Njoto Tersisih dari PKI Karena Isu Poligami: Kepincut Rita Mahasiswi Sastra di Rusia
Merdeka.com - Lukman, Aidit dan Njoto. Tiga serangkai yang dianggap berjasa membesarkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketiganya berhasil membangkitkan kembali partai yang luluh lantah setelah peristiwa Madiun 1948, menjadi Partai Komunis terbesar ketiga di dunia.
Akan tetapi, perpecahan kerap terjadi di antara ketiganya. Njoto yang merupakan Wakil Sekjen II PKI harus merelakan jabatannya. Lantaran tertangkap basah berpoligami dengan seorang Wanita di Rusia.
Pada pertengahan tahun 1963, Njoto baru saja kembali dari Moskow, Rusia. sang istri yakni Soetarni, mencium kejanggalan. Bermula ketika Njoto menceritakan seorang penerjemah perempuan bernama Rita.
-
Siapa yang mendampingi Kartika Putri? Kartika Putri berangkat ke tanah Suci bersama sang suami tercinta, Habib Usman Bin Yahya.
-
Siapa RA Kartini? Sosok RA Kartini digambarkan sebagai perempuan yang pemberani dan optimis dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, yang berisi kumpulan surat yang ditulisnya kepada sahabatnya di Belanda, Stella Zeehandelaar, pada awal abad ke-20.
-
Apa profesi Rizki Natakusumah? Rizki Natakusumah adalah seorang politisi yang menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) untuk periode 2019-2024, mewakili daerah pemilihan Banten I yang meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
-
Siapa yang diajak Jokowi saat kunjungan kerja? Menariknya saat kunjungan kerja di Bone, Jokowi ditemani pengusaha sekaligus Wakil Ketua DPR dari Partai NasDem Rachmat Gobel.
-
Siapa yang sering menemani Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerja? Ia sering menemani kedua orang tuanya dalam kunjungan kerja, seringkali terlihat mengenakan kemeja putih lengan pendek yang dipadukan dengan celana denim.
-
Siapa Siti Rukiah Kertapati? Mungkin tak banyak yang mengenal sosok Siti Rukiah Kertapati, seorang penulis Indonesia. Di balik ketidak populerannya ini, rupanya ia memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam perkembangan dunia sastra di tanah Pasundan.
"Saya tidak tahu politik, tapi naluri saya mengatakan sesuatu sedang tumbuh di hati Bapak," ujar Soetarni, perempuan berusia 35 tahun dalam buku Njoto Peniup Saksofon di Tengah Prahara.
Kepincut Mahasiswi Sastra
Njoto memang tidak banyak menceritakan mengenai Rita. "Rita cantik, ramah, dan pintar," ungkap Njoto kepada Soetarni.
Rita merupakan mahasiswi Sastra Indonesia di sebuah universitas di Moskow. Setiap Njoto berkunjung ke Rusia, Rita yang menemaninya. Sebagai Ketua II Commitee Central PKI, Njoto memang sering bolak-balik ke Komintern di Uni Soviet.
Soetarni sejak awal sudah mempertanyakan alasan penerjemah Njoto seorang perempuan. Puncaknya pada tahun 1964 ketika Soetarni mendapat kabar bahwa Njoto hendak menikahi Rita. Soetarni tidak pernah bertanya langsung kepada suaminya. Dalam benaknya timbul berbagai pertanyaan "Apakah Rita hamil? Ataukah suaminya tersebut dijebak?"
Apapun alasannya, jika pernikahan terjadi, Soetarni sudah bertekad mengusir Njoto dari rumah. Terlebih lagi, kala itu dia sedang hamil anak yang keenam. Apakah Njoto tega meninggalkan anaknya yang masih kecil.
Kisah Cinta Dimulai dari Surat
Menurut Joesoef Iskak, seorang wartawan yang dekat dengan Njoto, kisah cinta Njoto-Rita terjalin sejak tahun 1963. Diawali dengan surat-menyurat. Dalam buku Aidit Dua Wajah Dipa Nusantara diungkapkan bahwa pada masa-masa tersebut, Soetarni tidak pernah sekalipun mencurigai Rita.
Njoto dan Rita pun saling bertukar kado. Sampai pada akhirnya datanglah sebuah surat dari Rita kepada Njoto. Isinya lugas, Rita jatuh cinta kepada Njoto dan ingin menikahi Njoto.
Njoto akhirnya disidang dalam siding Politbiro tahun 1964. Dalam sidang tersebut Njoto diberhentikan dari Biro Agitasi dan kursi pimpinan Redaksi Harian Rakjat.
Njoto dinyatakan bersalah karena menjalin asmara dengan Rita dan berniat menceraikan istrinya. Hal ini akan menjadi teladan yang buruk bagi anggota partai menurut Aidit.
Julukan Marhaen Sejati dari Bung Karno
Belakangan diketahui alasan pemecatan Njoto. Bukan hanya masalah perselingkuhan. Faktor lain karena kedekatannya dengan Bung Karno. Malah, Njoto dianggap lebih menghargai ideologi Bung Karno dibanding Marxisme-Leninimisme.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Njoto adalah seorang Marhaen sejati. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Njoto adalah orang pertama yang mengungkapkan istilah “Soekarnoisme” dalam sebuah pidato di Palembang pada April 1964. Ungkapan tersebut ditujukan bagi orang-orang yang mendukung ideologi Marhaen. Bung Karno pun menyematkan julukan 'Marhaen sejati' kepada Njoto.
Njoto dikenal sebagai salah satu tokoh PKI yang cukup liberal dan tidak berpaku kepada hal-hal yang pragmatis dan dogmatis. Baik Njoto, maupun Bung Karno keduanya sama-sama menyukai musik jazz dan berpesta, serta banyak kesamaan lainnya.
Kedekatannya tersebut dengan Bung Karno dan tindakannya yang mendorong terciptanya kelompok baru yakni 'Soekarnoisme' menjadi alasan Aidit merasa Njoto tidak cocok lagi menjadi petinggi PKI.
Meskipun demikian, hubungan antara Njoto dan Aidit tetap erat. Njoto tetap aktif mengikuti rapat-rapat partai menjelang September 1965. Terlebih lagi, Njoto-lah yang membawakan surat Aidit dan membacakannya di Sidang Kabinet pasca peristiwa pembunuhan enam jenderal.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati disambut oleh anggota rombongan yang sudah terlebih dahulu datang di St Petersburg.
Baca SelengkapnyaMegawati tiba di St. Petersburg sejak Sabtu (14/9), dan pada hari ini hingga beberapa hari ke depan bakal menghadiri beberapa kegiatan.
Baca SelengkapnyaHasto membawa pesan dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk Pratikno.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri melawat ke Rusia dan Uzbekistan selama 14-21 September 2024.
Baca SelengkapnyaCucu pendiri Pondok Pesantren ini perjalanan hidupnya curi perhatian. Kini ia bakal jadi calon ibu negara.
Baca SelengkapnyaKisah cinta Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu dengan putri mantan Panglima ABRI.
Baca SelengkapnyaPolri menegaskan dilepaskannya EW ketika di Italia bukan berarti terbebas dari jeratan hukum.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo buka suara soal keinginan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ingin bertemu dirinya
Baca SelengkapnyaWali Kota Semarang ini tengah jadi sorotan karena tersandung kasus korupsi yang ditangani KPK.
Baca Selengkapnya