Tegur Bule Usai Disalip dari Jarak Dekat, Leonard Malah Dianiaya di Pinggir Jalan
Laporan atas kejadian ini pun dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi.

Seorang pria bernama Leonard Theosabrata (48) mengalami dugaan penganiayaan di Jalan Sircon - komplek Permata Hijau, Jakarta Selatan. Kejadian itu terjadi pada Senin, 20 Januari 2025, sekitar pukul 11.15 Wib.
Kasus itu kemudian dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan dengan nomor laporan STTLP/B/230/I/2025/SPKT/POLRES METRO JAKARTA SELATAN/POLDA METRO JAYA pada Senin, 20 Januari 2025 sekitar pukul 14.10 Wib.
Laporan atas kejadian ini pun dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi.
"Ya betul, (ditangani) Unit I Krimum (penyidik) Bripka Hardy Manalu," kata Nurma saat konfirmasi merdeka.com, Sabtu (5/4).
Dianiaya dengan Tangan Kosong
Sementara itu, Leonard yang menjadi korban penganiayaan ini mengaku dianiaya dengan tangan kosong atau tanpa menggunakan alat. Ia pun menyebut, terduga pelaku yang melakukan penganiayaan terhadapnya yaitu orang asing berkulit putih dengan tinggi sekitar 180 centimeter, berbadan kekar dengan rambut pendek berwarna cokelat.
"Menggunakan singlet, mengendarai mobil HRV dengan nopol B 1203 LIA, yang mengaku bermukim di sekitar Permata Hijau," sebutnya.
Kronologi
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan kronologi kejadian. Saat itu, ia sedang mengendarai mobil di Jalan Ruby dengan kecepatan sekitar 20km/jam menuju kantor. Ketika mobil melaju pesat sekitar 60km/jam dan menyalip terlalu dekat dengan mobilnya.
"Saya kaget dan kemudian mengejar mobil tersebut sampai akhirnya saya berhenti di jalan Sircon dan dia setop di samping mobil saya, saya kemudian menegur keras karena tindakannya membahayakan," jelasnya.
"Makanya saya berkali-kali menanyakan apakah dia tinggal di sekitar Permata Hijau, sebagai warga yang prihatin, argumentasi terjadi, dan sebelum dia keluar dia mengatakan dalam bahasa Inggris, 'Im gonna punch you'. Kemudian dia keluar menuju ke mobil saya, dan langsung melayangkan pukulan," sambungnya.
Kemudian, mereka pun terlibat baku hantam yang cukup lama sekitar lima menit. Namun, untuk posisi korban saat mengalami penganiayaan itu disebutnya berada di dalam mobil.
"Setelah pukulan yang mendarat di hidung dan pipi saya, kemudian dia balik ke mobilnya, saya keluar dari mobil untuk mengejar dia, dan sempat foto nopolnya. Dia kemudian kabur melaju kencang, disaksikan banyak orang sekitar," jelasnya.
Atas kejadian itu, korban mengaku mengalami lebam besar dan luka sobek di mata sebelah kanan, hidung berdarah, diduga retak, lecet muka sebelah kiri, dan dada serta otot leher tertarik cukup kencang.
Dengan luka yang dideritanya itu, ia tidak bisa langsung melakukan aktivitas sebagaimana mestinya.
"Besok harinya pusing, ada muntah setelah kejadian, dan leher kaku tidak bisa gerak, sehingga membutuhkan fisioterapi, dan malam harinya saya memutuskan untuk ke UGD di Rumah Sakit Medistra," ungkapnya.
Dalam kejadian itu, dirinya menyebut, ada dua orang yang bersedia menjadi saksi atas apa yang ia alaminya. Kemudian, untuk kamera Closed Circuit Television (CCTV) juga tengah dicari.
"Foto, saksi, dan sedang proses mencari CCTV dari warga sekitar lokasi kejadian. Ada, 2 saksi yang bersedia, dan tetangga yang bersedia menjadi saksi yang juga pernah berurusan dengan terduga pelaku," paparnya.
"Informasi dari pengurus di RT setempat yang akhirnya menempatkan pelaku dengan mobilnya dan alamat tempat dia bermukim," pungkasnya.