Jadwal Puasa Dzulhijjah 2024, Pahami Keutamaannya
Bulan Dzulhijjah dalam kalender Islam adalah bulan yang sangat istimewa, terutama sepuluh hari pertamanya.
Semoga dengan jadwal Puasa Dzulhijjah 2024 ini, kita bisa mempersiapkan diri untuk menjalankan anjuran agama.
Jadwal Puasa Dzulhijjah 2024, Pahami Keutamaannya
Bulan Dzulhijjah di kalender Islam adalah waktu yang penuh berkah.
Di bulan ini, umat Islam akan memenuhi panggilan Allah dengan melaksanakan ibadah haji dan mencoba meraih ketakwaan dengan berkurban.
-
Apa keutamaan puasa Dzulhijjah? Salah satu keutamaan puasa Dzulhijjah adalah dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis berikut, artinya:“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu“ (HR Muslim). Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).
-
Apa keutamaan Puasa Rajab 2024? Dengan begitu, ini menjadi kesempatan umat muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui puasa sunah terakhir di bulan Rajab.
-
Kapan waktu puasa Dzulhijjah? Puasa Dzulhijjah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu bulan ke-12 dalam kalender Islam.
-
Puasa apa saja yang termasuk dalam puasa Dzulhijjah? Puasa Dzulhijjah terdiri dari beberapa puasa sunnah. Yaitu puasa sunnah pada tanggal 1 sampai 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Kemudian ada pula puasa Tarwiyah, yaitu puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah.
-
Apa keutamaan puasa Arafah? Termasuk dalam ibadah sunnah, puasa Tarwiyah dan Arafahtentu tidak menyebabkan dosa jika tak dilaksanakan. Namun, kedua puasa ini memiliki keutamaan yang luar biasa bagi mereka yang mengerjakannya.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis.” (HR. Abu Daud dan An-Nasa’i.)
Menjalankan puasa Dzulhijjah bukan hanya sekadar menjalankan ibadah fisik, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas spiritual.
Dengan mengetahui jadwal puasa Dzulhijjah 2024, umat Muslim dapat lebih terarah dalam mempersiapkan diri secara mental dan spiritual.
Jadwal Puasa Dzulhijjah 2024
Bulan Dzulhijjah dalam kalender Islam adalah bulan yang sangat istimewa, terutama sepuluh hari pertamanya. Pada hari-hari ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan saleh, karena amal baik pada hari-hari tersebut sangat dicintai oleh Allah.
Berikut adalah jadwal puasa Dzulhijjah 2024:
- Puasa di Awal Dzulhijjah: Dilaksanakan di 7 hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1-7 Dzulhijjah 1445 H atau 8-14 Juni 2024.
- Puasa Tarwiyah: Dilaksanakan pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah, yaitu pada 15 Juni 2024.
- Puasa Arafah: Dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, yaitu pada 16 Juni 2024.
merdeka.com
Untuk memudahkan Anda mengingat, berikut jadwal puasa Dzulhijjah 2024:
- Sabtu, 8 Juni 2024 M/1 Dzulhijjah 1445 H
- Ahad, 9 Juni 2024 M/2 Dzulhijjah 1445 H
- Senin, 10 Juni 2024 M/3 Dzulhijjah 1445 H
- Selasa, 11 Juni 2024 M/4 Dzulhijjah 1445 H
- Rabu, 12 Juni 2024 M/5 Dzulhijjah 1445 H
- Kamis, 13 Juni 2024 M/6 Dzulhijjah 1445 H
- Jumat, 14 Juni 2024 M/7 Dzulhijjah 1445 H
- Sabtu, 15 Juni 2024 M/8 Dzulhijjah 1445 H (Puasa Tarwiyah)
- Ahad, 16 Juni 2024 M/9 Dzulhijjah 1445 H (Puasa Arafah)
Syekh Zakaria al-Anshari dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan bahwa puasa 9 hari di bulan Dzulhijjah adalah sunah.
Tanggal 1-7 adalah sunah bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji maupun tidak. Sedangkan untuk tanggal delapan (hari Tarwiyah) dan sembilan (hari Arafah), hanya disunahkan untuk mereka yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
merdeka.com
Keutamaan Puasa Bulan Dzulhijjah
Keutamaan dari puasa di awal bulan Dzulhijjah dapat kita lihat dari hadis Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».
“Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.“
(HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad.)
Puasa Arafah sendiri juga memiliki keutamaan. Puasa yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah ini merupakan ibadah yang mulia di mana datang pengampunan dosa dan pembebasan diri dari siksa neraka. Puasa Arafah ini disunahkan bagi orang yang tidak berhaji.Keutamaan dari puasa ini dijelaskan oleh Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim.)
Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6: 428) berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”
Bagaimana dengan Puasa Tarwiyah?
Keutamaan dari puasa Tarwiyah ini dijelaskan dalam salah satu hadis yang artinya,
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.” Hadis ini diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas.
Namun, Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadis ini tidak sahih. Asy Syaukani mengatakan bahwa hadis ini tidak sahih dan dalam riwayatnya ada perowi yang pendusta. Kemudian Syaikh Al Albani juga mengatakan bahwa hadis ini dho’if (lemah).
Jika hadis di atas adalah dho’if (lemah), maka tidak boleh diamalkan dengan sendirinya. Tapi, Anda masih bisa berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah namun bukan karena dasar hadis dho’if tersebut, melainkan karena mengamalkan keumuman hadis sahih tentang keutamaan puasa di sembilan hari awal Dzulhijjah.
Wallahu a’lam.