraturan di Jepang hanya mengizinkan kera untuk bekerja di restoran selama dua jam sehari. Tapi Otsuka berencana untuk membawa generasi lain monyet pekerja, kini mereka sudah memiliki tiga monyet yang sudah terlatih. Kabayuki menjadi salah satu tempat di Jepang untuk mencari pengalaman bersantap yang unik.
Yuk, lihat videonya
Berita terkait :
Restoran masa depan: Dari koki sampai pelayan, semuanya robot!
Cantiknya Barbie Cafe di Taiwan ini!
Breastaurant: restoran dengan pelayan seksi berbaju mini (mdk/vic)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gara-gara pakai baju mirip, wanita ini malah diminta bantu kerja.
Baca SelengkapnyaBikin heran warganet, monyet di Pura Uluwatu ini makan jok motor hingga habis setengah.
Baca SelengkapnyaReaksinya terhadap sang pembeli kala itu lantas menimbulkan tawa dari warganet.
Baca SelengkapnyaCurhatan wanita di Bali bantu beri makan ratusan monyet yang kelaparan akibat hutan dibabat.
Baca SelengkapnyaRestoran tersebut membuat gebrakan dengan mempekerjakan orang-orang disabilitas dan berhasil membuat takjub warganet.
Baca SelengkapnyaPanglima perang Suku Dani,Moro Kogoya terkejut datang ke kebun binatang dan takjub melihat monyet yang bergelantungan.
Baca SelengkapnyaDi Jakarta hadir sebuah kafe unik. Hampir seluruh karyawan yang bertugas sebagai pelayan adalah para lansia. Tak ayal jika tempat ini menuai ragam pujian.
Baca Selengkapnya