Cerita Mantan Kapolri Sempat Tertarik Belajar Ilmu Kebal
Merdeka.com - Pasca 17 Agustus 1945, berita mengenai proklamasi menyebar ke seluruh Indonesia. Di Padang, Sumatera Barat, para siswa Tju Gakko menurunkan bendera Jepang di sekolah. Lalu digantikan bendera merah putih.
Awaloedin Djamin adalah siswa Tju Gakko yang cukup berperan pada permulaan revolusi di Sumatera Barat. Para siswa Tju Gakko memiliki markas sendiri di Pasar Gadang. Meski proklamasi kemerdekaan telah dikumandangkan, kedatangan sekutu dan Belanda akan menjadi ancaman.
Dalam menghadapi ancaman dari sekutu dan Belanda, beberapa mantan siswa Tju Gakko mendapat tugas menyamar sebagai kuli di pelabuhan. Misi mereka, mengamati jika ada tentara Belanda yang ikut.
-
Bagaimana guru bisa membuat murid percaya diri? Guru sejati adalah guru yang bisa membuat murid percaya akan kemampuannya sendiri, dan bangga melihat perkembangan muridnya sekecil apa pun.
-
Gimana anak yang percaya diri belajar? Dengan semangat yang tinggi, mereka berusaha untuk mencapai tujuan akademis dan aktif mencari pengetahuan baru. Selain itu, anak-anak ini memiliki inisiatif yang kuat untuk mengeksplorasi hal-hal yang mereka minati.
-
Siapa yang mendorong pengikutnya belajar jemparingan? Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792), raja pertama Yogyakarta, mendorong pengikutnya belajar memanah sebagai sarana membentuk watak ksatria.
-
Siapa yang dianjurkan untuk belajar? Dalam Islam, belajar dianggap sebagai suatu kewajiban bagi setiap muslim.
-
Bagaimana cara mendapat kepercayaan? Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.“
-
Siapa yang ikut dalam pelatihan ini? Sumber daring mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta adalah wanita berusia 35 hingga 55 tahun. Seorang wanita berusia 54 tahun, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, menceritakan bahwa ia telah mengembangkan perasaan terhadap teman sekelas putranya dan menyatakan kekhawatiran mengenai menurunnya daya tariknya.
"Saya menganggap diri saya sudah seperti spion (intel) yang bertugas untuk negara," kenang Awaloedin Djamin yang kemudian menjadi Kepala Polisi Republik Indonesia. Seperti diceritakannya dalam Awaloedin Djamin: Pengalaman Seorang Perwira Polri.
Selain bertugas menjadi mata-mata, mereka juga diberi tugas untuk menjaga rumah-rumah tokoh republik. Mereka dilengkapi senjata tajam. Ketika telah selesai bertugas para siswa akan berkumpul di markas, yakni gedung Vrij Metselarij yang terletak di jalan utama Kota Padang.
"Kami membawa belati dan senjata tajam lainnya," ungkap Awaloedin Djamin.
Ilmu Kebal
Untuk menambah kepercayaan diri, para pemuda termasuk Awaloedin Djamin ingin mempelajari ilmu kebal. Keyakinan para pemuda mengenai ilmu kebal sempat menguat setelah sang guru melakukan pembuktian di depan mata mereka.
"Kami berguru pada seseorang yang katanya dapat membuat kami kebal peluru dan senjata tajam," kenang Awaloedin Djamin.
Ketika ingin mempelajari ilmu kebal, para pemuda diberikan banyak syarat. Harus membawa ayam putih, benang tujuh warna, bunga, dan sejumlah uang. Dari beberapa syarat tersebut, Awaloedin Djamin tidak mampu untuk memenuhinya. Sehingga Awaloedin gagal mendapatkan ilmu kebal dari sang guru.
Ternyata ada temannya yang sudah memenuhi syarat itu, justru ragu. Para pemuda itu tidak yakin keampuhan ilmu kebal.
"Teman-teman yang memenuhi persyaratan sang guru menurut saya sama saja dengan saya, yaitu kurang begitu yakin akan keampuhan atau kekebalan diri mereka," kenang Awaloedin Djamin.
