Kisah Emak-Emak di Nusa Jaya Tangerang Tanam Sayur di Lahan Kosong, Bantu Pangan Warga di Tengah Mahalnya Bahan Pokok
Semangat emak-emak tersebut bisa membantu pemenuhan kebutuhan makanan sehat di tengah harga pangan yang mahal.

Semangat emak-emak tersebut bisa membantu pemenuhan kebutuhan makanan sehat di tengah harga pangan yang mahal.

Kisah Emak-Emak di Nusa Jaya Tangerang Tanam Sayur di Lahan Kosong, Bantu Pangan Warga di Tengah Mahalnya Bahan Pokok
Semangat ketahanan pangan rupanya bisa muncul dari inisiatif kaum perempuan, seperti yang terjadi di Kelurahan Nusa Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Kelompok emak-emak di sana bergerak bersama menyulap lahan kosong untuk ditanami sayur.
Para anggota KWT Srikandi di RT 02, RW 08 ini berhasil membudidayakan sejumlah jenis sayuran yang mudah diolah. Mereka diketahui membawa misi untuk membantu menyediakan kebutuhan pangan di tengah harga bahan pokok yang mahal.
“Kami tergerak untuk memanfaatkan lahan yang dulunya semak belukar menjadi lahan produktif,” terang Ketua RW 08, Kelurahan Nusa Jaya, Erwin Lubis, mengutip tangerangkota.go.id, Rabu (8/5).

Mengatasi Masalah Kenaikan Harga Pangan
KWT Srikandi dibentuk pada awal tahun 2023 lalu. Saat itu, peruntukannya adalah membantu mengatasi kenaikan harga pangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Dengan melihat keberhasilan KWT di daerah lain, Erwin meyakini jika KWT Srikandi juga dapat membantu menyediakan pangan bagi masyarakat sekitar. Apalagi, kata dia, KWT juga mendapat bantuan dari lurah setempat.
“Mendapat dukungan dari Lurah Nusa Jaya, akhirnya kami sepakat membangun KWT di lingkungan RW 08 agar hasilnya dapat dikonsumsi oleh masyarakat sekitar,” katanya.
Tanam hingga 100 Jenis Sayuran
Di bawah kepemimpinan KWT oleh Mimin Suminar, sebanyak 15 emak-emak di sana berhasil menanam hampir 100 tanaman meliputi pakcoy, kangkung, daun singkong, jahe, lengkuas, cabai, terong, dan berbagai jenis buah-buahan.
Untuk luas lahan diketahui mencapai 700 m2, dengan sistem perawatan rutin melalui penyiraman dan perawatan khusus. Hasil panennya kemudian dibagikan kepada warga yang membutuhkan.
“Setiap akhir pekan kami selalu membagikan hasil panen yang ada di sini kepada masyarakat secara gratis. Biasanya kami bagikan selepas kegiatan senam bersama yang dilaksanakan di halaman KWT Srikandi tak hanya dari RW 08, namun juga warga sekitar,” lanjut Erwin.

Warga Tergerak untuk Melakukan Penghijauan
Sementara itu, Ketua KWT Srikandi, Mimin Suminar menyatakan, dari kegiatan KWT emak-emak di sana mulai sadar untuk mengaplikasikan kegiatan menanam sayuran di rumah masing-masing.
Mereka memanfaatkan lahan-lahan kosong seperti halaman belakang, juga pekarangan depan sebagai lahan pertanian perkotaan. Ini juga menjadi salah satu upaya penghijauan sederhana yang bisa dilakukan dari rumah masing-masing.
bahwa meskipun KWT Srikandi belum sebesar KWT di tempat lain, namun ia berharap agar kedepannya KWT Srikandi dapat terus berkembang. Ia juga mendorong para anggota KWT untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah mereka secara maksimal untuk bercocok tanam sayuran dan tanaman obat.
“Alhamdulillah hampir sebagian warga mulai menanam tanaman di pekarangan rumah. Semoga ke depannya kepedulian akan bercocok tanam bisa terus dilanjutkan, sehingga dapat membantu perekonomian warga,” ujar Mimin.

KWT Lain di Karawaci Tangerang
Selain KWT Srikandi, ada juga KWT Cabe Rawit yang berada di wilayah Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. KWT tersebut sudah ada lebih dulu sejak 2020, sebelum KWT Nusa Jaya.
Secara rintisan, KWT Cabai Rawit juga memulainya dengan menyulap lahan kosong di sana. Para pengelolanya yang merupakan kaum perempuan menanam aneka sayuran untuk membantu ketahanan pangan warga.
Saat itu, kehadiran KWT Cabai Rawit turut membantu penyediaan makanan sehat, untuk membantu warga terdampak pandemi Covid-19. Beberapa sayuran seperti pokcoy, sawi, kol dan lidah buaya dikembangkan lewat metode organik sebagai minuman kesehatan.
Saat itu, KWT yang diketuai oleh Suwarni mampu membudidayakan hingga 3.000 bibit sayuran untuk ketahanan pangan warga di masa PPKM oleh pemerintah
