Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lanskap Jalan Melayang dalam Wajah Jakarta

Lanskap Jalan Melayang dalam Wajah Jakarta Uji Coba Flyover Cakung. ©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Tahun ini, Ibu Kota Jakarta akan genap berusia 494 tahun. Roda pembangunan bergerak cepat mengikuti putaran zaman. Menyesuaikan keadaan. Jakarta terus berbenah. Salah satunya untuk keluar dari persoalan kemacetan di jalanan.

Pembangunan jalan layang digencarkan. Sejauh ini tercatat, di Jakarta terdapat 77 jalan layang tersebar di lima wilayah. Proyek jalan layang pertama kali dibangun di Jalan Raya Tomang, Jakarta Barat. Jalan layang itu dibangun 1972 dan selesai pada 1975. Lalu di tahun yang sama juga dibangun jembatan layang Latuhari (sisi timur), yang menghubungkan Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.

Terbaru, jalan layang di Lenteng Agung. Dua jalan layang berdiri gagah. Berbentuk tapal kuda tepat di seberang Kampus IISIP Jakarta. Bangunan di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, mulai banyak digunakan pengguna jalan.

Orang lain juga bertanya?

Kehadiran jalan layang tapal kuda Lenteng Agung menyisipkan harapan. Kemacetan selama ini akibat lintasan KRL commuter rute Bogor-Jakarta, bisa segera terurai. Di samping masalah keselamatan guna menghindari kecelakaan antara kereta dengan kendaraan umum maupun warga.

Jalan layang tapal kuda itu kini jadi primadona warga Lenteng Agung dan sekitarnya. Ditambah adanya beutifikasi dilakukan Pemprov DKI Jakarta dengan mewarnai atap rumah warga bergambar ondel-ondel di sekitar lokasi. Tentu menambah daya tarik tersendiri.

Bagi pengguna kendaraan pribadi, kehadiran jalan layang tapal kuda ini dirasa sangat memudahkan. Masih teringat jelas di benak Triswanto, 25 tahun, ketika harus berjibaku melawan kemacetan untuk menyeberangi perlintasan KRL di Lenteng Agung.

Karyawan swasta itu sehari-hari menggunakan kendaraan sedan roda empat. Lokasi kerja di kawasan BSD, Tangerang Selatan, membuatnya lebih senang memakai kendaraan pribadi. Dari kediamannya di Jalan Joe, Lenteng Agung, memang lebih sedikit kemacetan untuk menuju Tol JORR di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Namun perasaan jengkel datang ketika kembali pulang.

Setelah keluar Tol Tanjung Barat, Triswanto langsung mengarahkan kendaraannya menuju Jalan Raya Lenteng Agung arah Depok. Di waktu pulang kerja, kemacetan sudah dirasakan dari Stasiun KRL Tanjung Barat. Butuh waktu lebih dari 1 jam untuk bisa menembus kemacetan dan berputar balik di perlintasan kereta seberang Kampus IISIP Jakarta.

"Melelahkan sekali harus melewati kemacetan jalur maut ini," ungkap dia memberi julukan jalur tersebut ketika berbincang dengan merdeka.com, beberapa waktu lalu.

Pembangunan jalan layang tapal kuda Lenteng Agung ini berjalan berbarengan dengan proyek serupa di perlintasan KRL Tanjung Barat. Pembangunan tersebut berdasarkan lelang dimenangkan PT Jakon untuk jalan layan Tanjung Barat. Sedangkan PT PP untuk jalan layang Lenteng Agung.

Proyek pembangunan kedua jalan layang tersebut menggunakan anggaran APBD DKI sebesar Rp 140,8 miliar. Untuk jalan layang Lenteng Agung memiliki panjang 430 meter di sisi barat dan 450 meter di sisi timur. Sedangkan jalan layang Tanjung Barat memiliki panjang sisi barat mencapai 540 meter dan sisi timur 590 meter.

Meluncur menaiki jalan layang non tol (JLNT) terpanjang milik Pemprov Jakarta. Jalan sepanjang 5 kilometer memang dikhususkan bagi pengendara roda empat atau lebih.

Jalan layang dari seberang Terminal Blok M itu terus mengarah hingga ujung Jalan Antasari, Jakarta Selatan. Untuk JLNT Antasari ini menghubungkan jalur Antasari-Blok M, Jakarta pertama kali dikerjakan pada 22 November 2010, dan selesai 15 Desember 2012. Bangunan ini memang dirancang khusus roda empat. Setidaknya ada dua JLNT lain di Jakarta. Di antaranya JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang dan JLNT Daan Mogot.

Benarkah pembangunan jalan layang efektif menekan angka kemacetan? Hasil riset TomTom Traffic Index menyebutkan Jakarta kini masuk urutan ke 31 dari 416 kota termacet di dunia. Hasil ini tentu membuat ibu kota negara ini keluar dari 10 besar kota termacet.

Kemacetan di DKI Jakarta memang masih menjadi masalah yang tidak pernah kelar. Banyak faktor memengaruhi. Salah satunya, yakni mobilitas tinggi masyarakat Jakarta dan sekitar daerah penyangga. Akibatnya jumlah kendaraan meningkat 8 persen per tahun, sedangkan penambahan ruas jalan hanya 0,01 persen per tahun.

