Asa Tiko, Sebelas Tahun Bergantung dengan Air Hujan Rawat Ibu Kandung
Merdeka.com - Rumah berkelir krem di Jalan Paron, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, itu nampak mewah. Pilarnya kokoh berdiri di atas dua lantai. Bagian dalam rumah begitu luas. Kemewahan bangunan tersebut terlihat jelas setelah dibersihkan petugas Gulkarmat Jakarta Timur dan petugas Penanganan Prasarana & Sarana Umum (PPSU) serta kelompok relawan.
Rumah itu sebelumnya terbengkalai. Rimbunan pohon dan semak belukar menutupi halaman dan belakang bangunan. Pembersihan dilakukan petugas Gulkarmat setelah kisah pilu pemilik rumah tersebut viral di media sosial. Tinggal di rumah mewah tanpa listrik dan air selama puluhan tahun.
©2023 Merdeka.com/Lydia FransiscaRumah tersebut dihuni seorang paruh baya bernama Eny dan anaknya Tiko (23). Keduanya menghuni rumah itu tanpa listrik dan air bersih selama 12 tahun. Tidak hanya hidup di rumah tak terawat dan terbengkalai, Tiko juga harus merawat sang ibu yang depresi.
-
Bagaimana Bapak-Bapak terobos hujan? Berikut ini adalah beberapa potret tingkah laku mereka yang dihimpun dari berbagai sumber pada Rabu (19/06/2024).
-
Apa yang ibu itu lakukan untuk putranya? 'Selama 20 tahun, saya hidup dalam ketakutan terus-menerus.' Ia menjelaskan bahwa setelah suaminya meninggal, ia tinggal berdua dengan putranya.
-
Apa yang terjadi pada ibu Tamara? 'Alhamdullilah, Terima kasih Ya Allah, ibuku sudah sadar setelah 4 jam lebih pingsan karena penyumbatan pembuluh darah di Otak dan Terima kasih tak terhingga jg atas kekuatan Doa dari teman2 ????,' tulis Tamara Bleszynski.
-
Bagaimana ibu itu mengurung putranya? Ia mengungkapkan kepada pihak kepolisian bahwa selama bertahun-tahun, ia telah berupaya menyelamatkan putranya melalui berbagai cara, termasuk mengirimnya ke lebih dari 10 pusat rehabilitasi di seluruh negeri.
-
Bagaimana warga kampung terisolir mendapatkan air bersih? Sementara itu, mata air yang digunakan oleh warga setempat untuk keperluan air bersih jaraknya sekitar 700 meter dari perkampungan itu. Tiap hari warga mengambil air dari mata air itu.
-
Bagaimana Suprawoto menjaga ibunya? Suprawoto mengatakan, saat ini ibunya masih dalam kondisi sehat. Padahal usianya sudah menginjak 86 tahun.
Penyebab Rumah Terbengkalai
Kisah pilu Tiko merawat sang ibu di rumah terbengkelai itu berawal pada 2010 silam. Sang ayah bernama Herman Susanto pergi meninggalkan rumah. Informasi beredar kala itu, tuan rumah kembali ke kampung halamannya.
"Jadi tinggal Tiko dan ibunya. Entah itu bercerai, entah itu apa, saya kurang tahu pasti," kata Ketua RT 06/RW 02 Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Noves Haristedja kepada merdeka.com, Kamis (5/1).
Noves menceritakan, Tiko sudah menetap di rumah itu sejak usianya dua tahun. Kira-kira saat itu tahun 2002. Ibu dan ayahnya masih bersama.
Keluarganya bisa dikatakan cukup mampu. Tak hanya terlihat dari rumahnya yang sangat besar dibandingkan warga lainnya. Suami ibu Eny juga berpenampilan sangat necis.
"Kalau dilihat rumahnya, pasti ya orang mampu. Apalagi kalau lihat penampilan Bapaknya waktu masih ada, memang berbeda dengan kita. Terlihat dari rumahnya juga paling bagus di sini dahulu," kata Noves.
Entah apa yang terjadi kala itu, pada 2010 silam, suami ibu Eny pergi pergi dari rumah itu. Sejak tinggal berdua, ekonomi keluarga tersebut mulai merosot.
Eny sempat membuat kue dan gorengan untuk dijual. Tiko bagian menjajakan pada tetangga. Tapi usaha itu tak berlangsung lama.
Makin hari, ekonomi mereka kian terpuruk. Tak punya duit bayar listrik dan air. Hingga akhirnya diputus. Tiko pun ikut terdampak putus sekolah saat kelas 1 SMP atau sekitar 2012. Untuk bertahan hidup bahkan Tiko mengandalkan air hujan untuk dikonsumsi.
