29 Maret Memperingati Hari Filateli Nasional, Kenali Asal Usulnya
Hari Filateli Nasional, sebuah peringatan yang menghargai seni dan sejarah dari prangko dan filateli.
Hari Filateli Nasional membuat kita mengingat kembali masa-masa kejayaan surat menyurat dan perangko yang berwarna-warni.
29 Maret Memperingati Hari Filateli Nasional, Kenali Asal Usulnya
Setiap tanggal 29 Maret, kita merayakan Hari Filateli Nasional, sebuah peringatan yang menghargai seni dan sejarah dari prangko dan filateli. Mungkin di zaman sekarang istilah filateli sudah sangat jarang terdengar.Namun dengan hari peringatan ini, kita mengingat kembali dan membagikan pada publik tentang salah satu hobi yang sangat menarik dan berkaitan dengan budaya kita.
Apa Itu Filateli?
Filateli adalah studi atau penelitian tentang prangko dan sejarah pos. Filateli juga mengacu pada kegiatan koleksi, apresiasi dan penelitian pada prangko serta produk filateli lainnya. Namun, filateli bukan hanya sekadar pengumpulan prangko atau studi tentang prangko; seseorang bisa menjadi filatelis tanpa mengoleksi prangko. Misalnya, jika prangko-prangko yang sedang dipelajari mungkin sangat langka atau hanya ada di museum.
-
Apa tujuan Hari Museum Nasional? Tujuan utama dari peringatan Hari Museum Nasional yang jatuh setiap tanggal 12 Oktober adalah untuk: 1. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Hari Museum Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam koleksi museum. Dengan memahami pentingnya warisan budaya, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan melestarikannya.
-
Kenapa Hari Museum Nasional dirayakan? Proses penyelamatan dan mengembangkan museum di Indonesia dimulai dengan Musyawarah Museum Se-Indonesia (MMI) yang pertama kali digelar pada tanggal 12–14 Oktober 1962 di Yogyakarta. Pertemuan ini dihadiri oleh 40 orang yang terdiri dari para pemimpin, tokoh-tokoh museum, pemerhati, dan pecinta museum. Salah satu tokoh penting yang hadir dalam pertemuan ini adalah Drs. Moh. Amir Sutaarga, yang dikenal sebagai 'Bapak Permuseuman Indonesia' karena jasanya dalam pengembangan sistem museum di Indonesia.
-
Apa tujuan utama Hari Buku Nasional? Dengan memberikan ucapan selamat, kita turut serta dalam menyebarkan pesan tentang pentingnya membaca dan menghargai buku sehingga dapat memotivasi orang lain untuk lebih sering membaca dan mengeksplorasi dunia literasi.
-
Kapan Hari Batik Nasional diperingati? Setiap tahun, peringatan Hari Batik Nasional jatuh pada tanggal 2 Oktober.
-
Apa tujuan Hari Perpustakaan Nasional? Tujuan dari peringatan Hari Perpustakaan Nasional di Indonesia adalah untuk meningkatkan minat baca dan kesadaran akan pentingnya literasi di kalangan masyarakat.
-
Kenapa Hari Buku Nasional penting? Hari Buku Nasional adalah momentum untuk mengingatkan semua orang tentang peran buku sebagai sumber pengetahuan dan sarana pengembangan diri.
Kata “filateli” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata philos dan ateleia. Philos artinya teman, sedangkan ateleia artinya bebas bea.
Secara harfiah, filateli bisa diartikan sebagai membebaskan teman atau kawan dari bea pos. Dengan kata lain, filateli adalah aktivitas atau hobi mengumpulkan perangko atau benda pos lainnya.
Asal Usul Hari Filateli Nasional
Hari Filateli Nasional diperingati setiap tanggal 29 Maret dan ditetapkan sejak tahun 2006. Umumnya, orang yang memiliki hobi filateli lebih mengutamakan benda-benda pos edisi lama, meski edisi baru juga tidak dikesampingkan. Semakin berusia tua, barang koleksi akan memiliki harga yang lebih tinggi.
Sejarah Hari Filateli Indonesia dimulai ketika sekelompok kolektor perangko membentuk klub filateli di Batavia dan menamainya dengan “postzegelverzamelaars club Batavia.” Klub ini diakui oleh para penguasa setempat pada tanggal 29 Maret 1922. Organisasi tersebut kemudian berkembang hingga pada 15 Agustus 1940 di Jakarta, aspirasi lokal dari berbagai wilayah di Indonesia mencetuskan untuk membentuk organisasi yang sama bernama “Nederlandsch indische vereeniging van postzegel verzamelaars.”
