Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Penyebab Bayi Kuning, Berikut Cara Mengatasinya dengan Aman

Mengenal Penyebab Bayi Kuning, Berikut Cara Mengatasinya dengan Aman Ilustrasi bayi. Shutterstock/Vladimir Mucibabic

Merdeka.com - Bayi kuning merupakan kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan umumnya tidak berbahaya. Tanda-tanda bayi kuning mudah terlihat karena ciri khas pewarna kuning pada kulit dan juga pada bagian putih mata. Istilah medis untuk kondisi ini adalah ikterik neonatorum.

Penyakit kuning ini lebih sering terjadi pada bayi yang lahir prematur dan bayi yang mengalami ketidakcukupan cairan. Penyebab bayi kuning adalah kadar bilirubin yang tinggi dalam darah. Bilirubin ini adalah pigmen kuning dalam sel darah merah. Kelebihan bilirubin terjadi karena organ hati bayi belum cukup matang untuk menyingkirkan bilirubin dalam aliran darah. Seiring dengan berkembangnya fungsi organ hati bayi dan mulai meningkatnya asupan bayi, penyakit kuning akan berangsur hilang dengan sendirinya.

Pada kebanyakan bayi, penyakit kuning ini tidak memerlukan perawatan khusus dan akan hilang dengan sendirinya sekitar 2-3 minggu setelah lahir. Lebih jauh berikut ini informasi mengenai penyebab bayi kuning berikut cara mengatasinya dengan aman telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.

Orang lain juga bertanya?

Penyebab Bayi Kuning

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab bayi kuning adalah kelebihan bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen kuning sel darah merah. Bilirubin adalah produk limbah, diproduksi ketika sel darah merah dipecah. Biasanya zat ini akan rusak di hati dan dikeluarkan dari tubuh di tinja.

Bayi yang masih di dalam kandungan memiliki hemoglobin yang berbeda. Saat lahir, hemoglobin ini dipecah dengan cepat, menghasilkan kadar bilirubin yang lebih tinggi. Bilirubin harus disaring keluar dari aliran darah oleh hati dan dikirim ke usus untuk diekskresi.

Namun, pada bayi, hati belum sepenuhnya berkembang dan tidak dapat menyaring bilirubin secepat yang diproduksi. Ini yang menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata. Penyakit kuning karena kondisi bayi baru lahir yang normal ini disebut penyakit kuning fisiologis, dan biasanya muncul pada hari kedua atau ketiga kelahiran.

Penyebab bayi kuning bisa dipicu oleh suatu gangguan yang mendasarinya. Tes tambahan mungkin diperlukan untuk melihat apakah penyebab bayi kuning adalah kondisi yang mendasarinya. Beberapa kasus penyebab bayi kuning yang parah terkait dengan gangguan atau penyakit yang mendasarinya.

Berikut beberapa penyakit atau kondisi yang dapat menjadi penyebab bayi kuning:

  • Pendarahan internal
  • Infeksi dalam darah bayi
  • Kerusakan hati
  • Kekurangan enzim
  • Kelainan sel darah merah bayi
  • Saluran empedu atau usus tersumbat
  • Hipotiroidisme - kelenjar tiroid yang kurang aktif
  • Hepatitis - peradangan hati
  • Hipoksia - kadar oksigen rendah
  • Beberapa infeksi, termasuk sifilis dan rubela
  • Gejala Penyakit Kuning

    Kulit dan bagian putih mata yang menguning merupakan tanda utama penyakit kuning pada bayi. Kondisi ini biasanya muncul antara hari kedua dan keempat setelah lahir. Kadar bilirubin biasanya memuncak antara 3 hingga 7 hari setelah lahir. Kondisi ini biasanya dimulai di kepala dan menyebar ke dada, perut, lengan, dan kaki.

    Untuk memeriksa penyakit kuning pada bayi, tekan lembut pada dahi atau hidung bayi. Jika kulit terlihat kuning di tempat menekan, kemungkinan bayi memiliki penyakit kuning ringan. Jika bayi tidak memiliki penyakit kuning, warna kulit seharusnya terlihat sedikit lebih terang dari warna normal sejenak.

    Gejala penyakit kuning bayi juga dapat meliputi kantuk, tinja pucat, dan urin gelap. Gejala penyakit kuning bayi yang parah meliputi perut atau tungkai kuning, kantuk, ketidakmampuan untuk menambah berat badan, nafsu makan yang buruk, dan lebih sensitif.

    Cara Mengatasinya

    Kebanyakan bayi kuning fisiologis tidak perlu terapi dan akan membaik dengan sendirinya. Namun, apabila bayi kuning menyebar ke bagian dada atau perut, dokter spesialis anak akan melakukan pengecekan pada kadar bilirubin bayi. Keputusan untuk sampai dilakukan terapi, berdasarkan pada kadar bilirubin dan maturitas bayi. Keputusan ini sebaiknya dibuat dengan bantuan dokter spesialis anak.