Tak ada lagi pemasukan, Tiko terpaksa menjual barang-barang yang ada di rumahnya. Seperti piring, sendok, microwave, ikat pinggang, loyang kue, dan lain sebagainya. Tiko juga berkeliling kepada tetangga untuk meminta bantuan.
"Banyak tuh warga yang nyumbang. Warga sebelah juga kasih air ke sini. Lilin juga ada dikasih," ujar Noves.
Tiko Bekerja Menjadi Petugas Keamanan Kompleks
Di 2015, saat Noves menjabat, Noves mengajak Tiko untuk menjadi tugas pengamanan di kompleks tersebut. Namun, Tiko menolak karena ibunya tak memberi izin.
Namun seiring waktu, seingat Noves, sekitar 2016 ibu Eny berkirim surat kepadanya meminjam uang dengan jaminan Tiko menjadi petugas keamanan kompleks.
Saat Tiko berusia 17 tahun, Noves kemudian membantu dengan membuatkannya KTP begitu juga Eny. Kemudian, Tiko juga dibuatkan juga SIM.
Setelah mendapatkan SIM, banyak warga yang meminta bantuan Tiko untuk mengantar mereka. Tidak berhenti di situ, Noves juga membantu Tiko melanjutkan pendidikannya. Kini, Noves sudah kelas 3 SMP. Bahkan Tiko saat ini mengikuti sekolah paket C dari pemerintah.
Soal kondisi Eny, Noves merasa warganya tersebut tak tepat disebut mengalami gangguan jiwa. Karena, masih bisa berinteraksi dengan warga.
"Kadang sama saya juga kalau ketemu saya tegur dia nyapa juga. Dia juga masih suka keluar beli makanan, ambil air," kata Noves.
Terpisah, Lurah Jatinegara Slamet Sihabudin dipastikan Tiko dan ibunya selalu menjadi penerima bantuan. Namun, mereka kerap menolaknya. Oleh warga setempat warga selalu memikirkan cara agar tetap menyalurkan bantuan itu. Namun Eny menolak karena masih merasa orang yang berkecukupan.
"Iya begitu (tidak menerima bansos). Karena kan dia itu kan awalnya orang berada. jadi enggak mau dibantu," kata Slamet.
Ibu Tiko Dirawat di Rumah Sakit
Namun asa Tiko merawat sang ibu di rumah terbengkalai itu kini hanya tinggal cerita. Usaha Tiko kini terbayar. Usai viral di media sosial, petugas gabungan membersihkan rumah tersebut. Bahkan ibu Eny dirawat di Rumah Sakit Duren Sawit. Perawatan Ibu Eny di ditanggung penuh oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Keamanan rumah mewah terbengkalai dijaga oleh jajaran terkait.
"Kemarin itu kan ada yang lapor ke Dinas Sosial kan bahwa ada Ibu yang kurang sehat lah maksudnya diduga ODGJ. Sehingga Sudin Sosial bersama RT setempat dan pihak kesehatan bersama merujuk ke Rumah Sakit Duren Sawit," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur (Jaktim) Purwono kepada Liputan6.com, Kamis (5/1).
Menurut Purwono, apabila usai mendapatkan perawatan Ibu Eny dinyatakan sembuh, maka Purwono akan menyerahkan urusan perawatan Ibu Eny kepada anaknya Tiko terlebih dahulu. Namun apabila Tiko tak sanggung merawat sang ibu, Sudin Sosial Jaktim siap merawat Ibu Eny di panti sosial di kawasan Cipayung.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di usianya yang baru 13 tahun, Adit harus merawat kedua orang tuanya yang menderita stroke.
Baca SelengkapnyaPria ini rela basah agar ibunda tak kehujanan saat sedang jalani ibadah Natal.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.
Baca SelengkapnyaAdit bergantung hidup pada belas kasih tetangganya setiap hari
Baca SelengkapnyaDitinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.
Baca SelengkapnyaHujan jadi fenomena alam paling ditunggu masyarakat Indonesia belakangan ini.
Baca SelengkapnyaUsai viral di media sosial, begini kabar terbaru Adit yang rawat kedua ortunya di rumah yang hampir roboh.
Baca SelengkapnyaBerasal dari keluarga yang tidak berkecukupan, ia rela banting tulang mencari rezeki sebagai seorang penjual es lilin demi membiayai sang ibunda dan neneknya.
Baca SelengkapnyaSang ibunda meninggal dunia saat ketiganya masih balita.
Baca SelengkapnyaBocah Papua harus rela tinggal berdua dengan adiknya selama berbulan-bulan karena orang tua mereka bekerja mencari kayu gaharu di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaKisahnya rawat kedua orang tua yang sakit stroke viral, intip proses renovasi rumah Adit yang atapnya banyak roboh.
Baca SelengkapnyaMomen ini diunggah oleh akun TikTok @_wie.afrilia_ dan berhasil mencuri perhatian warganet.
Baca Selengkapnya