Tawasul Lengkap dengan Arti, Ketahui Keutamaan dan Sejarah Asal Usulnya
Tawasul mengacu pada tindakan mencari syafaat atau memohon kepada Allah melalui perantaraan orang yang saleh.
Tawasul adalah sebuah cara untuk mencari syafaat dan memohon kepada Allah melalui orang-orang saleh.
Tawasul Lengkap dan Artinya, Ketahui Keutamaan dan Sejarah Asal Usulnya
Tawasul mengacu pada tindakan mencari syafaat atau memohon kepada Allah melalui perantaraan orang yang saleh, seperti Nabi atau ulama.
Tawasul adalah praktik yang memiliki sejarah yang mengakar dan telah dianut oleh umat Islam selama berabad-abad.
-
Apa itu tawasul? Tawasul adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada metode atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam berdoa.
-
Apa itu Tawasul? Tawasul adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
-
Bagaimana cara baca tawasul hajat? Astaghfirullahal’adziim (3 x)Asy-hadu allaa-ilaaha illallah wa asy-hadu anna Muhammadar-rosulullah.'Ala hadzihin niyati wa’ala kulli niyatin sholihah, ilaa hadrotin nabiyil-Musthofa Muhammadin shollallahu alaihi wasalam, wa ‘alaa aalihi wa azwajihi wadzurriyyatihi wa ahli baitihil-kirom ajma ‘iin, Syai-u lillahi lahumul-faatihah, (baca surat al-Fatihah) Tsumma ila hadroti jami-‘i ash-habi rosulillahi shollallahu alaihi wasalam, khusushon sayyidina Abu Bakar Shidiq wa ‘Umarobnil-Khothob, wa ‘Utsmanabni ‘Affan, wa ‘Ali bin Abi Tholib wa ‘ala baqiyati min shohabatihi ajma’iin, wa ila jami’il-anbiya-i, wal mursalin, was Syuhadaa-i, was-Sholihin, wal-‘ulamaa-il-‘aamilin, wal-Malaa-ikatil-Muqorrobin, wal-Karubiyyin, war-Ruhaniyyin, wal-Karomal-Kaatibin wa li sayyidina Malaa-ikati: Jibril, Mika-il, Isrofil, ‘Izro-il, wa hamalatil-‘arsyi ‘alaihimussalam ajma’iin. Syai-u lillahi lahumul Faatihah, (baca surat al-Fatihah). Tsumma ila hadroti jami’i Awliya-illahi mingkulli waliyyin wa waliyatin, mimmasyaariqil-ardhi ila maghoribiha, fi barriha wa bahriha wa jami’i Awliya-i tis’ah Qoddasallohu sirrohum, wa Khushushon ila Hadroti Sulthon Awliya-i, Sayidina Syekh ‘Abdul-Qodir Al-Jailani, Shohibil-Karromah wal-Ijazah, Qoddasa llohu sirrohu, Tsumma Ila Arwahi jami’i Aba-ina, wa ummahatina, wa jaddina, wa jaddatina, wa kholina wa kholatina, wa ‘ammina wa ‘ammatina, wa jami’i ustadzina wa asatidzatina, wa masyayikhina wa masyayikhi masyayikhina, wa lijami’i jama’atina, wa zaujina wa zaujatina wa auladina wa banatina wa dzurriyatina wa ikhwanina minal-muslimina wal-muslimat wal-mukminina wal-mukminat, wa liman hadhoro fi hadzal-majlisi minal-mukminin, Rohmatullahi ta’ala ‘alaina wa ‘alaihim ajma’in. Syai-ul lillahi lana wa lahum ajma’in Al-faatihah, (baca surat al-Fatihah)
-
Mengapa tawasul dianjurkan? Dari ayat tersebut, Allah menganjurkan manusia untuk bertakwa dan terus mendekatkan diri kepada Allah.
-
Bagaimana cara melakukan tawasul? Dalam praktiknya, tawasul melibatkan menyebutkan nama-nama atau sifat-sifat Allah atau orang-orang saleh yang telah mendapat rahmat-Nya untuk memohon pertolongan atau syafaat.
