Skydiving di Indonesia: alam dan perkotaan jadi satu

Merdeka.com - Pernah membayangkan rasanya lompat dari pesawat dengan ketinggian beberapa kilometer dari permukaan tanah? Yang jelas hal ini rasanya tak akan pernah santai, karena tentu yang ada di benak kita adalah ingin segera sampai di tanah.

Namun jika kamu melakukan skydiving, atau parachuting, atau lebih dikenal dengan terjun payung, pasrah dan berharap segera sampai di tanah adalah pantang hukumnya! Pasalnya, untuk apa kita melayang-layang di udara bagaikan burung tanpa sayap kalau yang kita harapkan hanyalah sampai lagi di tanah seperti biasanya?

Pantangan terbesar dalam skydiving, adalah memejamkan mata. Karena itu adalah inti dari olahraga ekstrem, melawan ketakutan kita. Skydiving sendiri punya keistimewaan yang memberi kita penawaran untuk melihat Bumi dari atas. Jadi, jika kita melangkah keluar pesawat dalam keadaan tidak menikmati dan tidak #beranirusak, maka hilanglah kesan 'magical' yang ditawarkan oleh olahraga ekstrem ini.

Di Indonesia sendiri, skydiving adalah perpaduan antara alam dan perkotaan. Mengapa? Karena seketika kita menjatuhkan diri dari pesawat, kita akan melihat keindahan alam yang hanya bisa terlihat dari atas. Laut, gunung dan hamparan awan yang luas jadi beberapa poin keindahan yang ditawarkan jika kita terjun payung di tanah air.

Lalu mengapa kita bisa menikmati suasana 'urban' atau perkotaan? Karena di Indonesia, beberapa dropzone skydiving seperti di Pondok Cabe Jakarta, Bandung, serta Yogyakarta, semua dilakukan di bandar udara militer. Jadi meski kita bisa menikmati keindahan alam seketika ketika kita lompat dari pesawat, makin kita mendekati Bumi, kita akan menikmati betapa masif dan padatnya pemukiman di Indonesia dari atas langit.

Tentu hal ini akan memberi perspektif berbeda dengan olahraga ekstrem lain, misalnya paragliding, yang biasanya menjadikan alam sebagai zona mendarat.

Skydiving di Indonesia ©2016 Merdeka.com

Mungkin alasan untuk mendaratkan para 'skydiver' di bandar udara militer atau lapangan militer yang lebar, adalah kontur alam Indonesia sangatlah beragam. Hal ini mungkin bisa menambah resiko bila tetap dijalankan. Jika kita bandingkan di luar negeri, biasanya di skydive juga dilakukan di pinggir laut, dengan zona mendarat di pantai. Hal ini mungkin sulit dilakukan karena di selatan pulau Jawa, sangat terkenal dengan ombaknya yang mengerikan.

Satu-satunya zona mendarat di Indonesia yang menyuguhkan juga keindahan alam adalah Manado. Zona mendarat jika kita skydive di ibukota Sulawesi Utara tersebut adalah di area Mega Mas, lokasi reklamasi pinggir pantai Manado, yang terletak dekat dengan taman laut Bunaken. Di sana kita mendapatkan suguhan laut tenang, bukit yang menjulang, area perkotaan yang ramai, serta pusat perbelanjaan dan area 'gaul' yang menambah keunikan jika memilih 'terjun' di ujung Sulawesi tersebut.

Namun jika skydive atau terjun bebas dilakukan oleh pihak TNI, biasanya tempat-tempat ekstrem sekaligus indah jadi pilihan mereka. Beberapa kali terjun bebas dilakukan di Pulau Setoko, Batam. Sayangnya, warga sipil sepertinya harus tetap menikmati indahnya perkotaan jika ingin terjun bebas, karena kelihaian para prajurit TNI dalam terjun bebas tentu berbeda dengan kita yang sehari-hari tak terlatih secara fisik dan mental.

Skydiving di Indonesia © Antara News

Yang paling menarik adalah terjun yang dilakukan oleh Tim Skydive dari luar negeri yang mereka menantang aktifnya gunung berapi Bromo dengan terjun bebas di atasnya.

Skydiving di Indonesia © redbull