Tasawuf adalah Ilmu Menyucikan Jiwa dalam Islam, Berikut Pengertian dan Prinsipnya
Tasawwuf adalah tradisi yang sangat spiritual dan kontemplatif dalam Islam yang berupaya mendekatkan individu kepada Tuhan.
Tujuan utama Tasawwuf adalah mengembangkan hubungan yang mendalam dan pribadi dengan Tuhan melalui praktik disiplin spiritual dan refleksi diri.
Tasawuf adalah Ilmu Menyucikan Jiwa dalam Islam, Ketahui Sejarah dan Prinsipnya
Tasawuf adalah dimensi mistik Islam yang berfokus pada pengembangan spiritual batiniah individu. Hal ini sering disebut sebagai jantungnya Islam, karena menekankan pengembangan hubungan yang mendalam dan pribadi dengan Tuhan melalui berbagai praktik spiritual.
Tasawuf mencakup berbagai praktik dan keyakinan, termasuk meditasi, dzikir (mengingat Tuhan), dan mencari bimbingan spiritual dari seorang guru atau guru yang dikenal sebagai syekh sufi. Praktik-praktik ini dimaksudkan untuk membantu individu menyucikan hati dan jiwa mereka, dan pada akhirnya mencapai hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.
-
Bagaimana cara tasawuf membersihkan jiwa? Tasawuf mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin.
-
Apa itu tasawuf? Tasawuf adalah Ilmu untuk Menjauhi Hal Duniawi, Berikut Pengertiannya dalam Islam Tasawuf mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin.
-
Kapan tasawuf muncul? Mengutip Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat Vol. XII, No. 1 (2015), istilah tasawuf tidak dikenal pada masa kehidupan Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Istilah itu baru muncul ketika Abu Hasyim al-Kufy (w. 250 H) meletakkan kata al-Sufi di belakang namannya pada abad ke-3 Hijriyah.
-
Apa itu Tawasul? Tawasul adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
-
Apa arti Tasamuh dalam Islam? Tasamuh sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya toleransi. Toleransi dapat berarti tenggang rasa, bermurah hati dan lapang dada. Tasamuh menurut istilah dalam diartikan saling menghormati dan menghargai antar manusia dengan manusia lainnya.
-
Apa pengertian takwa? Takwa adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah.
Sejarah Kemunculan Tasawuf
Pengertian tasawuf perlu dimaknai dari sejarah kemunculannya sebab ada beberapa versi mengenai kemunculan ilmu tasawuf.
Mengutip Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat Vol. XII, No. 1 (2015), istilah tasawuf tidak dikenal pada masa kehidupan Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Istilah itu baru muncul ketika Abu Hasyim al-Kufy (w. 250 H) meletakkan kata al-Sufi di belakang namannya pada abad ke-3 Hijriyah.
Menurut berbagai pendapat, nama sufi memiliki makna dan arti kesucian (shafa) hati dan kebersihan tindakan. Sehingga bisa disimpulkan sufi dianggap orang yang memiliki hati suci dan bersih dalam tindakan.
Menurut Dr. H. Badrudin, M.Ag dalam buku Pengantar Ilmu Tasawuf, tasawuf atau sufisme adalah suatu istilah yang lazim dipergunakan untuk mistisisme dalam Islam dengan tujuan pokok memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan.
Sementara Abu Bakar Al Kattani mengatakan tasawuf adalah ”budi pekerti”. Barang siapa yang memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan bekal bagimu atas dirimu dalam tasawuf.
Mengutip Liputan6, adapun versi kemunculan tasawuf apabila dibagi-bagi maka akan menjadi seperti berikut ini:
1. Tasawuf muncul sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul
Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf merupakan paham yang sudah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah. Ini berasal dari orang-orang dari daerah Irak dan Iran yang baru masuk Islam (sekitar abad ke-8 M).
Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan keduniaan.
Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW. Berasal dari kata "beranda" (suffa), dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan diatas. Mereka dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad.
