Berisiko Tinggi, Begini Momen Para Pekerja Mandikan Patung Pancoran
Patung ini juga menggambarkan semangat melalui sikap tangan yang menunjuk ke depan, mengarah ke utara, tepatnya ke Bandar Udara Internasional Kemayoran.
Patung Dirgantara memiliki tinggi 11 meter
Berisiko Tinggi, Begini Momen Para Pekerja Mandikan Patung Pancoran
Melalui UP Pusat Konservasi Cagar Budaya Pemprov DKI Jakarta melakukan pembersihan kembali Patung Pancoran atau Monumen Dirgantara pada Senin (16/10).
Pembersihan tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya konservasi atau penyelamatan objek cagar budaya di Jakarta.
Dilihat dari akun Instagram @jktinfo, patung yang emiliki tinggi 11 meter, sudah pasti pembersihan Patung Dirgantara memiliki risiko tinggi. Terlihat patung ditutup kain berjaring berwarna hitam.
Ada sekitar tiga orang petugas yang sudah lengkap dengan peralatan keselamatan, perlahan 'memanjat' Patung Pancoran.
Setelah sampai di puncak patung Pancoran, terlihat petugas tersebut memeriksa dengan seksama juga mendetil terhadap kondisi bebatuan patung.
Sesekali terlihat ada sisi yang dibersihkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, secara teknis kegiatan perawatan dilaksanakan Unit Pengelola (UP) Pusat Konservasi Cagar Budaya sejak Sabtu (27/9) lalu.
"Monumen Patung Dirgantara merupakan salah satu landmark Jakarta. Perawatan ini merupakan upaya pelestarian atau penyelamatan Objek Cagar Budaya yang memiliki nilai sejarah terhadap perkembangan Jakarta dan peradaban," kata Iwan dalam situs resmi Pemprov DKI, seperti dikutip merdeka.com, Kamis (19/10).
Pemprov DKI Jakarta menargetkan pemebersihan Patung Pancorang rampung pada awal bulan November.
"Targetnya rampung awal November. Keberhasilan konservasi Monumen Patung Dirgantara merupakan wujud dari Suksesnya Jakarta untuk Indonesia," ucapnya.
Di balik gagahnya Patung Pancoran terdapat sosok yang berpengaruh dalam proses perancangan hingga pemasangannya.
Sosok di Balik Patung Pancoran
Patung Dirgantara, yang berada di daerah Pancoran, Jakarta Selatan, juga dikenal sebagai Patung Pancoran, merupakan karya seni yang diciptakan oleh Edhi Sunarso pada sekitar tahun 1964-1965, dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta.
Proses pembuatannya dilakukan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta yang dipimpin oleh I Gardono.
Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno, meminta Patung Pancoran dibuat untuk menggambarkan keperkasaan Bangsa Indonesia di bidang Dirgantara.
Patung ini terdiri dari beberapa potongan, dengan total berat mencapai 11 ton. Setiap potongan beratnya sekitar 1 ton dan terbuat dari perunggu.
Patung ini memiliki tinggi 11 meter, sementara tinggi voetstuk (kaki patung) mencapai 27 meter.
Patung ini menggambarkan seorang manusia angkasa yang perkasa, berdiri di atas tugu melengkung.
Melalui gambaran ini, Patung Dirgantara menyiratkan semangat keberanian Bangsa Indonesia, yang didasarkan pada kejujuran, keberanian, dan semangat pengabdian.
Patung ini juga menggambarkan semangat melalui sikap tangan yang menunjuk ke depan, mengarah ke utara, tepatnya ke Bandar Udara Internasional Kemayoran.
Selain menunjuk ke arah utara, patung ini juga dibangun di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya juga sangat strategis karena merupakan monumen penyambut bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Meskipun biaya pemasangan patung sekitar Rp5 juta, yang sebagian masih ditanggung oleh Edhi Sunarso dari total dana Rp12 juta, pemerintah tidak pernah melunasi sisa biaya tersebut.
Soekarno bahkan menjual mobil pribadinya dengan harga Rp1 juta untuk mendukung proyek ini.
Sayangnya, Patung Dirgantara tidak sempat diresmikan oleh Soekarno karena tutup usia sebelum patung tersebut selesai.
Begitu pula dengan Edhi Sunarso, sang perancang patung, yang wafat pada 4 Januari 2016.