Ini 3 Tempat yang Sempat Viral Jadi 'Basecamp' Komunitas LGBT
Di tengah kabar itu, Wakil Sekretaris Fraksi PDIP Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) DKI Jakarta Wa Ode Herlina mengungkap lokasi yang biasa dijadikan tempat berkum
Isu adanya komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) kembali merebak di dalam negeri.
Ini 3 Tempat yang Sempat Viral Jadi 'Basecamp' Komunitas LGBT
Isu adanya komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) kembali merebak di dalam negeri.
Usai, beredar bakal digelarnya pertemuan komunitas tersebut se-Asia Tenggara di Jakarta.
Belum sempat pertemuan digelar, gelombang penolakan sudah terjadi. Bukan tanpa sebab, adat istiadat serta aturan hukum di Indonesia yang tidak melegalkan praktik terebut adalah penyebabnya.
Di tengah kabar itu, Wakil Sekretaris Fraksi PDIP Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) DKI Jakarta Wa Ode Herlina mengungkap lokasi yang biasa dijadikan tempat berkumpul komunitas LGBT.
Saat reses kedua di tahun 2023 pada Selasa (18/7), Wa Ode menerima banyak aduan.
Yakni, hutan kota dan taman acap kali dijadikan 'basecamp' komunitas LGBT. Ini bukanlah pertama kalinya. Sebelumnya, juga sempat beredar beberapa lokasi di Jakarta yang jadi tempat berkumpul komunitas LGBT.
Berikut rincinya:
1. Kafe WOW di Jakarta Selatan
1. Kafe Wow, Jakarta Selatan
Kafe Wow pernah tersandung kasus terkait LGBT selama dua kali. Pertama, kafe ini menjadi sorotan karena adanya video viral yang menunjukkan sekelompok pria yang sedang joget-joget dengan menggunakan tank top dan terlihat bagian perutnya. Kejadian tersebut terjadi pada Desember 2021. Jelang sehari video itu viral, kafe itu disambangi oleh warga sekitar.
Kapolsek Pancoran Kompol Rudiyanto pun telah memediasi antara warga dengan pihak kafe. Bahkan, dilakukan pemeriksaan terkait tuduhan aktivitas LGBT. Kasus selanjutnya terjadi pada Juni 2022 saat beredarnya video yang menunjukkan kelompok orang yang diduga LGBT sedang pangku-pangkuan di Kafe Wow. Pemilik Warunk WOW Andri Laksono pun buka suara terkait kejadian tersebut. Dia menduga, video itu sengaja dibuat dan disebarkan secara masif ke berbagai paltform media sosial hingga akhirnya viral.
"Kami meyakini bahwa video yang diedarkan tersebut adalah kerjaan oknum yang ingin merusak reputasi bisnis kami," kata Andri kepada wartawan. Ia pun memastikan bahwa kafenya tersebut tidak akan menolerir bila ada pengunjung yang melanggar etika, norma hukum dan sosial, apalagi jadi tempat 'maksiat' terbuka kaum gay. "Jangankan pasangan gay, bila ada pengunjung yang melanggar norma etika, sosial, dan hukum, pasti crew kami bakal menegurnya, apalagi ini pasangan homo yang memperlihatkan secara terbuka," tambah Andri.
2. Kuningan Suites, Jakarta Selatan
2. Kuningan Suites, Jakarta Selatan
Apartemen Kuningan Suites pernah dijadikan tempat pesta gay oleh beberapa oknum. Kejadian ini bermula saat sang bos yang berinisial RTF yang menyewa satu unit kamar seharga Rp1,3 juta semalam pada Agustus 2020. Polisi pun akhirnya berhasil menggrebek pesta gay itu dan menyita barang bukti seperti delapan kotak alat kontrasepsi, satu kotak 'tissue magic', satu buku registrasi, tiga botol pelumas, delapan botol obat perangsang, dan bukti transfer pembelian tiket masuk pesta.
Atas penggerebekan itu, polisi mengamankan 56 orang dan menetapkan sembilan orang sebagai tersangka, yaitu TRF, BA, NA, KG, SW, NM, A, dan WH. Kesembilan tersangka itu dikenakan Pasal 296 KUHP dan atau Pasal 33 Jo Pasal 7 Undang-Undang 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dengan ancaman kurungan minimal satu tahun penjara dan maksimal 10 tahun penjara.
3. Hutan Kota Jakarta
3. Hutan Kota Jakarta
Hutan Kota UKI Cawang, Jakarta Timur Camat Makasar Kamal Alatas mengakui bahwa Hutan Kota UKI Cawang sempat menjadi tempat kumpul para kaum LGBT. Namun, ia menegaskan bahwa sudah menindaklanjuti kejadian tersebut. "Betul, betul. Kita enggak pungkiri memang betul mereka kumpul di sana. Jadi kan dulu sempat ramai mereka kumpul-kumpul, terus kita tindak lanjut tuh, kita beresin," kata Kamal ketika dihubungi, Kamis (20/7) lalu.
Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar pun akhirnya mengerahkan Satpol PP untuk menjaga hutan-hutan kota yang ada di wilayahnya, khususnya Hutan Kota UKI Cawang. “Pertama kan rawan hal yang tak diinginkan terjadi tapi kalau petugas nggak ada. Kan saya kira ya pasti akan terjadi kalau kita nggak jaga. Hari ini mulai dijaga, mulai diawasi selama 24 jam terutama malam hari,” kata Anwar di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (25/7). Kondisi hutan kota pun akan diperbaiki. Mulai dari pagar hingga penataan lainnya. Fungsi ruang terbuka hijau ini pun kembali dibahas agar pengawasan bisa lebih optimal.