Dengan adanya organisasi ini, diharapkan dapat menjadi wadah dan menjadi gerakan yang terstruktur secara nasional.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, perkumpulan tersebut berganti nama menjadi “algemene Vereeniging Voor Philatelisten in Indonesia”. Lalu, pada tahun 1953 namanya kembali diubah menjadi Perkumpulan Umum Philateli Indonesia (PUPI).
Organisasi tersebut terus mengalami pergantian nama sebanyak dua kali, termasuk Perkumpulan Philatelis Indonesia (PPI) pada tahun 1965, dan Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) sejak 1985 hingga kini.
Pada tahun 1969, Indonesia bergabung menjadi anggota Federation International de Philatelie (FIP) yang berkedudukan di Swiss.
Bergabungnya Indonesia ini dilakukan agar para filatelis Indonesia dapat mengikuti setiap perkembangan filateli dunia. Indonesia dan beberapa anggota FIP wilayah asia kemudian membentuk federation of inter–asian philately (FIAP), yang berkedudukan di Singapura tahun 1974, dengan anggotanya terdiri dari Perkumpulan Filateli di wilayah Asia Pasifik.
merdeka.com
Tujuan Hari Filateli Nasional
Hari Filateli Nasional diperingati setiap tanggal 29 Maret dengan tujuan untuk memperingati perkembangan prangko dari masa ke masa. Filateli sendiri adalah kegiatan mengumpulkan atau mengkoleksi prangko dan benda-benda pos lainnya.
Tujuan utama dari kegiatan filateli adalah untuk memberikan informasi serta edukasi kepada masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia.
Kegiatan mengumpulkan prangko dapat meningkatkan pengetahuan umum, sebab prangko-prangko yang diterbitkan berbagai negara ini menampilkan gambar-gambar yang variatif berkaitan dengan sejarah, ekonomi, politik, budaya, flora, fauna dan sebagainya.
Hampir seluruh kehidupan manusia tercermin pada prangko yang secara resmi diterbitkan oleh negara-negara yang berdaulat di seluruh dunia. Pada dasarnya prangko, telah mengabadikan dan mendokumentasikan peradaban kehidupan manusia di muka bumi.
Mengumpulkan prangko juga dapat membentuk sifat-sifat mental pribadi yang positif, antara lain sifat giat bersemangat, yang diperlukan dalam mencari atau “berburu” prangko untuk melengkapi koleksi.
Sifat sabar, untuk menunggu prangko tertentu yang masih belum lengkap serinya, baik dengan tukar menukar maupun membeli pada bursa, lelang prangko dan sebagainya.
Sifat tekun, saat menyusun koleksi yang dapat dibanggakan, hingga bisa dipertandingkan dalam kompetisi dunia, yang memerlukan waktu bertahun-tahun.
Prangko di Zaman Modern
Di era digital seperti saat ini, prangko masih memiliki peran penting meski penggunaannya telah berubah.
Di banyak negara, termasuk Indonesia, prangko masih digunakan, tetapi lebih sering ditemukan dalam konteks koleksi daripada sebagai alat untuk membayar ongkos kirim surat.Ini berbeda dengan fungsi asli prangko yang dicetuskan oleh Rowland Hill dari Inggris, di mana prangko digunakan sebagai bukti pembayaran kiriman surat, sehingga biaya kirim ditanggung oleh pengirim.
Meski demikian, prangko tetap memiliki nilai dan fungsi penting. Prangko kini tidak hanya digunakan untuk pengiriman surat, tetapi juga sebagai komoditas dagang dan alat diplomasi.
Prangko-prangko yang diterbitkan saat ini sering kali menampilkan gambar-gambar yang variatif dan menarik, mencerminkan berbagai aspek sejarah, ekonomi, politik, budaya, flora, fauna dan lainnya.
Oleh karena itu, banyak orang masih mengumpulkan prangko, baik karena senang dengan gambarnya, warnanya yang menarik, atau karena ingin belajar dari prangko tersebut.
Selain itu, prangko juga masih digunakan dalam konteks filateli, yaitu studi atau penelitian tentang prangko dan sejarah pos. Filateli melibatkan lebih dari sekadar pengumpulan prangko atau studi tentang prangko; seseorang bisa saja menjadi filatelis tanpa mengoleksi prangko. Misalnya, jika prangko-prangko yang sedang dipelajari mungkin sangat langka atau hanya ada di museum.
Jadi, meski teknologi digital telah mengubah cara kita berkomunikasi, prangko masih memiliki tempat dan fungsi penting di masyarakat modern. Mereka tetap menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya kita, dan terus digunakan dan dikumpulkan oleh banyak orang di seluruh dunia.