6 Ciri Infeksi Setelah Cabut Gigi, Perlu Diwaspadai
Infeksi setelah cabut gigi bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab, salah satunya kurang menjaga kebersihan.
Tindakan cabut gigi merupakan hal umum yang sering dilakukan. Baik pada anak-anak yang masih dalam perkembangan gigi dan mulut, maupun orang dewasa yang mengalami beberapa gangguan kesehatan sehingga diperlukan tindakan.
Secara umum, operasi cabut gigi aman dilakukan. Namun, terdapat beberapa risiko yang perlu diperhatikan, salah satunya infeksi. Dalam hal ini, penting untuk diketahui apa saja ciri infeksi setelah cabut gigi. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui penyebab dan cara mengatasinya dengan baik. Berikut, kami rangkum ciri infeksi setelah cabut gigi, bisa disimak.
-
Kenapa gusi terluka mudah infeksi? Ketika gusi terluka, jaringan lunak di dalam mulut menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Bakteri yang biasanya ada di mulut dapat dengan mudah masuk ke dalam luka, menyebabkan pembengkakan, rasa sakit, dan bahkan pendarahan.
-
Kapan infeksi jahitan terlihat? Biasanya disebabkan oleh bakteri yang menemukan jalannya melalui kulit selama atau setelah prosedur pembedahan, infeksi biasanya menjadi jelas dalam 30 hari setelah pembedahan.
-
Apa yang harus diwaspadai setelah digigit? Perhatikan Tanda-tanda Infeksi Setelah digigit anjing, perhatikan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, rasa nyeri yang meningkat, keluarnya nanah, demam, atau pembengkakan kelenjar getah bening.
-
Bagaimana infeksi jahitan biasanya terjadi? Biasanya disebabkan oleh bakteri yang menemukan jalannya melalui kulit selama atau setelah prosedur pembedahan, infeksi biasanya menjadi jelas dalam 30 hari setelah pembedahan.
-
Kenapa infeksi gigi bisa menyebabkan kista? Infeksi gigi yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya, termasuk tulang rahang, dan menyebabkan perkembangan kista.
-
Kapan gejala infeksi bakteri ini muncul? Selain itu, pengidap hanya akan mengalami gejala tukak lambung saat infeksi yang terjadi sudah parah.
Ciri Infeksi Setelah Cabut Gigi
Pertama, akan dijelaskan ciri infeksi setelah cabut gigi. Setelah tindakan cabut gigi, terdapat risiko bagian gigi yang dicabut mengalami infeksi. Berikut adalah berbagai ciri infeksi setelah cabut gigi yang perlu diperhatikan:
- Rasa Sakit yang Muncul pada Bagian Gusi yang Giginya Dicabut: Infeksi pada gusi setelah pencabutan gigi dapat menyebabkan rasa sakit yang berlangsung lebih lama dari seharusnya. Rasa sakit ini bisa muncul beberapa hari setelah operasi dan seringkali lebih intens dibandingkan rasa sakit pasca-operasi biasa.
- Bau Mulut: Bau mulut yang tidak sedap dapat menjadi tanda infeksi. Hal ini disebabkan oleh adanya bakteri atau jaringan yang mati di area bekas pencabutan, yang menghasilkan bau tidak enak.
- Muncul Rasa Pahit: Infeksi pada luka bekas pencabutan gigi bisa memicu produksi nanah, yang mengakibatkan munculnya rasa pahit di mulut. Rasa ini biasanya berhubungan dengan keluarnya cairan yang terinfeksi.
- Gusi Membengkak: Pembengkakan pada area gusi bekas pencabutan adalah tanda umum dari infeksi. Gusi mungkin tampak merah, bengkak, dan terasa nyeri saat disentuh. Dalam beberapa kasus, pembengkakan juga dapat meluas ke area wajah.
- Demam: Demam bisa muncul sebagai respon tubuh terhadap infeksi. Jika suhu tubuh meningkat setelah pencabutan gigi, itu bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi di area bekas luka.
- Pendarahan pada Gusi: Pendarahan yang berlebihan atau berlangsung lebih lama dari biasanya di area gusi bekas pencabutan adalah tanda lain dari infeksi. Jika gusi terus-menerus berdarah meskipun sudah beberapa hari setelah pencabutan, kondisi ini perlu segera diperiksakan.