    Bukan hanya itu, pemberian minum ASI juga harus dilakukan sesering mungkin (antara 8-12 kali sehari). Pasalnya pemberian ASI yang rutin dipercaya dapat membantu bayi mengeluarkan bilirubin dari tubuh dan mencegahnya mengalami dehidrasi. Bila bayi belum dapat minum ASI, berikan saja susu formula sebanyak 30-60 mililiter setiap 2-3 jam untuk minggu pertama.

    Jika kondisi bayi kuning lebih berat, maka bayi mungkin membutuhkan terapi lainnya seperti fototerapi. Jenis terapi ini menggunakan cahaya untuk mencegah bilirubin pada tubuh bayi. Melalui fototerapi ini, bayi diletakkan pada tempat tidur khusus di bawah cahaya spectrum biru menggunakan popok saja dan mengenakan kacamata pelindung khusus. Selimut khusus mungkin juga diletakkan di bawah bayi.

    Biasanya fototerapi membutuhkan rawat inap di rumah sakit dan bayi prematur mungkin membutuhkan terapi lebih agresif lagi dibandingkan pada bayi yang lahir cukup bulan. Bayi dengan sakit kuning saat lahir memang terlihat mengkhawatirkan, karena dari segi fisiknya, kulit tubuhnya akan menjadi berwarna kuning. Namun bila menemukan anak yang terkena sakit kuning, segeralah untuk berkonsultasi apa yang perlu diketahui dan lakukan dengan dokter spesialis anak. (mdk/nof)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    5 Cara Mengatasi  Biang Keringat pada Bayi, Orang Tua Wajib Tahu
    5 Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi, Orang Tua Wajib Tahu

    Biang keringat pada bayi adalah kondisi di mana kelenjar keringat mengalami penyumbatan atau iritasi.

    Baca Selengkapnya
    5 Penyebab Keringat Dingin pada Bayi, Begini Cara Mengatasinya
    5 Penyebab Keringat Dingin pada Bayi, Begini Cara Mengatasinya

    Keringat dingin pada bayi adalah kondisi di mana bayi mengalami keringat berlebih yang bersifat dingin dan lembab pada tubuhnya.

    Baca Selengkapnya
    Penyebab Kepala Bayi Peyang dan Ciri-cirinya, Ketahui Cara Mencegahnya
    Penyebab Kepala Bayi Peyang dan Ciri-cirinya, Ketahui Cara Mencegahnya

    Kepala bayi peyang adalah kondisi di mana bentuk kepala bayi menjadi datar pada salah satu sisi atau bagian belakang.

    Baca Selengkapnya
    Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
    video untuk kamu.
    SWIPE UP
    Untuk melanjutkan membaca.
    6 Penyebab Tukak Lambung pada Anak, Begini Cara Mengatasinya
    6 Penyebab Tukak Lambung pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

    Penyakit tukak lambung adalah kondisi yang menyebabkan luka atau borok pada lambung atau duodenum.

    Baca Selengkapnya
    6 Cara Mengatasi Hipotermia pada Bayi, Waspadai Penyebabnya
    6 Cara Mengatasi Hipotermia pada Bayi, Waspadai Penyebabnya

    Hipotermia pada bayi adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika suhu tubuh bayi turun di bawah batas normal.

    Baca Selengkapnya
    Cara Mengatasi Bayi Cegukan dengan Efektif, Kenali Penyebabnya
    Cara Mengatasi Bayi Cegukan dengan Efektif, Kenali Penyebabnya

    Cegukan pada bayi sebenarnya adalah respons alami dari sistem pernapasan yang sedang berkembang.

    Baca Selengkapnya
    Kelainan Bawaan Berupa Kista Duktus Koledokus Bisa Sebabkan Bayi Lahir Kuning
    Kelainan Bawaan Berupa Kista Duktus Koledokus Bisa Sebabkan Bayi Lahir Kuning

    Kondisi bayi yang terlahir kuning bisa terjadi akibat kelainan bawaan berupa kista.

    Baca Selengkapnya
    Cara Mengatasi Batuk Kering pada Anak, Mudah dan Efektif
    Cara Mengatasi Batuk Kering pada Anak, Mudah dan Efektif

    Merdeka.com merangkum 10 cara mengatasi batuk kering pada anak dengan aman dan efektif.

    Baca Selengkapnya
    7 Kondisi pada Bayi yang Sering Buat Orangtua Cemas Padahal Tidak Berbahaya
    7 Kondisi pada Bayi yang Sering Buat Orangtua Cemas Padahal Tidak Berbahaya

    Sejumlah kondisi kesehatan pada bayi sebenarnya normal terjadi tanpa harus menimbulkan kekhawatiran orangtua.

    Baca Selengkapnya