-
Kenapa Tawasul dilakukan? Salah satu tujuan bertawasul agar segala hajatnya dikabulkan oleh Allah SWT.
Mengenal Tawasul Yasin
Sebelum mengetahui doa tawasul yasin singkat, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan tawasul.
Secara umum, telah disebutkan bahwa tawasul adalah sebuah metode untuk mendekatkan diri pada Allah agar permohonan dapat dikabulkan.
Dalam hal ini, tawasul dilakukan dengan suatu wasilah, yaitu perantara yang dapat membantu terkabulnya suatu permohonan.
Wasilah ini bisa dalam berbagai macam hal. Pertama, bisa menggunakan wasilah amal, seperti iman. Di mana iman bisa dijadikan wailah untuk menjadikan manusia dekat dengan Allah. Kedua, ibadah dan amal kebaikan juga bisa menjadi wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah, begitu pula amar ma’ruf nahi munkar.
Selain itu, wasilah juga dapat dilakukan dengan orang-orang terdekat Allah seperti para nabi, rasul, sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW, para shuhada, pada ulama, dan para wali. Dalam hal ini, semua doa dan permintaan tetap ditujukan kepada Allah.
Namun, berdoa dan meminta kepada Allah di sisi orang-orang yang dekat dan dicintai Allah, maka diharapkan agar mereka ikut memohon atas permintaan yang diminta kepada Allah.
Sebab, bertawasul tidak dilakukan dengan orang-orang yang ahli maksiat, pendosa, dan tidak juga bertawasul dengan pohon, batu, gunung, dan lain sebagainya.
Sejarah dan Asal-Usul Tawasul Yasin
Sejarah dan latar belakang tawasul, khususnya dalam konteks membaca surah Yasin sebagai sarana untuk memohon pertolongan atau syafaat kepada Allah, terkait erat dengan pemahaman dan interpretasi tertentu dalam tradisi Islam.
Berikut beberapa aspek yang dapat menjelaskan sejarah dan latar belakang tawasul:
Tradisi tawasul, termasuk melalui membaca surah Yasin, sering kali berasal dari aspirasi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya.
Praktik ini dapat melibatkan keyakinan pada keberkahan tertentu dalam membaca surah Yasin atau amalan tertentu sebagai bentuk tawasul.
Amalan yang Diwariskan
Beberapa kelompok atau komunitas dalam Islam mungkin mewarisi praktik tawasul sebagai bagian dari tradisi keagamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Amalan ini dapat menjadi bagian dari praktik-praktik spiritual atau doa yang dianggap memiliki nilai dan keutamaan khusus.
Pengaruh Budaya dan Lokal
Praktik tawasul juga dapat dipengaruhi oleh faktor budaya dan lokal.
Beberapa komunitas Islam, terutama yang tersebar di berbagai wilayah, dapat mengembangkan tradisi dan praktik tawasul yang khas sesuai dengan konteks mereka. Dukungan dan Kritik
Pandangan terhadap tawasul tidak selalu homogen di antara ulama dan cendekiawan Islam.
Beberapa ulama dan kelompok menganggap tawasul sebagai praktik sah dan dapat diterima, sementara yang lain mungkin menyatakan keraguan atau menentangnya karena berpotensi menjadi bid'ah atau inovasi dalam agama.
Bacaan Tawasul Yasin
Surah Yasin, atau sering disebut sebagai "jantung Al-Qur'an," adalah surah ke-36 dalam Al-Qur'an.
Surah ini memiliki keistimewaan tersendiri dan dihormati oleh umat Islam. Beberapa orang percaya bahwa membaca surah Yasin dengan niat tertentu dan memohon pertolongan kepada Allah melalui surah ini dapat membawa berkah dan rahmat.
