Uniknya Gacle, Seni Sulap ala Nenek Moyang Sukabumi yang Bikin Pemainnya Berubah Wujud
Kesenian sulap ini menarik minat penonton karena pemainnya dapat berubah wujud tanpa bantuan orang lain.
Tradisi sulap selama ini dikenal sebagai salah satu warisan budaya dari negeri Barat. Setiap pertunjukannya selalu mengundang decak kagum sekaligus pertanyaan, lantaran kerap ditampikan aksi di luar nalar.
Rupanya, kesenian serupa juga telah ada di Kampung Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bernama Gacle. Salah satu yang khas dari penampilan ini adalah, adanya seorang pemain yang bisa berubah wujud dengan sendirinya tanpa dibantu orang lain.
-
Dimana Kesenian Kutukuprak di Sumedang dulunya sering dipentaskan? Sebelumnya, kesenian ini lahir dan dirawat oleh warga di wilayah Jatigede dan sekitarnya yang sering dipentaskan.
-
Apa itu Sandekala di budaya Sunda? Sandekala merupakan cerita turun-temurun dari para orang tua yang konon menyerupai sosok perempuan menyeramkan. Hantu ini digambarkan mirip Wewe Gombel yang bisa menyembunyikan anak-anak ketika tetap bermain saat kumandang azan magrib. Sebenarnya, sosok ini merupakan mitologi sebagai media komunikasi antara orang tua dengan anak agar melaksanakan ibadah di jam tersebut.
-
Apa itu tradisi gacong? Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Gacong merupakan petani dadakan yang datang tanpa diminta. Mereka biasanya warga di sekitar sawah atau kebun dan sudah mengetahui jadwal panen. Pelaku gacong ini akan dengan sukarela membantu petani utama dan pemilik sawah untuk memanen tanamannya yang luas.
-
Bagaimana makna dari 'Wakul glimpang segane dadi sak latar'? Lirik 'Wakul glimpang segane dadi sak latar' memperingatkan agar pemimpin tidak merasa tinggi hati karena kekuasaan atau jabatannya.
-
Apa yang menjadikan Wayang Kulit Purwa Cirebon unik? Keunikan lain dari wayang kulit Cirebon adalah terdapatnya 9 tokoh Punakawan. Ini berbeda dari kebanyakan wayang yang umumnya hanya memiliki empat yakni Bagong, Petruk, Semar serta Gareng.
-
Siapa yang sering memainkan Ngadu Muncang di Sumedang? Di Sumedang misalnya, kemiri tersebut diadu oleh anak-anak sekolah dengan cara dipukul menggunakan benda keras seperti kayu atau bambu.
Penampilan Gacle juga mampu menarik minat warga sekitar karena pertunjukan sulap turut diiringi kesenian tari dan lawakan tradisional berbahasa Sunda. Musik tradisional menjadi pelengkap pertunjukan sehingga tak membuat penonton bosan.
Penasaran dengan pertunjukan sulap asli tanah Sunda ini? Yuk kenalan lebih dekat dengan kesenian Gacle yang kini hampir punah.
Hiburan Unik Khas Kampung Ciptagelar
Merujuk Instagram Disparbud Jabar, Gacle merupakan kesenian yang bersifat hiburan dan berkembang di kampung adat Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Tidak diketahui pasti kapan keberadaannya dimulai. Namun, dari keterangan warga di sana kesenian ini sudah bertahan sejak 1960-an silam dan menjadi hiburan yang dipentaskan beberapa bulan sekali.
Kesenian Gacle dihadirkan sebagai perekat hubungan antar warga, agar saling menjaga tali silaturahmi dalam bertetangga.
Dibuka dengan Lawakan
Terdapat tiga tahapan dalam pertujukan gacle. Kesenian ini mula-mula dibuka dengan lawakan jipeng yang merupakan senit eater lawak bersifat komedi, dengan tema kehidupan sehari-hari warga Ciptagelar.
Di sini, ada pemain yang berdandan nyeleneh yakni laki-laki dengan bedak dan lipstik. Ada juga yang mengenakan baju pangsi atau pakaian adat khas Sunda berwarna hitam, dengan ikat kepala khas bernama totopong.
Dalam Youtube Toto Sugiarto, para pemain biasanya berjumlah 6 orang ini akan memainkan kisah cerita dengan iringan dari alat musik kecrek, kendang, gong, kenong dan terompet Sunda.
Setelah lawak, acara dilanjutkan dengan jaipongan yang mengandalkan para penari setempat sebelum memulai kesenian Gacle.
Seseorang Bisa Berubah Wujud
Saat Gacle dimulai, biasanya akan terjadi ketegangan karena kesenian ini beraura magis. Namun, lawakan jipeng masih dipentaskan agar warga tidak terlalu takut.
Mengutip jurnal yang ditulis oleh Mira Agustini dan Ni Made Suartini dari Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung berjudul “Struktur Tari dalam Pertunjukan Seni Gacle Grup Satia Kulun Di Kasepuhan Ciptagelar Desa Sinar Resmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi” gacle akan dimulai dengan doa pembuka, diiringi lawakan ringan dari jipeng.
Selanjutnya, seseorang yang sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dan tidak memakai baju akan dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang sudah ditutupi kain hitam bersama buah nanas di atasnya.Kemudian dinyanyikanlah lagu sakral berjudul “Solasih” dan “Pacar geura hudang” oleh pemain lain sembari mengelilingi kurungan.
Tak lama saat kurungan dibuka, si pemain langsung berubah wujud dengan wajah yang sudah dirias dan memakai pakaian berwarna hitam. Orang kerasukan itu tak jarang ikut menari bersama para pemain lain. Agar berhasil, dihadirkan beberapa sesajen berupa buah, kopi dan beberapa makanan untuk persembahan dewa yang akan merasuki tubuh si pemain Gacle.
Manusia Harus Hidup dengan Pengetahuan
Terakhir, kesenian ini juga memiliki makna yang baik. Diikatnya tubuh pemain yang tak sadarkan diri merupakan sebuah simbol yang berguna bagi kehidupan.
Seni Gacle berpesan agar manusia harus dibelit dengan ilmu pengetahuan agar kondisinya berdaya dan berjaya. Ketika pengetahuan dikuasai, maka dia bisa hidup bebas dan merdeka yang ditampilkan dari terlepasnya tali.
Kemudian, kesenian ini juga mengajarkan manusia berpasrah karena aka nada Tuhan yang menolong di setiap kehidupan sulit.
Kesenian ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia asli Jawa Barat. Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) pada 23 Agustus 2024 lalu.