3. Tasawuf muncul setelah zaman Nabi Muhammad SAW
Pendapat lain menyebutkan tasawuf muncul ketika pertikaian antar umat Islam pada zaman Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, khususnya karena faktor politik. Pertikaian antar umat Islam karena karena faktor politik dan perebutan kekuasaan ini terus berlangsung dimasa khalifah-khalifah sesudah Utsman dan Ali.
Munculah masyarakat yang bereaksi terhadap hal ini. Mereka menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor dan busuk.
Mereka melakukan gerakan ‘uzlah, yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi. Lalu munculah gerakan tasawuf yang di pelopori oleh Hasan Al-Bashiri pada abad kedua Hijriyah.
Pengertian Tasawuf
Menurut Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat dari Jurusan Tafsi Hadis dan Akidah Filsafat IAIN Surakarta, dalam TASAWUF: Sejarah, Madzhab, dan Inti Ajarannya, ada sejumlah versi berbeda dalam mengartikan tasawuf atau sufi. Setidaknya, ada ada enam pendapat dalam hal itu, yakni:
1. Kata suffah yang berarti emperan masjid Nabawi yang didiami oleh sebagian sahabat Anshar. Hal ini karena amaliah ahli tasawuf hampir sama dengan apa yang diamalkan oleh para sahabat tersebut, yakni mendekatkan diri kepada Allah Swt., dan hidup dalam kesederhanaan.
2. Kata Shaf yang berarti barisan. Istilah ini dianggap oleh sebagian ahli sebagai akar kata tasawuf karena ahli tasawuf adalah seorang atau sekelompok orang yang membersihkan hati, sehingga mereka diharapkan berada pada barisan (shaf) pertama di sisi Allah Swt.
3. Kata shafa yang berarti bersih, karena ahli tasawuf berusaha untuk membersihkan jiwa mereka guna mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Kata shufanah, nama sebuah kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir. Hal ini karena ajaran tasawuf mampu bertahan dalam situasi yang penuh pergolakan ketika itu, ketika umat muslim terbuai oleh materialisme dan kekuasaan, sebagaimana kayu shufanah yang tahan hidup ditengah-tengah padang pasir yang tandus.
5. Kata Teoshofi, bahasa Yunani yang berarti ilmu ketuhanan, karena tasawuf banyak membahas tentang ketuhanan.
6. Kata shuf yang berarti bulu domba, karena para ahli tasawuf pada masa awal memakai pakaian sederhana yang terbuat dari kulit atau bulu domba (wol).
Namun meski memilki banyak definisi yang beragam, pengertian tasawuf adalah satu yakni upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi. Tasawuf juga dapat diartikan sebagai metode untuk mencapai kedekatan atau penyatuan antara hamba dan Tuhan dan juga untuk mencapai kebenaran atau pengetahuan hakiki (makrifat) dan atau inti rasa agama.
Sumber Ajaran Tasawuf
Sumber utama ajaran tasawuf adalah dari Al-Quran dan al-Hadis.
Al-Qur'an adalah kitab yang di dalamnya ditemukan sejumlah ayat yang berbicara tentang inti ajaran tasawuf. Ajaran-ajaran tentang khauf, raja’, taubat, zuhud, tawakal, syukur, shabar, ridha, fana, cinta, rindu, ikhlas, ketenangan dan sebagainya secara jelas diterangkan dalam Al-Qur'an.
Al-Hadis juga banyak berbicara tentang kehidupan rohaniah sebagaimana yang ditekuni oleh kaum sufi setelah Rasulullah.
Dua hadis populer yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: “Sembahlah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila engkau tidak melihat-Nya, maka Ia pasti melihatmu”.
Lalu ada juga sebuah hadis yang mengatakan: “Siapa yang kenal pada dirinya, niscaya kenal dengan Tuhan-Nya” adalah menjadi landasan yang kuat bahwa ajaran-ajaran tasawuf tentang masalah rohaniah bersumber dari ajaran Islam seperti yang dikutip dari Muhammad Hafiun dalam buku Teori Asal Usul Tasawuf.
