Pria Ini Rela Tinggal di Bandara Selama 14 Tahun, Ternyata karena Ini
Merdeka.com - Bandar udara atau yang sering disebut dengan bandara bukan merupakan sebuah tempat tinggal. Namun karena berbagai alasan, ternyata ada orang-orang yang terpaksa tinggal di sana bahkan dalam waktu yang begitu lama.
Seperti halnya yang dilakukan oleh pria asal China yang diketahui bernama Wei Jiangou ini. Melansir Daily Mail, Wei Jiangou tinggal di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing, China sudah sekitar 14 tahun.
Bukan tanpa alasan ia memutuskan untuk tinggal bandara agar bisa jauh dari keluarga. Mengingat selama ini, keluarganya selalu melarang dan memaksa dirinya untuk berhenti merokok dan minum alkohol.
-
Mengapa sulit berhenti merokok? 'Kenapa menjadi susah untuk berhenti merokok? Karena seseorang yang sudah berhenti merokok itu, awalnya dia merasa nyaman, rileks dengan merokok, itu mulai ada perasaan tidak nyaman di tubuhnya ketika tidak merokok, seperti ada ketegangan, emosinya jadi sensitif dan mudah marah,' kata Dona beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cara berhenti merokok? 'Dan kita tahu cara melakukannya, dengan menaikkan pajak rokok dan meningkatkan dukungan penghentian,' lanjutnya.
-
Apa saja tantangan berhenti merokok? Proses berhenti merokok sering kali disertai dengan gejala fisik dan psikologis yang tidak menyenangkan. Ketika seseorang yang terbiasa merokok mencoba untuk berhenti, mereka sering kali merasakan ketegangan, iritabilitas, dan perasaan tidak nyaman yang intens.
-
Kenapa Ibu Normayanti rela tinggal jauh dari keluarga? Saat itu, Norma harus menempuh perjalanan dengan sepeda motor selama 2,5 jam dari Tebing Tinggi untuk sampai di sekolah. Bukan hanya persoalan waktu tempuh. Dia juga harus melewati selat untuk sampai di Desa Peranggas. Alat transportasi yang digunakan berupa kempang atau perahu kayu.'Untuk sampai ke sekolah, harus berangkat dari ibu kota kabupaten menyeberangi selat. Berangkat pakai kempang atau perahu yang biasa dipakai masyarakat Rangsang menuju kabupaten, itu 30 menit ke Desa Peranggas,' kata ibu 2 anak ini.
-
Kenapa berhenti merokok penting? Berhenti merokok memiliki dampak yang luar biasa dalam mengurangi risiko kematian.
"Saya tidak bisa kembali ke rumah karena saya tidak memiliki kebebasan di sana, keluarga saya memberi tahu saya jika ingin tinggal, saya harus berhenti merokok dan minum," jelasnya seperti dilansir Merdeka.com pada (31/03).
Berikut selengkapnya.
Awal Mula Candu Rokok dan Minuman Keras
Sebelumnya, diketahui pula bahwa Jianguo mulai suka merokok dan minum-minuman keras setelah ia depresi akibat kehilangan pekerjaan tepat di usianya menginjak 40 tahun. Bukannya berusaha untuk mencari pekerjaan lagi, Jiangou sehari-hari hanya melakukan kebiasaan yang membuat anggota keluarganya merasa risih sekaligus sebal tersebut.
Dari situ lah, keluarganya kemudian memberi peringatan pada Jianguo, yang mana ia boleh tetap tinggal di rumah asal menghentikan kebiasaan buruknya tersebut. Namun, Jianguo tak bisa memenuhi permintaan keluarganya tersebut hingga ia pun memilih tinggal di bandara.
Selain berhenti merokok dan minum, Jianguo ternyata harus memberi uang tunjangan dari pemerintah sebesar 1000 yuan atau sekitar Rp2,25 juta untuk keluarganya. Pria yang sekarang telah berusia 60 tahun itu tentu saja tidak merelakan tersebut lantaran ia harus membeli rokok dan alkohol.
Daily Mail ©2022 Merdeka.com
Tak Mau Pulang ke Rumah
Di sisi lain, keberadaan Jianguo dalam waktu yang lama di bandara tentu sudah disadari oleh petugas keamanan. Apalagi, ia membawa peralatan masak dan bahkan memasak sendiri makannya walaupun ia terkadang juga membeli makanan cepat saji yang banyak tersedia di sekitar bandara.
Polisi pun diketahui sudah sering membawanya pula ke rumah keluarga. Namun Jianguo tetap kembali ke bandara. Hal tersebut tak lain lantaran ia sudah sangat betah tinggal di bandara. Selain fasilitasnya lengkap, Jianguo bisa bebas merokok dan minum tanpa diganggu anggota keluarganya.
Bagi Jianguo, hal yang paling membahagiakan dalam hidupnya adalah selama ia memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun yang diinginkan tanpa campur tangan keluarganya.
Daily Mail ©2022 Merdeka.com
(mdk/anf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria ini mengaku merasa senang karena bisa membelikan tiket pesawat untuk kedua orang tuanya dan bisa berkumpul bersama di perantauan.
Baca SelengkapnyaTengku Firmansyah beserta istri dan kedua anaknya memutuskan untuk memulai babak baru kehidupan mereka di Kanada.
Baca SelengkapnyaIntip yuk foto-foto Tengku Firmansyah saat bekerja jadi tukang besi di Kanada!
Baca SelengkapnyaAldioanto (67) terlahir normal sebagai laki-laki, akibat dirumahkan dari suatu perusahaan tempatnya bekerja sebagai pramugara di Garuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaHollywood mengadaptasi kisah pria ini jadi film dan dirilis pada 2004.
Baca SelengkapnyaPria ini menceritakan kisah hidup yang tak mudah dan membuatnya hijrah.
Baca SelengkapnyaRupanya alih-alih hanya video call karena gagal mudik, Nambunan memilih membawa orang tuanya ke perantauan.
Baca SelengkapnyaIntip yuk foto-foto Tengku Firmansyah saat bekerja jadi tukang besi di Kanada!
Baca SelengkapnyaSeorang tahanan ogah keluar dari penjara dengan alasan betah. Polisi yang bertugas bahkan sempat mengusir dan memintanya untuk segera berkemas pulang.
Baca SelengkapnyaMeski hidup sederhana dengan keterbatasan yang ada, namunia merasa sangat nyaman menikmati hari-hari tuanya.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok merupakan sebuah hal yang sulit dilakukan banyak orang dengan mudah. Kondisi ini biasanya disebabkan karena faktor di dalam diri.
Baca Selengkapnya4 tahun hidup di perantauan, prajurit TNI ini akhirnya bisa mudik ke Papua dari Jakarta.
Baca Selengkapnya