Susah Sinyal, Warga Satu Desa di Bandung Ini Gunakan HT untuk Berkomunikasi
Merdeka.com - Dekat dengan ibu kota tidak berarti segalanya serba mudah. Akses komunikasi terkadang masih menjadi sesuatu yang sulit didapatkan oleh warga di Kampung Baru, Desa Gununghalu, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di sini, kebanyakan warganya menggunakan handy talkie (HT) untuk berkomunikasi karena sulitnya sinyal.
Secara geografis, letak permukiman mereka memang berada di kawasan pegunungan dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Menurut salah satu warga, HT menjadi alat komunikasi utama di Kampung Baru.
“Di sini (Kampung Baru) banyak yang menggunakan HT karena tidak ada sinyal,” kata salah seorang warga setempat, dikutip dari YouTube Petualangan Alam Desaku, Senin (13/3).
-
Apa yang menjadi akses menuju kampung terpencil? Akses menuju kampung ini sulit dan hanya bisa dilalui dengan jalan kaki.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
-
Bagaimana akses menuju kampung terpencil itu? Akses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
-
Dimana kampung terpencil itu berada? Dusun Gunung Tengu merupakan sebuah perkampungan mati yang berada di tengah perkebunan kopi, lokasinya berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.
-
Dimana letak kampung terpencil ini? Dusun Jurang Sempu yang berada di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan merupakan salah satu desa terpencil di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
HP Tidak Bisa Digunakan
©2023 YouTube Petualangan Alam Desaku/ Merdeka.com
Diungkap warga tersebut, penggunaan HT sebagai alat komunikasi utama tidak berarti masyarakat setempat tak memiliki HP. Namun, alat komunikasi ini sering kali tidak bisa digunakan karena sulitnya sinyal.
Butuh perjuangan untuk bisa berkomunikasi dengan HP. Agar bisa terhubung, HP perlu ditempatkan di sudut tertentu dengan kondisi sinyal yang tidak stabil dan seringkali hilang.
“Yang punya HP ada, cuman kalau mau dipakai harus diletakkan di tempat tertentu misal di kaca. Kalau diambil kembali hilang sinyalnya,” kata dia melanjutkan.
Sinyal HT Bisa Tembus Sampai Hutan
Alasan lain warga memilih HT daripada HP lantaran sinyal HT yang bisa tembus hingga ke pelosok desa. Ia mencontohkan, saat berada di hutan, dirinya masih bisa berkomunikasi dengan pihak lain.
Kondisi tersebut berbeda dengan saat berkomunikasi dengan HP, karena daerah tersebut masih belum mendapatkan akses sinyal yang memadai dan stabil. Untuk saat ini, kebanyakan warga menggunakan HT sepasang. Mereka membelinya dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan HP, yakni sebesar Rp300 ribu.
“Ini harganya murah, jadi sepasang itu Rp300 ribu. Dan ini bisa komunikasi dengan orang-orang yang punya juga. Semisal ada 20 orang yang punya, ya semuanya ikut dengar,” katanya lagi.
Untuk menggunakan alat komunikasi ini, warga setempat hanya perlu mengganti saluran satu hingga tiga, tergantung tempat yang dilalui.
Perlu ke Desa Sebelah untuk Meraih Sinyal
Ditambahkannya, untuk mendapatkan sinyal warga di Kampung Baru, Gunung Halu harus pergi ke perkampungan lain. Hal ini yang kemudian membuat warga lebih memilih HT karena mudah digunakan di segala medan.
Penggunaan HT juga disebut lebih mudah, karena hanya perlu diisi ulang baterainya menggunakan listrik.
“Ini lumayan jauh jangkauannya, bisa sampai ke kampung sebelah. Kalau sinyal HP harus ke Tangsi (kampung sebelah) itu banyak sinyal,” katanya.
Adapun masyarakat di Gunung Halu banyak bekerja di sektor pertanian, di sana terdapat sejumlah tanaman yang dibudidayakan seperti sayuran. Karena berada di dataran tinggi, udara di sana pun cukup dingin. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkunjung ke Dusun Malangbong seakan bernostalgia dengan suasana pedesaan tahun 1980-an.
Baca SelengkapnyaBerada di ujung Tasikmalaya, daerah tersebut nampak dikelilingi hutan belantara.
Baca SelengkapnyaTerlihat rumah-rumah di Kampung Popok cukup sederhana dengan nuansa Jawa.
Baca SelengkapnyaKampung itu merupakan kampung tertinggi di Kabupaten Ponorogo sebelah barat.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu-ibu warga di sana menyebutkan bahwa kampung ini sudah ada sejak zaman peperangan.
Baca SelengkapnyaSebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaDi era modern saat ini ternyata di Indonesia masih ada salah satu kawasan yang tidak dialiri listrik.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaPerkampungan di sana setiap hari tertutup kabut dan mayoritas warganya adalah petani.
Baca SelengkapnyaSinyal internet yang kini bisa diakses membawa kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat di daerah yang tadinya blankspot.
Baca SelengkapnyaRumah-rumah di sana sudah diwariskan secara turun-temurun
Baca Selengkapnya