Prinsip Tasawuf
Ada beberapa prinsip yang bisa dilakukan dalam ber-tasawuf. Menurut ahli sufi, Profesor Angha dalam The Hidden Angels of Life, prinsip tasawuf adalah:
1. Zikir
Zikir adalah proses pemurnian hati, pembersihan dan pelepasan. Orang-orang yang melakukan zikir bertujuan mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa dan melantunkan lafaz zikir.
2. Fikr (Meditasi)
Saat pikiran bingung atau bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke dalam diri dengan berkonsesntrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan kegiatan mental dari dunia eksternal menuju esensi diri.
3. Sahr (Bangkit)
Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai proses mengembangkan kesadaran maata dan telinga. Selain itu juga sebagai proses mendengarkan hati, dan proses meraih akses menuju potensi diri yang tersembunyi.
4. Ju'i (Merasa Lapar)
Merasakan lapar hati dan pikiran untuk bertahan mencari dan mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah dan sabar mencari jati diri.
5. Shumt (Menikmati Keheningan)
Berhenti berpikir dan mengatakan hal yang tidak perlu. Kedua ini merupakan proses menenangkan lidah dan otak serta mengalihkan dari godaan eksternal menuju Tuhan.
6. Shawm (Puasa)
Tidak hanya tubuh yang berpuasa melainkan pikiran juga. Proses ini termasuk puasa fisik, bermanfaat untuk melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta pandangan atau persepsi indera eskternal.
7. Khalwat (Bersunyi Sendiri)
Berdoa dalam kesunyian, baik secara eksternal maupun internal dan melepaskan diri. Bersunyi sendiri tetap bisa juga dekat dengan orang lain atau di tengah orang banyak.
8. Khidmat (Melayani)
Menyatu dengan kebenaran Tuhan. Seseorang menemukan jalan jiwa untuk pelayanan dan pertumbuhan diri.
Tokoh-tokoh Penting dalam Ilmu Tasawuf
Beberapa tokoh tasawuf atau sufi yang terkenal di dunia antara lain adalah:
- Rabi'ah al-Adawiyyah (713–717)
- Abu Nawas (756–814)
- Abu Yazid Al-Busthami (804–874)
- Junaid al-Baghdadi (830–910)
- Al-Hallaj (858–922)
- Imam Al-Ghazali (1056–1111)
- Syekh Abdul Qadir Jaelani (1077–1166)
- Moinuddin Chishti (1142–1236)
- Ibnu Arabi (1165–1240)
- Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam (1179–1232)
- Abul Hasan Asy-Syadzili (1197–1258)
- Jalaluddin Rumi (1207–1273)
- Syekh Siti Jenar (1404–1517)
- Sunan Bonang (1465–1525)
- Ahmad al-Tijani (1735–1815)
- Bawa Muhaiyaddeen (w. 1986)
Pentingnya Belajar Tasawuf
Belajar tasawuf adalah penting karena tasawuf adalah ilmu yang mengajarkan kita untuk menyucikan jiwa, memperbaiki akhlak, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan tasawuf, kita dapat mengenal Allah dengan lebih baik, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, dan berakhlak mulia dalam berinteraksi dengan sesama makhluk.
Beberapa manfaat belajar tasawuf menurut ulama sufi adalah:
- Mendidik hati sehingga mengenal Dzat Allah, sehingga berbuah kelapangan dada, kesucian hati dan berbudi pekerti yang luhur menghadapi semua makhluk.
- Menghubungkan jiwa dan mengosongkan hati selain Allah SWT serta menghiasi hati dengan ibadah kepada Allah SWT.
- Mengetahui kondisi jiwa dan sifat-sifatnya baik yang terpuji maupun tercela.
- Menjadi lebih toleran terhadap perbedaan pemahaman keagamaan dan tidak memandang manusia dari aspek lahiriyah saja.
- Menyadari bahwa alam semesta ini tercipta dari kasih sayang Allah dan harus dikelola dengan spirit kasih sayang.