Profil Jenderal Polisi Awaloedin Djamin
Jenderal Polisi Awaloedin Djamin lahir di Padang, Sumatera Barat pada 26 September 1927. Awaloedin awalnya memulai studi sebagai mahasiswa ekonomi pada tahun 1949-1950.
Awaloedin kemudian memilih untuk mengabdi kepada negara melalui Korps Bhayangkara dengan mengikuti pendidikan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada tahun 1955.
Dia kemudian mengikuti program Graduate School of Public and International Affair di Universitas Pittsburg, AS dan meraih gelar doktor dari School of Public Administration, Universitas California Selatan Pada tahun 1963.
Kemudian, dia menjabat sebagai lektor luar biasa di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1964. Setelah itu, karier Awaloedin beralih ke pembantu presiden menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja Kabinet Ampera (1966) dan Deputi Pangkat Urusan Khusus (1968) ketika Kapolri Hoegeng Iman Santoso masih bertugas.
Dua tahun kemudian Awaloedin menjadi ditunjuk sebagai Direktur Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sebelum memimpin Polri, ia lebih dulu menduduki posisi Duta Besar untuk Jerman Barat periode tahun 1976-1978.
Pada tahun 1978, Awaloeddin Jamin dilantik sebagai Kepala Kepolisian RI, di tengah kondisi keamanan di Tanah Air yang tidak menentu.
Setelah mempelajari situasi dengan seksama, jenderal lulusan Ilmu Administrasi ini mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka meningkatkan sistem keamanan di masyarakat, beliau jaga berperan besar dalam pembentukan Satuan Pengamanan (Satpam).
Masukan serta pemikiran pria yang dikenal sebagai 'Bapak Satpam' ini selalu dituangkan dalam berbagai kesempatan termasuk dalam seminar, dialog, simposium, makalah dan buku yang diterbitkannya.
Dalam semasa hidupnya, Awaloedin menerima sejumlah penghargaan sebagai tanda jasanya, seperti Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara, dan Bintang Mahaputra Adipradana.
Kemudian, penghargaan lain yang juga diterima Awaloedin, yakni Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II), Satya Lencana Karya Bhakti, Satya Lencana Yana Utama, Satya Lencana Panca Warsa, Satya Lancana Peringkat Perjuangan Kemerdekaan RI, dan Satya Lencana Penegak Veteran Pejuang Kemerdekaan RI.
Tak hanya penghargaan dalam negeri, Awaloedin juga pernah menerima Das Gross Rreuz dari jerman Barat dan The Philipine Legion of Honor dari Pemerintah Filipina.
Korps Bhayangkara pun berduka dengan berpulangnya Jenderal Polisi Awaloedin Djamin yang tutup usia pada usia 91 tahun pada Kamis 31 Januari 2019, pukul 14.45 WIB setelah dirawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demi mendidik para prajurit bermental baja, seorang pelatih TNI berikut ini tak segan turun tangan.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang diunggah oleh akun Tiktok @pujiprayitno_21 memperlihatkan seorang jenderal polisi bintang 1 melatih bela diri anggota berpangkat bintara
Baca SelengkapnyaAksinya saat menangkis tinju nampak begitu menarik nan tangguh.
Baca SelengkapnyaKursus terjun bebas militer di Batujajar tahun 1997.
Baca SelengkapnyaMomen jenderal bintang dua cukur gundul seorang anggota Polri.
Baca SelengkapnyaAksi taruni Akademi Kepolisian (Akpol) tunjukkan aksinya saat menembak.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita inspiratif tiga putra suku anak dalam Jambi hingga berhasil jadi polisi.
Baca SelengkapnyaAiptu Agus menjalani beberapa rangkaian latihan bersama pasukan Brimob hingga merasakan 'kejam'-nya pelatih dalam memberikan arahan dan materi.
Baca SelengkapnyaAtraksi yang diperlihatkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat bermain Judo mendapat banyak sorotan.
Baca Selengkapnya