'Jangan sampai kontrak politik Anies-Sandi berujung polemik'
Merdeka.com - Masa kerja Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai gubernur DKI Jakarta memasuki 100 hari. Banyak gebrakan dan program yang dicanangkan keduanya terhitung sejak dilantik tanggal 16 Oktober lalu.
Ada yang menuai pujian. Namun tak sedikit yang mengkritisi langkah keduanya dalam membuat kebijakan.
Salah satu yang paling banyak diprotes soal kebijakan Anies-Sandi menutup Jl Jatibaru Tanah Abang untuk dijadikan lapak pedagang kaki lima (PKL). Kebijakan lainnya yang banyak dipertanyakan soal kembali melegalkan becak yang sudah sejak lama dihapuskan.
-
Apa yang disepakati PDIP dan Anies? Meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, menurut Basarah, Anies mengakui gagasan dan rencana baik untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois akan terus dijalankan karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.
-
Apa yang dibahas Anies dan Sandiaga? Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno mengakui pernah membahas rencana mendirikan partai politik (parpol) bersama Anies Baswedan.
-
Kenapa PDIP mempertimbangkan Anies untuk Pilgub Jakarta? 'Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua,' jelas dia.
-
Kenapa diskusi Jelang Pilkada 2024 di Kulon Progo sangat penting? Acara ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif warga, terutama perempuan, dalam pemilihan kepala daerah mendatang.
-
Kenapa PKB mempertimbangkan untuk mendukung Anies? PKB Pertimbangkan Dukung Anies Maju Pilgub Jakarta 2024 Namun, PKB juga sudah punya jagoan sendiri untuk diusung sebagai bakal calon gubernur Jakarta. Wasekjen PKB Syaiful Huda mengungkapkan, partainya sudah membuka komunikasi awal dengan Anies Baswedan untuk maju di Pemilihan Gubernur Jakarta 2024.Dia mengatakan, PKB tengah mempertimbangkan untuk mengusung Anies.
-
Dimana Anies menyampaikan visi kampanyenya? Hal tersebut disampaikan Anies saat berdialog di 'Desak Anies' yang digelar di Aming Coffee, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (26/12/23).
Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan, memberikan pandangan pada sejumlah kebijakan Anies-Sandi baik yang sudah berjalan maupun dalam perencanaan. Menurutnya, alangkah lebih baik jika Anies-Sandi dalam membuat kebijakan dikonsep sebaik mungkin dan memberikan ruang konsultasi publik.
Sehingga, tidak bertentangan dengan aturan yang ada. "Dari konsep yang matang akan kelihatan secara regulasi gimana dan dampak sosial seperti apa, begitu harusnya jika kita membuat kebijakan," kata Azas saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (17/1).
Belakangan diketahui, beberapa kebijakan yang dilakukan Anies-Sandi seperti menghidupkan becak dan melindungi PKL adalah bagian dari kontrak politik mereka semasa kampanye pada Pilgub 2017 lalu. Keduanya tak ingin ingkar soal itu, dan berjanji menunaikan semua kontrak politik yang telah disepakati bersama warga.
Menanggapi hal itu, Azas menilai sah saja jika ujung dari kebijakan yang dilakukan Anies-Sandi adalah upaya dari menepati janji politik. Namun, kebijakan yang dibuat harus benar-benar jelas, konkret dan bukan malah mendatangkan kisruh.
"Pastikan secara regulasi benar apa enggak, terus secara teknis dan tata ruang seperti apa. Jangan testing the water atas satu kebijakan, itu enggak benar. Karena beliau ini kan gubernur dan wakil gubernur yang ketika menyampaikan sesuatu harusnya sudah matang. Jadi matangin dulu, baru sampaikan omongin ke publik, dan memastikan sanggup juga mengawasi kebijakan yang dibuat itu biar gak semrawut," beber mantan ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
Dia mencontohkan seperti kebijakan memberikan lapak dagang bagi PKL dengan menutup badan jalan. "Itu sangat tidak benar, tidak ada dasar hukumnya, dan kalau itu bagian dair penyelesaian masalah, jadi enggak jelas juga akhirnya. Karena macet kemudian malah alihkan PKL ke jalan," sambungnya.
Lalu soal menghidupkan kembali becak. "Saya setuju, tapi persoalannya sebelum dilontarkan wacana yang menjadi bagian dari komitmen politik harus pastikan dulu konsepnya sudah jelas biar enggak pro-kontra dan jadi polemik, mending kalau jadi, kalau tidak?" jelas dia.
Kemudian soal menjadikan Monas seperti Central Park di New York. Termasuk mimpi menjadikan tempat pelelangan ikan di Jatibaru, Cilincing mirip Tsukiji Fish Market di Jepang.
"Harusnya sebelum bicara itu, jelaskan dulu ke publik seperti apa sih Central Park di New York, biar semua paham dan mengerti. Jadi bukan langsung bilang pingin bikin ini tapi belum jelas konsepnya, jadinya malah gak tersampaikan dengan baik," lanjut Azas.
Lebih dari itu, ada baiknya Anies-Sandi memberikan inovasi tersendiri membangun Kota Jakarta. Tidak sekadar meniru pada negara lain. Ditambahkannya, dan bila ada yang tidak setuju jangan lantas dianggap tidak pro dengan rakyat kecil.
"Namanya pemimpin itu harus punya konsep sendiri, negara lain itu cuma jadi acuan. Dan dalam kebijakan itu jangan terkesan mengadu domba, ketika ada yang tidak sepakat dengan program yang dibuat lalu dianggap tak pro rakyat kecil," tegas Azas.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kalau janji politik itu tidak bersenyawa, maka akan tidak nyambung.
Baca SelengkapnyaMuncul dua skenario perjodohan calon presiden dan calon wakil presiden
Baca SelengkapnyaAnies juga menyinggung Prabowo untuk mengkoreksi data di ruang terbuka.
Baca SelengkapnyaJawaban Anies pun membuat Prabowo mengingatkan agar tidak semua masalah dibuka ke depan umum.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara soal Presiden Jokowi mengatakan seorang Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak serta merta ingin mengusung Anies tanpa ada syarat.
Baca SelengkapnyaRencana itu disampaikan Anies kepadanya saat keduanya memenangkan Pilkada Jakarta 2017
Baca SelengkapnyaPrabowo mendapat kesempatan bertanya kepada Anies terkait pertahanan.
Baca SelengkapnyaPKS menilai apabila menduetkan Anies sebagai cawapres Ganjar aneh dan tidak sesuai keputusan Majelis Syuro.
Baca Selengkapnya