5 Fakta Tanjakan Cinomati, Rawan Kecelakaan dan Kerap Makan Korban
Merdeka.com - Cinomati adalah nama sebuah tanjakan yang berada di Desa Wonolelo, Kecamatan Plered, Bantul. Tanjakan ini terletak di sebuah jalan yang menghubungkan Desa Wonolelo di Kecamatan Plered dengan Desa Terong di Kecamatan Dlingo.
Tanjakan ini terkenal curam. Beberapa kendaraan yang melintas di tanjakan ini tidak bisa mendaki sampai puncak sehingga harus didorong oleh warga setempat. Tak hanya itu, tanjakan ini kerap kali terjadi kecelakaan hingga memakan korban.
Seperti Sabtu (22/2) lalu, terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan bus pariwisata, kendaraan pick up, dan juga sepeda motor. Untungnya, tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Berikut adalah 5 fakta Tanjakan Cinomati yang rawan terjadi kecelakaan.
-
Apa yang membuat tanjakan Cinomati berbahaya? Tanjakan yang curam dan membahayakan pun menambah kesan 'horor' bagi para pengguna jalan.
-
Kenapa tanjakan Cinomati disebut horor? Jalan yang terkenal ekstrem ini menyimpan kisah misteri karena banyak memakan korban.
-
Dimana tanjakan Cinomati berada? Jalur Cinomati berada di perbatasan Kapanewon Pleret di Kabupaten Bantul dan Patuk di Gunungkidul.
-
Siapa yang meninggal di tanjakan Cinomati? Mengutip dari berbagai sumber, nama Jalan Cinomati diberikan karena sebelumnya ada pengendara beretnis Tionghoa yang kecelakaan dan meninggal dunia di jalan ini.
-
Bagaimana kondisi tanjakan Cinomati setelah longsor? Peristiwa itu menyebabkan jalanan menjadi lebih licin licin.
-
Dimana lokasi Tanjakan Emen berada? Tanjakan Emen di wilayah Ciater, Subang, kerap mendapat sorotan sebagai jalur yang ditakuti.
Asal Kata "Cinomati"
wonolelo.bantulkab.go.id
Cinomati berasal dari dua kata, Cino dan Mati (jogja.mblusuk.com). Menurut penuturan masyarakat sekitar, dulunya pernah ada pengendara yang mati kecelakaan di tempat itu. Kebetulan, pengendara yang mati itu beretnis Cina. Sejak itulah nama Cinomati melekat pada tanjakan ini.
Namun kenyataannya, tanjakan ini memang rawan kecelakaan. Salah satu ruas jalan di tanjakan ini berbatasan langsung dengan jurang. Sehingga apabila pengendara tak mampu mengendalikan kendaraannya pada jalan yang banyak kelokan ini, maka bisa-bisa akan terjun bebas ke dalam jurang.
Rawan Kecelakaan
wonolelo.bantulkab.go.id
Rawan terjadi kecelakaan di Tanjakan Cinomati. Terutama bagi pengendara yang melaju dari arah Dlingo menuju Pleret, jalanannya menurun curam.
Pada Minggu pagi (31/03/2019), Tri Boto Susetyo, seorang pria asal Bekasi, Jawa Barat, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di tanjakan itu. Peristiwa itu terjadi pada pukul 7 pagi. Saat itu, Tri Boto mengendarai motor Honda Beat dan memboncengi anaknya, Adnan Ziat Fadhila dan Mukidjo, warga Gayam, Jatimulyo, Dlingo, Bantul.
Dilansir dari Jogja.polri.go.id, Tri Boto melaju dengan kecepatan sedang dari arah Dlingo. Namun saat melintasi turunan dan tikungan tajam, rem motor Honda Matic-nya tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, motor itu melaju tak terkendali dan baru berhenti setelah menabrak pembatas jalan di lokasi tersebut.
Namun benturan itu terlalu keras sehingga Tri Boto meninggal dunia di tempat. Sementara itu anaknya, Adnan, menderita luka parah dan dilarikan ke RS Bethesda. Sementara Mukidjo hanya mengalami luka lecet.
