Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Pembakaran Kantor CC PKI

Kisah Pembakaran Kantor CC PKI Pembakaran Kantor CC PKI di Jakarta. ©2021/Arsip Nasional Belanda

Merdeka.com - Kesaksian sejumlah orang kala gedung CC PKI untuk kali pertama diserbu massa sejak meletusnya Insiden 30 September 1965.

Penulis: Hendi Jo

SEMINGGU setelah Insiden 30 September 1965. Hari begitu panas. Achmadi baru saja melangkah keluar dari tempat kerjanya. Maksud hati ingin makan siang di warung makan dekat Pasar Senin, namun langkahnya tiba-tiba tertahan. Dari arah Salemba, dilihatnya orang-orang berlarian. Sebagian berwajah panik, sebagian bermuka gembira. Sementara itu di langit Jakarta, asap hitam membumbung.

"Tanpa banyak pikir, saya langsung lari ke arah pusat api. Saya khawatir rumah saya di Gang Lontar kebakaran," ujar lelaki kelahiran Jakarta pada 1932 itu.

Gang Lontar adalah sebuah jalan sempit di kawasan Kramat Raya. Letaknya persis di samping Kantor CC PKI di Jalan Kramat Raya No.81. Di sana banyak tinggal penduduk yang saat itu sebagian besar adalah orang-orang Betawi

Singkat cerita Achmad hampir tiba di Gang Lontar. Alangkah terkejutnya dia, ketika menyaksikan Gedung CC PKI yang tengah direnovasi sudah dilalap api sebagian. Beberapa orang yang dikenalnya nampak dalam kerumunan massa. Mereka ikut melempari gedung dan menyiramkan bensin botolan ke api yang tengah berkobar.

"Saya lihat tukang bensin ketengan yang ada dekat situ, ludes dagangannya," kenang lelaki yang saat itu berprofesi sebagai office boy.

Tak jelas benar bagaimana awalnya penyerbuan dan pembakaran itu bisa terjadi. Dalam arsip yang saya temukan di Perpustakaan Nasional Jakarta, hanya Berita Yudha edisi 9 Oktober 1965 yang melaporkan kejadian tersebut sedikit panjang. Menurut koran milik Angkatan Darat itu, awal kejadian dipicu oleh adanya percekcokan antara beberapa pemuda dan pelajar (yang tengah menunggu kendaraan untuk pulang) dengan seorang aktivis PKI di depan gedung tersebut.

Di tengah situasi panas itu, terdengar teriakan 'hidup Pancasila' dan 'hidup Bung Karno' yang dilontarkan oleh para pelajar. Teriakan itu disambut dengan kata-kata ejekan oleh sang aktivis PKI hingga menimbulkan kemarahan massa yang sudah banyak berkumpul di halaman Gedung CC PKI.

Tanpa dikomando, massa kemudian menyerbu kantor tersebut. Penyerangan itu mendapat perlawanan dari orang-orang PKI yang ada di dalam kantor. Mereka melontarkan batu dan benda-benda keras lainnya ke arah massa. Terjadilah perang batu yang sangat seru.

Menurut Berita Yudha, sikap reaktif dari para aktivis PKI itu menyebabkan massa mengamuk dan membakar benda apa saja yang ada di halaman gedung, termasuk mobil dan motor yang sedang diparkir. Suasana semakin liar, ketika dari dalam gedung terdengar suara tembakan senjata api. Massa mundur. Namun beberapa menit kemudian kembali lagi dengan membawa senjata seadanya dan botol-botol berisi bensin.

"Untunglah, pasukan keamanan dari Angkatan Bersenjata segera datang di tempat kejadian itu, dan berhasil mencegah pengrusakan lebih lanjut," tulis Berita Yudha.

Seperti tidak puas, massa kemudian bergerak ke gedung Commite Daerah Besar PKI Jakarta Raya yang terletak di Gang Lontar, persis di belakang gedung CC PKI. Lagi-lagi aset milik PKI tersebut menjadi bulan-bulanan massa: dilempari batu, dan barang-barangnya (termasuk alat tulis dan dokumen-dokumen). Menurut salah seorang saksi bernama Dadi (73), tak ada korban dalam peristiwa itu karena para aktivis PKI berhasil meloloskan diri melalui pintu belakang.

