Profil
Hanung Bramantyo
Setiawan Hanung Bramantyo lahir di Yogyakarta, 1 Oktober 1975, dikenal sebagai seorang sutradara muda dengan sejumlah karya berprestasi. Dalam kehidupan pribadinya, dia pernah menikah dengan Yanesthi Hardini namun kandas. Kemudian menikah lagi dengan aktris Zaskia Adya Mecca.
Di awal 2010, Hanung diberitakan diperiksa oleh Kepolisian Kalimantan Selatan. Sutradara ini diduga telah menerima uang sebesar Rp1,4 miliar terkait pembuatan film ASMAUL HUSNA. Namun sayangnya, uang ini disinyalir sebagai hasil kejahatan. Kabarnya kasus ini juga menyeret nama penyanyi Opick. Hanung sendiri merasa dirinya hanyalah korban.
Dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2005, Hanung terpilih sebagai sutradara terbaik lewat filmnya, BROWNIES untuk Piala Citra - film layar lebar. Dirinya juga dinominasikan sebagai sutradara terbaik untuk film cerita lepas, lewat SAYEKTI DAN HANAFI, namun dirinya kemudian dikalahkan oleh sutradara Guntur Soehardjanto.
Film-film yang disutradarai Hanung di antaranya, LENTERA MERAH (2006), JOMBLO (2006), SAYEKTI DAN HANAFI (TV) (2005), CATATAN AKHIR SEKOLAH (2005), BROWNIES (2004), WHEN ... (2003), GELAS-GELAS BERDENTING (2001) dan TOPENG KEKASIH (2000). Selain juga mengarahkan film TINGKLING GLASS, yang kemudian berhasil meraih Juara III Bronze 11th Cairo International Film Festival (CIFF) Category TV Program di Mesir.
Karya spektakuler Hanung ditunjukkan lewat film AYAT-AYAT CINTA (2008), sebuah film religi yang diangkat dari novel sukses karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama. Dalam film itu, duda dengan seorang anak ini, mengajak Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia A Mecca, dan Putri Indonesia 2002, Melanie Putri membintangi film yang juga sukses diputar di Malaysia dan Singapura itu.
Hanung sendiri pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia namun tidak diselesaikannya. Berikutnya pindah mempelajari dunia film di Jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta. Selagi menunggu proses sidangnya, Hanung kembali membuktikan kiprahnya sebagai sutradara muda berbakat. Bersama Starvision ia ingin mengulang suksesnya terdahulu lewat film PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN yang diangkat dari novel karya Abidah Al Khalieqy.
Pada tahun 2011, filmnya, ? menjadi kontroversi di tanah air. Beberapa pihak mengecam keras agar film ini tidak tayang. Setelah sempat tampil di layar lebar, film ? sempat akan ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta, SCTV. Namun, karena dianggap berisi tentang pemurtadan, film ini gagal tayang setelah Front Pembela Islam (FPI) mendatangi kantor SCTV.
Pada 2013, film buatannya, Cinta Tapi Beda, kembali menuai kontroversi. Hanung dituding melanggar pasal 156 KUHP Jo pasal 4 dan pasal 16 UU No 40/2008 tentang menanamkan rasa kebencian dan penghinaan di muka umum terhadap suku tertentu dalam hal ini Minangkabau. Lantas, dia memilih menarik film yang beredar sejak 27 Desember 2012 itu dari peredaran untuk menghindari konflik yang berkelanjutan.