Musim Kemarau, Terungkap Ini Para 'Penghuni' Dasar Sungai Ciliwung
Saat musim kemarau tinggi muka air di bagian Pintu Air Manggarai, mengalami penurunan.
Air terlihat berwarna hijau dan tampak lebih surut.
Musim Kemarau, Terungkap Ini Para 'Penghuni' Dasar Sungai Ciliwung
Pintu Air Manggarai, merupakan bagian dari pengendalian banjir di Ciliwung dengan mengalirkan air ke bagian luar Jakarta, melewati kanal dari Manggarai, di kawasan selatan Jakarta sampai ke Muara Angke di pantai utara. Setelah dari pintu air Manggarai, air akan mengalir ke Pasar Rumput, Dukuh Atas, lalu membelok ke arah barat laut di daerah Karet Kubur, kemudian dilanjutkan ke arah Tanah Abang, Tomang, Grogol, Pademangan, dan berakhir di sebuah reservoar di muara, di daerah Pluit.
Namun, saat musim kemarau tinggi muka air (TMA) di bagian Pintu Air Manggarai, Jalan Tambak, Jakarta Pusat, mengalami penurunan.
Seperti pantauan Merdeka.com, Kamis (21/9), pukul 10.30 WIB, air terlihat berwarna hijau dan tampak lebih surut.
Petugas operasional di Pintu Air Manggarai, Eboni (27) menjelaskan, debit air memang sedang berangsur surut karena kemarau.
“Kondisinya sekarang surut, ada levelnya,” ujar dia.
Ketinggian air dapat terbilang normal jika debit air berada di angka 650. Apabila di bawahnya, kondisi air dikatakan surut.
“Normalnya (debit air) di 650, sekarang 550,” kata Eboni.
Berbagai jenis sampah masyarakat, mulai dari sampah dapur, kayu, bambu, dan lain sebagainya terlihat menyangkut di pinggiran sungai yang dibatasi oleh pelampung oranye.
Sampah-sampah tersebut, nantinya akan dikeruk ke dalam truk yang sudah terparkir di Pintu Air Manggarai.
“(Sampah) macem-macem nyangkut, jadi kan untuk sterilisasinya enggak maksimal. Namanya kali kan bawa arus nih, sampah pada nyangkut, jadi naik ke atas, macem-macem benda lah,” kata Eboni.
Dalam satu hari, ia menyebut ada 1 truk yang standby di tempat dan ada 1 bolak-balik, tergantung sedikit-banyaknya volume sampah pada hari itu.
Alurnya, dump truk sampah itu akan mengangkut limbah dari Pintu Air Manggarai menuju Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di Jalan Perintis, Kelapa Gading, sebelum berakhir ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.