Profil
Hajriyanto Y. Thohari
Hajriyanto Y. Thohari adalah Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia 2009-2014. Pria kelahiran Karanganyar 26 Juni 1960 ini dikenal sebagai sosok yang religius. Dia bahkan sering didapuk sebagai juru doa ketika ada acara di forum Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Sebagai wakil ketua MPR, dia berjanji akan memperbaiki citra DPR sebagai lembaga yang mewakili rakyat, kuat dan dihormati. Oleh karena itu, caleg dari partai Golkar ini bertekad untuk membuat UU yang berpihak pada rakyat dan membuat anggaran APBN pro rakyat, mengingat 70 persen dana APBN berasal dari pajak atau uang rakyat. Dia ingin APBN benar-benar dipakai untuk rakyat dan bukan untuk membangun gedung atau bangunan-bangunan yang sifatnya hanya untuk memberi kesan ‘hebat’ tapi ternyata tidak begitu besar manfaatnya.
Latar belakangnya sebagai kader Muhammadiah, salah satu organisasi reliji berlatar belakang agama Islam, adalah alasan mengapa Hajriyanto Y. Thohari yang juga adalah kader partai Golkar sangat relijius. Uniknya, dia pernah menyatakan dia hanya dua kali memimpin doa di acara resmi MPR. Dua acara tersebut adalah saat pelantikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan satu lagi adalah pada acara pelantikan fraksi Golkar.
Salah satu pernyataannya adalah tentang dukungannya kepada demonstrasi-demonstrasi dan kecaman yang terjadi menanggapi rencana studi banding wakil rakyat yang dikatakan sebagai pemborosan uang negara. Sosok juru doa di MPR ini memang terkenal sering memberikan pernyataan yang mendukung kebebasan pers yang bertanggung jawab. Kiprah Hajriyanto di dunia politik dapat dilihat di media massa di mana dia kerap menyumbang tulisan dan juga pernyataan-pernyataan menyikapi suatu masalah.
Ia juga memanfaatkan boomingnya jejaring sosial seperti twitter dengan nama akun @hadjriyanto untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Dia juga memiliki sebuah situs pribadi yaitu www.hajriyanto.com. Penggunaan media komunikasi modern ini dikatakan adalah sebuah cara untuk mempermudah interaksi antara publik dengan dirinya yang mungkin sebelumnya sulit terjadi.
Riset dan Analisa: Karnia Putri Pangestu