Autis adalah Gangguan Perkembangan Otak, Kenali Gejalanya
Autis adalah kondisi yang dipengaruhi genetik hingga keturunan.
Autis adalah kondisi yang dipengaruhi genetik hingga keturunan.
Autis adalah Gangguan Perkembangan Otak, Kenali Gejalanya
Autisme merupakan salah satu kondisi yang cukup banyak terjadi di masyarakat. Ini merupakan kondisi yang berkaitan dengan gangguan perkembangan otak pada seseorang. Orang yang mengalami kondisi ini biasanya akan kesulitan untuk bersosialisasi dan berinteraksi seperti orang pada umumnya.Autis adalah kondisi yang biasanya ditemui sejak lahir. Dalam hal ini, faktor genetik memiliki pengaruh besar pada kondisi autisme seseorang. Umumnya, riwayat keluarga yang memiliki kondisi autis bisa menurunkan pada anaknya. Selain genetik, terdapat beberapa faktor lainnya yang perlu diperhatikan.
Dengan begitu, penting bagi Anda untuk mengetahui lebih jauh apa itu autis. Selain pengertian, Anda juga perlu memahami gejala dan perilaku apa saja yang menjadi tanda kondisi autis, penyebab, hingga metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk terapi autis.
Bagi Anda yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus seperti autis, maka penting untuk mengetahui bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Ini menjadi pengetahuan dasar yang dapat diterapkan kapan saja. Termasuk ketika Anda bertemu dengan anak penyandang disabilitas autis.
Dari berbagai sumber, kami merangkum pengertian, gejala, faktor penyebab, hingga cara komunikasi dengan anak penyandang autis adalah sebagai berikut.
Pengertian Autis
Pertama akan dijelaskan terlebih dahulu apa itu autis. Autis adalah suatu kondisi terkait perkembangan otak yang berdampak pada cara seseorang mempersepsikan dan bersosialisasi dengan orang lain.
-
Apa ciri khas Autisme? Beberapa ciri umum autisme meliputi kesulitan dalam berinteraksi sosial, komunikasi non-verbal, serta kecenderungan untuk memiliki minat yang sangat fokus dan rutinitas yang konsisten.
-
Apa penyebab autis pada anak? Sejauh ini, autisme diketahui disebabkan oleh adanya masalah atau gangguan perilaku pada anak yang disebabkan banyak faktor, salah satunya faktor genetik.
-
Siapa yang bisa mengalami gejala autisme? Ada berbagai tanda dan gejala yang muncul pada orang-orang dengan autism spectrum disorder (ASD) atau gangguan autisme.
-
Kapan gejala autisme muncul? Umumnya, gejala dari gangguan autisme muncul sebelum usia tiga tahun.
-
Apa tanda autisme pada anak? Salah satu ciri khas autisme adalah variasi dalam perilaku anak-anak yang terpengaruh. Siapa sangka, tanda autisme pada anak ini ternyata bisa ditandai dengan perilaku sederhana seperti kebiasaan berjalan.
-
Apa tanda-tanda autisme pada orang dewasa? Banyak orang dewasa yang menderita gangguan autisme merasa kesulitan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.
Gangguan ini juga mencakup pola perilaku yang terbatas dan berulang. Istilah "spektrum" dalam gangguan spektrum autisme mengacu pada berbagai gejala dan tingkat keparahan.
Gangguan spektrum autisme biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan akhirnya menyebabkan masalah dalam fungsi masyarakat. Seringkali anak-anak menunjukkan gejala autisme dalam tahun pertama.
Sedangkan sebagian anak tampak berkembang secara normal pada tahun pertama, dan kemudian mengalami periode regresi antara usia 18 dan 24 bulan ketika mereka mengalami gejala autisme.
Gejala Autis
Setelah mengetahui pengertian autis, berikutnya akan dijelaskan apa saja gejala autis yang dapat diperhatikan.
Gejala orang dengan kondisi autis, dapat dilihat cara komunikasi dan interaksi sosial, serta pola perilaku yang tampak sehari-hari.
Gejala cara komunikasi dan interaksi sosial orang dengan kondisi autis adalah sebagai berikut:
• Gagal merespons namanya atau terkadang tampak tidak mendengarkan Anda.
• Menolak untuk dipeluk, dan sepertinya lebih suka bermain sendiri, mengasingkan diri ke dunianya sendiri.
• Memiliki kontak mata yang buruk dan tidak memiliki ekspresi wajah.
• Tidak berbicara atau mengalami keterlambatan bicara, atau kehilangan kemampuan mengucapkan kata atau kalimat sebelumnya.
• Tidak dapat memulai percakapan atau melanjutkan percakapan, atau hanya memulai percakapan dengan membuat permintaan atau memberi label pada item.
• Berbicara dengan nada atau ritme yang tidak normal dan mungkin menggunakan suara nyanyian atau ucapan seperti robot.
• Mengulangi kata atau frasa kata demi kata, tetapi tidak memahami cara menggunakannya.
• Tampaknya tidak memahami pertanyaan atau arahan sederhana.
• Tidak mengungkapkan emosi atau perasaan dan tampak tidak menyadari perasaan orang lain.
• Tidak menunjuk atau membawa benda untuk berbagi kepentingan.
• Melakukan pendekatan yang tidak tepat pada interaksi sosial dengan bersikap pasif, agresif, atau mengganggu.
