Tolong! Anak 13 Tahun Rawat Ayah dan Ibunya yang Stroke di Rumah Tua Tanpa Atap
Adit bergantung hidup pada belas kasih tetangganya setiap hari
Adit bergantung hidup pada belas kasih tetangganya setiap hari
Tolong! Anak 13 Tahun Rawat Ayah dan Ibunya yang Stroke di Rumah Tua Tanpa Atap
Aditya Daiva Ardhani, bocah 13 tahun siswa kelas tujuh Sekolah Menengah Pertama (SMP) viral di media sosial.
Perilakunya patut dijadikan contoh anak lainnya. Di usia yang masih amat muda, dia merawat kedua orangtuanya yang sakit di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Adit panggilan bocah itu, merawat seorang diri kedua orangtuanya yang Tengah menderita stroke.
Mereka tinggal baru dua bulan di Kediri. Sebelumnua tinggal di Blitar.
Adit bersama kedua orang tuannya tinggal di rumah tua tanpa sebagian atap di Dusun Kemuning, Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.
Aktivitas Adit terekam viral di medsos (medsos) seperti instagram, Facebook, dan Tiktok.
"Sakit stroke dua-duanya, masih sekolah tapi libur karena mengurusi orangtua," kata Adit.
Adit mengatakan, aktivitas sehari-hari mengurusi kedua orangtuanya itu dilakukan seorang diri. Karena Adit merupakan anak tunggal.
Kedua orangtua Adit tidak bisa beraktivitas dan berjalan dengan normal. Akibat sakit yang diderita tersebut.
Sang ibu yang sakit stroke sejak tahun 2021 itu, kemudian disusul ayahnya mengalami sakit serupa sejak setahun terakhir.
Untuk kebutuhan sehari-hari, keluarga Adit dibantu oleh tetangga sebelah rumah yang juga merupakan kerabat dekat.
"Tolong Perhatikan Kami"
"Untuk makan biasanya dikasih Pak Poh," jelasnya.
Sementara itu sang ayah, Supriyanto, menyampaikan baru pindahan dari Blitar ke rumah tua di Kabupaten Kediri itu sejak dua bulan lalu.
Dia mengaku sejak mengalami sakit stroke, tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya.
"Tolong perhatikan kami," ungkapnya sambil menangis.
Mendapat Perhatian Pemerintah Setempat Camat Gurah, Moch Imron, menerangkan setelah melihat video Adit yang viral ini pihaknya langsung melakukan koordinasi bersama dinas terkait.
Mendatangi langsung ke rumah Adit, Imron datang dengan didampingi Dinas terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Kediri.
"Kita memastikan, berdasar informasi yang kami terima. Pak Supri ini masih berstatus penduduk warga Blitar. Namun karena tinggal dan mempunyai sejarah warga sini (Kediri) kita mengambil langkah memindahkan status dahulu ke Kabupaten Kediri," katanya.
Selanjutnya, kata dia, apabila sudah berstatus warga Kabupaten Kediri, maka akan memudahkan untuk pemberian bantuan-bantuan yang lain.
Terkait pendidikan dari Adit, pihaknya juga mendorong untuk pemindahan sekolah asalnya Blitar ke Kabupaten Kediri.
Ketika sudah jelas status kependudukannya, bersama Pemerintah desa akan menggunakan anggaran dana desa untuk rehabilitasi rumah.
"Kalau bisa tahun ini atau tahun depan semoga bisa rehabilitasi rumahnya dan koordinasi juga dengan pemerintah Kabupaten," pungkasnya.