Doa tersebut dipanjatkan dengan melakukan tawasul. Melalui tawasul, doa yasin yang dibacakan akan semakin mengundang keberkahan dan ridho Allah SWT, dan kesempatan untuk dikabulkan. Adapun dalam Islam sendiri, tawasul merupakan bentuk adab dalam berdoa dan memohon kepada Allah SWT.
Setelah memahami pengertian tawasul, berikutnya akan dijelaskan bacaan doa tawasul yasin singkat.
Seperti dijelaskan sebelumnya, tawasul yasin adalah bacaan doa yang diamalkan sebelum tahlil.
Dimulai dari istighfar, syahadat, membaca Al Fatihah, dan doa-doa yang ditujukan secara khusus. Dengan doa ini, diharapkan Anda bisa bertawasul dengan orang-orang yang dekat kepada Allah.
Sehingga dengan memohonkan rahmat untuk mereka, mereka juga dapat membantu memohonkan permintaan yang sedang dipanjatkan kepada Allah.
Berikut bacaan tawasul singkat yang bisa diamalkan:
1. Astagfirullahalazim (3x)
Artinya: "Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
2. Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."
3. Bismillaahirrahmaanir rahiim
Artinya :"Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kepada yang terhormat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terpilih, kepadanya segenap keluarga para istri dan anak cucu beliau, bacaan al fatihah kami tujukan untuk beliau…" (Dilanjutkan dengan Al-Fatihah)
5. Ilaa hadhorooti ikhwaanihi minal anbiyaa’I wal mursaliina wal auliyaa’I wash syuhadaa’I wash shoolihiina wash shohaabati wat taabi’iina wal ulamaa’il aamiliina walmushonni final mukh’lishina wa jamii’il malaa ikatil muqorrobiina khusuushon sayyidinaa asy syaikhi’abdil qoodiril jailaani. Al Fatihah. (Dilanjutkan dengan Al-Fatihah)
Artinya : "Kepada yang terhormat para handai taulan dari para nabi dan rasul, para wali, para syuhada’, orang orang saleh, para sahabat, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan kepada segenap malaikat yang mendekatkan diri kepada Allah, terutama kepada penghulu kita syaikh Abdul Qadir Jailani". (Dilanjutkan dengan Al-Fatihah) 6. Tsumma ilaa hadhorooti ikhwaanihi minal anbiyaa’I wal mursaliina wal auliyaa’I wash syuhadaa’I wash shoolihiina wash shohaabati wat taabi’iina wal ulamaa’il aamiliina walmushonni final mukh’lishina wa jamii’il malaa ikatil muqorrobiina khusuushon sayyidinaa asy syaikhi’abdil qoodiril jailaani. Al Fatihah. (Dilanjutkan dengan al-Fatihah) Artinya: “Kemudian kepada yang terhormat para handai taulan dari para nabi dan rasul, para wali, para syuhada’, orang-orang saleh, para sahabat, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan kepada segenap malaikat yang mendekatkan diri kepada Allah, terutama kepada penghulu kita syaikh Abdul Qadir Jailani.” 7. Ilaa jamii’ii ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaati walmu’miniina walmu’minaati min masyaariqil ardhi wa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa khususon aabaa anaa wa umma haatinaa wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa wa masyaayikhonaa wa masyaayikho masyaayikhinaa wa asaatidzatinaa wa khushuushoon ilarruhi (…) wa limini ijtama’naa haa hunaa bi sababihi. Al-Fatihah. (dilanjutkan dengan al-Fatihah) Artinya: “Kepada segenap ahli kubur kaum muslimin laki laki dan perempuan, kaum mukminin laki laki dan perempuan dari timur dan barat, baik yang ada di darat maupun di laut, terutama kepada para bapak dan ibu kami, para nenek laki laki dan perempuan kami, kepada syaikh kami dan syaikhnya syaikh kami, kepada gurunya guru kami, dan kepada orang yang menyebabkan kami sekalian berkumpul di sini.”
Keutamaan Tawasul Yasin
Keutamaan tawasul, atau membaca surah Yasin sebagai perantara atau sarana untuk memohon pertolongan atau syafaat kepada Allah, dianggap oleh sebagian umat Islam sebagai amalan yang memiliki keberkahan dan keutamaan tertentu.