Penyebab Infeksi Setelah Cabut Gigi
Setelah mengetahui infeksi setelah cabut gigi, selanjutnya dijelaskan faktor penyebabnya, sebagai berikut:
- Kurangnya Kebersihan Mulut: Setelah pencabutan gigi, sangat penting menjaga kebersihan mulut. Tidak membersihkan area gigi dan gusi secara menyeluruh bisa menyebabkan bakteri menumpuk, yang akhirnya memicu infeksi pada luka bekas pencabutan.
- Sisa Makanan Terjebak di Area Luka: Sisa makanan yang tersangkut di lubang bekas pencabutan gigi bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri. Jika tidak dibersihkan dengan benar, sisa makanan tersebut dapat menyebabkan infeksi.
- Kebiasaan Merokok: Merokok setelah pencabutan gigi dapat memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi. Zat kimia dalam rokok dapat merusak jaringan gusi dan mengganggu pembekuan darah, sehingga mempermudah masuknya bakteri.
- Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah: Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita diabetes atau yang sedang menjalani pengobatan tertentu, memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi setelah pencabutan gigi. Tubuh mereka lebih sulit melawan bakteri yang masuk.
- Prosedur Pencabutan yang Rumit: Pencabutan gigi yang memerlukan prosedur bedah atau penjahitan lebih rumit memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan infeksi. Semakin kompleks prosedur pencabutannya, semakin besar kemungkinan luka mengalami komplikasi.
- Gagal Membentuk Gumpalan Darah: Setelah pencabutan gigi, gumpalan darah seharusnya terbentuk di area luka untuk melindungi dan membantu penyembuhan. Jika gumpalan ini hilang atau tidak terbentuk, seperti pada kondisi dry socket, area tersebut menjadi rentan terhadap infeksi.
- Tidak Mematuhi Instruksi Pasca Operasi: Tidak mengikuti instruksi dari dokter gigi, seperti cara menjaga kebersihan luka, menghindari aktivitas tertentu, atau obat yang harus diminum, dapat menyebabkan infeksi. Penting untuk mengikuti semua arahan demi mencegah komplikasi pasca pencabutan.
Cara Mengatasi Infeksi Setelah Cabut Gigi
Setelah mengetahui ciri infeksi setelah cabut gigi, terakhir dijelaskan cara mengatasinya. Untuk mengatasi gigi yang infeksi setelah dicabut, bisa dilakukan beberapa hal berikut:
- Mengonsumsi Antibiotik yang Diresepkan Dokter: Jika terjadi infeksi, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Penting untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dengan dosis dan durasi yang diberikan, meskipun gejala mulai membaik.
- Kompres Dingin untuk Mengurangi Pembengkakan: Kompres dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Caranya adalah dengan menempelkan kain yang berisi es di area yang bengkak selama 10-15 menit, beberapa kali sehari.
- Berkumur dengan Larutan Garam Hangat: Berkumur dengan larutan air garam hangat beberapa kali sehari dapat membantu membersihkan area yang terinfeksi dan mengurangi peradangan. Larutan garam dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah penyebaran infeksi.
- Menghindari Makanan yang Keras dan Panas: Untuk mengurangi risiko memperparah infeksi, hindari makanan yang keras, panas, atau terlalu pedas. Makanan yang lembut dan dingin, seperti sup dingin atau yogurt, lebih baik dikonsumsi hingga area gusi sembuh.
- Menghindari Merokok dan Minum Alkohol: Merokok dan minum alkohol dapat memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi lebih lanjut. Disarankan untuk menghindari kebiasaan ini setidaknya selama masa penyembuhan berlangsung.
- Minum Obat Pereda Nyeri yang Direkomendasikan: Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi sebelum mengonsumsi obat tersebut.
- Kontrol Kembali ke Dokter Gigi: Jika gejala infeksi, seperti rasa sakit yang parah, demam, atau pembengkakan, tidak membaik atau justru semakin buruk, segera lakukan kontrol ke dokter gigi. Dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan lanjutan atau prosedur tambahan.
- Menjaga Kebersihan Mulut: Tetap menjaga kebersihan mulut dengan hati-hati, seperti menyikat gigi dengan lembut di area yang tidak terinfeksi dan menggunakan benang gigi secara perlahan. Pastikan area yang terinfeksi tetap bersih tanpa mengganggu luka secara langsung.