Jika jadi gubernur, Agus akan gelontorkan Rp 1 triliun untuk UKM

Merdeka.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni hari ini melakukan pidato kampanye di Jakarta Utara. Dalam pidatonya pasangan nomor urut 1 itu menyoroti tiga permasalahan sosial, pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial.

"Kini kami masuk ke kantong kantong baru berupa kemiskinan pengangguran. Kita satu suara untuk berjuang untuk perubahan menuju Jakarta lebih baik lagi lima tahun mendatang untuk rakyat," ujar Agus di Gelanggang Remaja Kota Madya Jakarta Utara, Minggu (13/11).

Dalam kesempatan itu, Agus memaparkan strateginya untuk menekan angka pengangguran yakni dengan menggelontorkan dana bergulir ke setiap usaha kecil.

Setidaknya, Agus menyebutkan saat dirinya terpilih menjadi gubernur Jakarta 2017 nanti dana alokasi awal untuk pengembangan usaha kecil sebesar Rp 1 trilun, setiap satu unit usaha nantinya mendapat jatah Rp 50 juta.

"Alokasi awal Rp 1 triliun nanti tiap unit usaha akan mendapatkan dana bergulir Rp 50 juta," papar Agus.

Dari strategi itu, Agus meyakini usaha kecil tumbuh maka angka pengangguran menurun dan kesejahteraan bagi warga Jakarta akan bertambah.

Sementara itu, untuk segi kesejahteraan keluarga warga Jakarta Agus dan Sylvi berencana akan menggelontorkan dana Rp 650 miliar pertahun bagi 128 ribu keluarga dengan taraf ekonomi yang miskin.

"Kami akan mengalokasikan Rp 650 miliar per tahun untuk 128 ribu keluarga miskin, kurang mampu. Setiap keluarga miskin akan mendapat BLS (Bantuan Langsung Sementara) Rp 5 juta per tahun, dan ini di luar dari KJP dan KJS," terangnya.

Selain itu, Agus juga berencana akan menggelontorkan Rp 1 miliar pertahun untuk setiap RW di Jakarta.

Agus beralasan, dalam satu RW ada beberapa RT di mana dalam setiap RT ada komunitas komunitas yang dinilainya perlu mendapat perhatian bagi pemerintah provinsi DKI Jakarta.

"Rp 1 miliar untuk setiap RW per tahunnya, ingat ini, nilainya cukup besar. Demi menekan angka kesenjangan sosial, karena saya mendegar komunitas di RW di RT mereka merasa tidak diperhatikan," bebernya. (mdk/cob)