Namun, perlu diingat bahwa pandangan mengenai keutamaan tawasul dapat bervariasi di antara berbagai kelompok dan ulama Islam. Berikut beberapa pandangan yang dinyatakan oleh beberapa ulama dan tradisi tertentu:
Keberkahan Surah Yasin:
Surah Yasin memiliki keistimewaan tertentu di dalam Al-Qur'an. Beberapa tradisi mengatakan bahwa membaca surah ini dengan niat yang tulus dapat mendatangkan keberkahan dan rahmat Allah.
Mendekatkan Diri kepada Allah:
Beberapa orang percaya bahwa tawasul dengan membaca surah Yasin adalah bentuk upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya. Ini dianggap sebagai wujud keikhlasan dan kecintaan kepada Allah.
Praktik Tradisional:
Beberapa komunitas atau kelompok tertentu dalam Islam, terutama di beberapa wilayah atau kelompok etnis tertentu, telah mewarisi tradisi tawasul dengan membaca surah Yasin sebagai amalan yang memiliki keutamaan spiritual.
Menyelamatkan dari Azab Kubur:
Beberapa tradisi atau cerita yang beredar di kalangan masyarakat menyebutkan bahwa membaca surah Yasin dapat memberikan perlindungan dan menyelamatkan seseorang dari azab kubur.
Penting untuk diingat bahwa sumber utama keimanan dan amalan dalam Islam adalah Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah SAW.
Ketika melibatkan praktik-praktik keagamaan, terutama yang melibatkan doa dan ibadah tertentu, sangat penting untuk merujuk pada panduan ajaran Islam yang sahih.
Pendekatan yang paling aman adalah mengikuti tuntunan dan tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan memastikan bahwa amalan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Tawassul yang Diperbolehkan
Tawassul yang disepakati oleh para ulama ada dua bentuk, sedangkan bentuk tawassul yang ketiga tidak ada dalilnya. Berikut rinciannya:
1- Tawassul dengan iman dan amal ketaatan pada Allah.
2- Tawassul dengan do’a orang yang masih hidup.
Bentuk tawassul ini seperti apa yang dikatakan oleh ‘Umar bin Al Khottob kepada Al ‘Abbas bin ‘Abdul Muthollib, paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meninggal dunia,
“Ya Allah, sesungguhnya kami bertawassul kepada-Mu lewat perantaraan Nabi-Mu, maka turunkanlah hujan pada kami. Dan sekarang kami bertawassul kepada-Mu lewat perantaraan paman Nabi kami, maka turunkanlah pula hujan pada kami.” (HR. Bukhari).
Tawassul pertama adalah pokok agama, yang tidak diingkari oleh seorang muslim pun. Sedangkan tawassul yang kedua, dengan doa dan syafa’at (sebagaimana yang disebutkan dalam hadist ‘Umar bin Al Khottob), maka itu adalah tawassul dengan doa, bukan dengan zatnya.
Karena itulah, saat para sahabat ingin bertawassul, mereka akan menemui paman Nabi. Seandainya tawassul dengan zat (bukan dengan doa) diperkenankan, maka para sahabat akan lebih memilih tawassul dengan zat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah tiada daripada dengan pamannya, Al ‘Abbas bin ‘Abdul Muthollib.
Bentuk tawassul yang ketiga ini adalah tawassul yang keliru, yaitu sumpah pada Allah dan meminta dengan perantaraan zat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bentuk ketiga ini tidak pernah dilakukan oleh para sahabat ketika meminta hujan atau perkara lainnya. Mereka pun tidak pernah melakukan tawassul semacam itu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup atau telah mati, begitu pula tidak dilakukan di kubur beliau atau kubur lainnya.
Tidak ada pula do’a yang ma’ruf dan masyhur yang berkenaan dengan tawassul semacam itu. Dalil pendukung yang ada hanyalah dari hadist dho’if.