Karena kesigapan petugas pemadam kebakaran dan aparat tentara, gedung kantor CC PKI dan CDB PKI Jakarta Raya tak sempat musnah dilalap api. Kerangka gedung masih berdiri kokoh dan sebagian besar temboknya sama sekali tak roboh.

Dua hari setelah penyerbuan itu, sekelompok penduduk diam-diam memasuki area bekas Gedung CC PKI. Mereka berharap menemukan barang berharga. Namun tak ada barang yang bisa diuangkan kecuali besi-besi behel yang bertebaran di tempat tersebut. Akhirnya tak ada harta berharga, besi behel pun jadi diangkut dan dijual.

"Hasil penjualannya dibagikan secara merata ke semua penghuni Gang Lontar, ya enggak banyak sih, hanya cukup buat beli rokok," kenang Dadi sambil tertawa. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perolehan Suara Naik, PSI Kantongi 4 Kursi DPRD di Medan
Perolehan Suara Naik, PSI Kantongi 4 Kursi DPRD di Medan

Peran dari Ketum Kaesang Pangarep juga berhasil membuat generasi milenial merapat ke PSI.

Baca Selengkapnya
Disingkirkan Lewat Tes Wawasan Kebangsaan, Empat Mantan Pegawai Daftar Capim KPK
Disingkirkan Lewat Tes Wawasan Kebangsaan, Empat Mantan Pegawai Daftar Capim KPK

Empat mantan pegawai KPK itu mendaftar capim KPK berkaca dari banyak masalah di internal lembaga antirasuah dari segi pimpinan hingga pegawai.

Baca Selengkapnya
Massa Demonstran Kawal Sidang MK Salat Zuhur Berjemaah di Kawasan Patung Kuda
Massa Demonstran Kawal Sidang MK Salat Zuhur Berjemaah di Kawasan Patung Kuda

Salah seorang orator menghentikan sementara orasi di kawasan Patung Kuda dan dilanjutkan dengan salat Zuhur.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
40 Peserta Lulus Tes Tertulis Calon Pimpinan KPK, Ini Daftarnya
40 Peserta Lulus Tes Tertulis Calon Pimpinan KPK, Ini Daftarnya

Dari 230 orang yang mengikuti tes tertulis, sebanyak 40 orang dinyatakan lulus tes tertulis calon pimpinan KPK

Baca Selengkapnya
Massa Demo Kawal Putusan MK di KPU Bubarkan Diri
Massa Demo Kawal Putusan MK di KPU Bubarkan Diri

Massa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat itu juga sempat berpamitan dengan sejumlah aparat kepolisian yang melakukan penjagaan di KPU RI.

Baca Selengkapnya
7 Capim dan 4 Calon Dewas KPK Langsung Gugur di Tahap Seleksi Tes Tertulis
7 Capim dan 4 Calon Dewas KPK Langsung Gugur di Tahap Seleksi Tes Tertulis

Menurutnya, para peserta yang gagal tidak menyampaikan alasan dari ketidakhadiran mereka saat tes tertulis.

Baca Selengkapnya
KPK Punya Alasan Kuat Panggil Kaesang Sebagai Keluarga Penyelenggara Negara
KPK Punya Alasan Kuat Panggil Kaesang Sebagai Keluarga Penyelenggara Negara

Meski Kaesang bukan penyelenggara negara, namun KPK memiliki alasan kuat memanggil Kaesang.

Baca Selengkapnya
H-4 Jelang Penutupan, Ada 106 Orang Daftar Capim KPK
H-4 Jelang Penutupan, Ada 106 Orang Daftar Capim KPK

Pendaftaran Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029 akan ditutup pada Senin, 15 Juli 2024.

Baca Selengkapnya
Cegah Kecurangan Pemilu, Cak Imin: Rakyat Turun Tangan untuk Mengawasi
Cegah Kecurangan Pemilu, Cak Imin: Rakyat Turun Tangan untuk Mengawasi

"KPU harus mengawasi KPUD. Panwas mengawasi. Bawaslu mengawasi, rakyat turun tangan, gunakan kameramu untuk menjaga suara," kata dia.

Baca Selengkapnya