Hasil Labfor Polri: Botol Mirip 'Bong' di Blok G Pasar Tanah Abang Bukan Alat Hisap Sabu
Polisi memastikan botol plastik air mineral yang dibolongi sedotan bukan alat hisap narkotika sabu 'bong'.
Di bagian los nomor 149, terdapat sebuah botol plastik air mineral yang tutupnya dilubangi mirip bong sabu
Hasil Labfor Polri: Botol Mirip 'Bong' di Blok G Pasar Tanah Abang Bukan Alat Hisap Sabu
Polisi memastikan botol plastik air mineral yang dibolongi sedotan bukan alat hisap narkotika sabu 'bong'.
Informasi itu setelah dilakukan pengecekan terhadap botol di salah satu los nomor 149, Blok G, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Sudah (keluar hasilnya), kalau dari kandungan hasil lab, hasilnya negatif (narkotika). Suratnya (resmi dari Labfor) sudah saya lihat,"
kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin saat dikonfirmasi, Rabu (12/7).
Merdeka.com
Dugaan dari tempat lain
Menurutnya, temuan barang bukti di Blok G itu bisa saja ditemukan di tempat lain. Ketika di lokasi-lokasi yang kosong baik rumah, bangunan, maupun pasar, barang-barang itu bisa saja ditemukan. "Artinya selama kita masih terus terang terhadap peredaran narkoba hal itu bisa terjadi di mana saja. Tentu yang lebih penting menurut saya setiap orang ikut mengawasi. Agar lingkungannya tidak disalahgunakan, apalagi di situ aktivitas cukup ramai, aktivitas pasar," ujarnya.
"Pastinya sangat kontradiktif misalnya ada aktivitas masyarakat terus ada penyalahgunakan narkoba, walaupun hasil temuan itu negatif. Mungkin orang iseng. Karena kalau misalnya bong habis pakai seharusnya ada kandungan zat di dalamnya, di air bekas pakainya itu,"
ujar Komaruddin.
Pihaknya akan tetap mengawasi lokasi tersebut bekerjasama dengan pihak pengelola. Meskipun hasil labfor botol tersebut negatif sebagai alat hisap sabu alias bong.
Dia juga menolak Blok G dianggap sebagai sarang narkoba.
"Kalau dikatakan sarang mungkin belum, tapi kalau misalnya memang digunakan oleh orang tidak bertanggungjawab mungkin iya. Mungkin lho,"
Kata Komaruddin melanjutkan.
Polisi akan memantau lokasi tersebut selama sebulan ke depan bersama pengelola. Sebagai upaya untuk mencegah lokasi atau tempat umum yang disalahgunakan masyarakat untuk kegiatan negatif. "Perkara hasilnya negatif atau positif itu nomor sekian lah. Tapi yang terpenting itu adalah bagaimana agar tempat-tempat seperti itu kan ada beberapa titik tempat yang memang rentan dijadikan tempat kumpul seperti rumah kosong, bangunan kosong," bebernya.
Dari penelusuran Merdeka.com, suasana di lantai satu pasar masih nampak normal. Pada lantai satu tampak aktivitas normal pedagang.
Meskipun memang tampak sepi pembeli. Kebanyakan lantai 1 diisi oleh pedagang-pedagang pakaian.
Berjalan ke lantai dua, mulai terlihat nampak tangga yang tak terurus. Lantai dan sudut tangga terdapat noda-noda hitam. Situasi juga nampak sepi dan kosong. Lantai tersebut tampak seperti gedung terbengkalai. Beberapa lapak pedagang juga rusak dan banyak sampah berserakan. Los-los pedagang tersebut dipenuhi sampah botol plastik, manekin, kain dan lain-lain.Bau pesing pun menyengat dari tiap los. Membuat situasi tak nyaman dan jorok. Sumber pencahayaan hanya mengandalkan matahari. Sisanya sangat gelap.
Kami berjalan menyusuri barisan los pedagang yang gelap dan kotor. Di bagian los nomor 149, terdapat sebuah botol plastik air mineral yang tutupnya dilubangi.
Di atasnya ada dua sedotan plastik. Botol tersebut mirip dengan bong sabu.
Kondisi di lantai tiga juga tak berbeda jauh. Namun, los-los di sana terlihat lebih bersih. Di area yang tak terkena sinar matahari dan gelap, banyak tutup botol yang dilubangi seperti di lantai dua.
Tak hanya itu, terdapat beberapa botol lem aibon di sana.