Sekitar 7,3 juta kendaraan berebut 42,3 km persegi luas jalan dalam setiap harinya. Sebanyak 7,25 juta atau 98,8 persen dari jumlah ini adalah kendaraan pribadi. Berbagai solusi telah diterapkan, mulai dari wacana jalan berbayar, penerapan ganjil genap, dan transportasi masal. Lalu kini diperbanyak pembangunan jalan layang. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lima Ruas Jalan di Jakarta Banjir Pagi Ini
Lima Ruas Jalan di Jakarta Banjir Pagi Ini

BPBD DKI telah memetakan 25 kelurahan rawan banjir di Jakarta

Baca Selengkapnya
Jakarta yang Kian Instagramable
Jakarta yang Kian Instagramable

Jakarta kian mempesona. Setiap tahunnya banyak proyek baru yang membuat Jakarta kian metropolitan meski nantinya tak lagi menjadi ibu kota.

Baca Selengkapnya
FOTO: Progres Terkini Pembangunan Jalan Layang Tenjo Penghubung Bogor-Tangerang
FOTO: Progres Terkini Pembangunan Jalan Layang Tenjo Penghubung Bogor-Tangerang

Nantinya, jembatan yang menjadi penghubung Bogor-Tangerang tersebut akan dilengkapi JPO dan fasilitas lain untuk mendukung pengguna moda transportasi umum.

Baca Selengkapnya
FOTO: 70 Titik Kamera ETLE Senilai Rp75 Miliar Siap Tangkap Pelanggar Lalu Lintas Ibu Kota
FOTO: 70 Titik Kamera ETLE Senilai Rp75 Miliar Siap Tangkap Pelanggar Lalu Lintas Ibu Kota

Pengadaan kamera electronic traffic law enforcement (ETLE) di 70 titik itu dialokasikan dari hibah Dishub DKI senilai Rp75 miliar kepada Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya
623 Kendaraan Bermotor di Jakarta Tertangkap Tangan Melawan Arah
623 Kendaraan Bermotor di Jakarta Tertangkap Tangan Melawan Arah

Penindakan dilaksanakan serentak di lima wilayah Jakarta, mulai pukul 07.30 WIB.

Baca Selengkapnya
Catat, Jalur Alternatif Dampak Rekayasa Lalin di Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk Imbas Proyek MRT Fase 2
Catat, Jalur Alternatif Dampak Rekayasa Lalin di Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk Imbas Proyek MRT Fase 2

MRT Fase 2 terdiri dari tiga stasiun, yaitu Stasiun MRT Harmoni, Stasiun MRT Sawah Besar dan Stasiun MRT Mangga Besar

Baca Selengkapnya
Update Terbaru Mengenai Aturan Ganjil Genap di Jakarta: Lokasi dan Jadwalny
Update Terbaru Mengenai Aturan Ganjil Genap di Jakarta: Lokasi dan Jadwalny

Aturan ganjil-genap Jakarta 2025 kini berlaku di 26 lokasi dengan jam tertentu. Ketahui jadwal dan rutenya di sini.

Baca Selengkapnya
Tol Jagorawi KM 44-4 Arah Jakarta Diberlakukan Contraflow
Tol Jagorawi KM 44-4 Arah Jakarta Diberlakukan Contraflow

Jasa Marga mengimbau pengguna jalan untuk mengantisipasi rute perjalanan agar dapat mengoptimalkan rekayasa lalu lintas yang sedang berlaku.

Baca Selengkapnya
Proyek Polder Tanjung Barat Bikin Macet, Dishub DKI Imbau Warga Cari Jalan Alternatif
Proyek Polder Tanjung Barat Bikin Macet, Dishub DKI Imbau Warga Cari Jalan Alternatif

pembangunan polder jadi sumber masalah atas kemacetan di Jalan TB Simatupang-Tanjung Barat.

Baca Selengkapnya
Revitalisasi Trotoar, Dishub Jakarta Rekayasa Lalin Jalan MT Haryono hingga Desember 2024
Revitalisasi Trotoar, Dishub Jakarta Rekayasa Lalin Jalan MT Haryono hingga Desember 2024

Rekayasa lalin akan dilakukan hingga Desember 2024 sesuai tahapan pekerjaan

Baca Selengkapnya
FOTO: Melihat Progres LRT Veledrome-Manggarai Sudah Mencapai 23 Persen
FOTO: Melihat Progres LRT Veledrome-Manggarai Sudah Mencapai 23 Persen

LRT Jakarta Fase 1B diharapkan dapat memudahkan mobilitas masyarakat dan mendorong integrasi moda angkutan umum di Jakarta.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan JPO Berkonsep Modern yang Sedang Dikebut Pemprov DKI Jakarta
FOTO: Penampakan JPO Berkonsep Modern yang Sedang Dikebut Pemprov DKI Jakarta

Pembangunan JPO PGC Cililitan, JPO Sunter Barat, JPO Mas Mansyur dan JPO Dukuh ditargetkan rampung pada November 2024.

Baca Selengkapnya