Rawan Longsor
wonolelo.bantulkab.go.id
Jalur di tanjakan ini juga rawan longsor. Jika salah satu sisi ruas jalan di tanjakan ini adalah jurang, satu sisi jalan lagi adalah tebing yang tinggi. Pada tebing inilah rawan terjadi longsor, terutama pada musim hujan.
Terbaru, longsor terjadi pada Januari (04/1) lalu. Tebing setinggi 10 meter di salah satu ruas jalan longsor. Akibatnya, separuh badan jalan tertimbun tumpukan tanah. Untungnya, tak ada pengendara yang melintas di tanjakan ini sehingga peristiwa itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Kendaraan Tak Kuat Menanjak
jogja.polri.go.id
Banyak kendaraan tak kuat menanjak di Tanjakan Cinomati. Pernah pada satu hari terdapat 50-an kendaraan yang gagal menaklukkan Tanjakan Cinomati, tepatnya pada musim lebaran tahun 2018.
Sehari ada puluhan kendaraan roda empat dan roda dua yang gagal nanjak. Kemarin ada sekitar 30 kendaraan roda empat dan 25 sepeda motor, kata Kapolsek Pleret, AKP Sumanto pada Selasa (19/6/2018) dilansir dari laman resmi jogja.polri.go.id.
Berdasarkan pemantauan AKP Sumanto, rata-rata kendaraan yang gagal menanjak itu adalah kendaraan matic dengan plat nomor luar daerah. Mereka merupakan wisatawan yang hendak berlibur ke Hutan Pinus Mangunan dengan mengandalkan petunjuk Google Map untuk menuju ke lokasi. Namun mereka tak menguasai medan yang hendak dilalui.
Panorama Indah
Eksotis Jogja
Walaupun medannya sulit dilalui kendaraan, namun tanjakan Cinomati punya panorama yang indah. Hal ini dikarenakan tanjakan itu berada di lereng bukit yang tinggi, sehingga dari atas dapat melihat dataran yang luas di bawah.
Terdapat beberapa gardu pandang yang berada di sisi ruas jalan pada tanjakan ini. Gardu pandang itu mengarah ke hamparan dataran luas yang berada di bawah bukit. Biasanya, sepasang muda-mudi menempati gardu pandang ini untuk sekadar berduaan sambil menikmati suasana. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun 2019, sebuah bus besar tersangkut pada salah satu pohon di jalur ini
Baca SelengkapnyaPolda DIY mengidentifikasi ada beberapa jalur rawan kecelakaan dan bencana di DIY yang harus diwaspadai para pengendara kendaraan bermotor.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan peta prakiraan gerakan tanah bulan April 2024, lokasi itu masuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi.
Baca SelengkapnyaUntuk titik rawan mulai dari Tahu Sumedang hingga Pananjung.
Baca SelengkapnyaPolres Bantul memetakan jalur rawan kecelakaan dan bencana jelang persiapan menyambut arus mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaSatu orang tewas dan belasan lainnya mengalami luka-luka akibat kecelakaan di lokasi yang sering dianggap horor itu.
Baca SelengkapnyaJalan Sitinjau Lauik tersohor di media sosial. Jalur sepanjang 15 kilometer ini menghubungkan Kota Padang dengan Solok terkenal ekstrem.
Baca SelengkapnyaSebelum kecelakaan mobil putih ini terjadi, tanjakan Sikarim memang sudah dikenal memiliki jalur yang ekstrem.
Baca SelengkapnyaDirangkum berbagai sumber, operasional Tol Cipularang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 12 Juli 2005.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa tahun terakhir, tercatat sudah ada empat kecelakaan tragis di Tol Cipularang Kilometer (KM) 92
Baca SelengkapnyaSebuah video viral merekam momen ketika beberapa mobil hampir tidak bisa melalui tanjakan tersebut.
Baca Selengkapnya