• Mengalami kesulitan mengenali isyarat nonverbal, seperti menafsirkan ekspresi wajah, postur tubuh, atau nada suara orang lain.
• Melakukan gerakan berulang, seperti mengayun, memutar, atau mengepakkan tangan.
• Melakukan aktivitas yang dapat melukai diri sendiri, misalnya menggigit atau membenturkan kepala.
• Mengembangkan rutinitas atau ritual tertentu dan menjadi terganggu jika terjadi perubahan sekecil apa pun.
• Memiliki masalah koordinasi atau memiliki pola gerakan yang aneh, seperti canggung atau berjalan dengan jari kaki, dan memiliki bahasa tubuh yang aneh, kaku, atau berlebihan.
• Terpesona oleh detail suatu objek, seperti roda mobil mainan yang berputar, namun tidak memahami keseluruhan tujuan atau fungsi objek tersebut.
• Sangat sensitif terhadap cahaya, suara atau sentuhan, namun mungkin tidak peduli terhadap rasa sakit atau suhu.
• Terfiksasi pada suatu objek atau aktivitas dengan intensitas atau fokus yang tidak normal.
• Memiliki preferensi makanan tertentu, seperti hanya mengonsumsi sedikit makanan, atau menolak makanan dengan tekstur tertentu.
Penyebab Autis
Setelah memahami gejala, selanjutnya akan dijelaskan penyebab dan faktor risiko dari kondisi autisme. Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti faktor penyebab seseorang mengalami kondisi autis.
Namun, terdapat beberapa faktor yeng meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan autis.Beberapa faktor penyebab kondisi autis adalah sebagai berikut:
• Genetika. Bagi beberapa anak, gangguan spektrum autisme dapat dikaitkan dengan kelainan genetik, seperti sindrom Rett atau sindrom Fragile X. Bagi sebagian anak yang lain, perubahan genetik (mutasi) dapat meningkatkan risiko gangguan spektrum autisme.
• Jenis kelamin anak. Anak laki-laki empat kali lebih mungkin mengembangkan gangguan spektrum autisme dibandingkan anak perempuan.
• Sejarah keluarga. Keluarga yang memiliki satu anak dengan gangguan spektrum autisme memiliki peningkatan risiko untuk melahirkan anak lain dengan gangguan yang sama.
• Bayi yang sangat prematur. Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 26 minggu mungkin memiliki risiko lebih besar terkena gangguan spektrum autisme.
Kapan Harus ke Dokter
Setelah mengetahui faktor penyebab autis, penting juga untuk dipahami kapan harus memeriksakan anak ke dokter.
Dalam hal ini, Anda perlu memeriksakan anak ke dokter ketika sudah melihat beberapa tanda perkembangan anak yang mnegarah pada gejala autis.Beberapa tanda yang perlu Anda perhatikan jika anak mengarak pada kondisi autis adalah sebagai berikut:
• Anak tidak merespons dengan senyuman atau ekspresi bahagia pada usia 6 bulan.
• Anak tidak meniru suara atau ekspresi wajah pada usia 9 bulan.
• Anak tidak mengoceh atau bersuara pada usia 12 bulan.
• Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun pada usia 16 bulan.
• Anak tidak mengucapkan frasa dua kata pada usia 24 bulan.
• Anak kehilangan keterampilan bahasa atau keterampilan sosial pada usia berapa pun.
Strategi Komunikasi dengan Anak Autis
Setelah mengetahui pengertian, gejala, hingga penyebab, terakhir akan dijelaskan bagaimana strategi komunikasi dengan anak autis.
Bagi Anda yang memiliki anak atau saudara dengan kondisi kebutuhan khusus autisme, ini penting untuk diperhatikan.Di mana dibutuhkan rasa empati dan simpati pada anak dengan kebutuhan khusus. Dibutuhkan pula kesabaran dalam membangun komunikasi dengan anak autis. Beberapa strategi komunikasi dengan anak autis adalah sebagai berikut:
• Gunakan gerakan tubuh dan ekspresi wajah yang jelas. Hindari bahasa tubuh yang ambigu atau berlebihan.
• Anak dengan autisme seringkali lebih nyaman dengan rutinitas yang konsisten. Cobalah untuk menjaga jadwal dan rutinitas sehari-hari yang sama.
• Gunakan kalimat yang singkat dan jelas. Hindari penggunaan bahasa idiom atau ungkapan yang kompleks.
• Bantu komunikasi dengan menggunakan gambar, kartu, atau alat bantu visual lainnya. Ini dapat membantu anak memahami pesan dengan lebih baik.
• Anak dengan autisme mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk memproses informasi atau merespons. Hindari terburu-buru atau memaksa mereka untuk merespons secepat mungkin.
• Cobalah untuk menarik perhatian anak dengan cara yang relevan dan menarik minat mereka. Gunakan minat khusus mereka sebagai titik awal untuk berkomunikasi.
• Dengarkan dengan sabar dan tunjukkan bahwa Anda peduli. Anak dengan autisme mungkin mengungkapkan perasaan dan kebutuhan mereka melalui bahasa tubuh, suara, atau bahasa yang berbeda.
• Anak dengan autisme dapat mudah merasa terlalu banyak rangsangan. Hindari lingkungan yang terlalu bising atau berlebihan.