Contoh Paradigma Fakta Sosial, Pahami Ciri-Cirinya
Paradigma memiliki peran penting untuk memahami fenomena sosial.
Paradigma memiliki peran penting untuk memahami fenomena sosial.
Contoh Paradigma Fakta Sosial, Pahami Ciri-Cirinya
Dalam berbagai bidang ilmu, paradigma merupakan salah satu hal penting yang perlu dipahami.
Termasuk dalam ilmu sosiologi, paradigma membantu masyarakat untuk memahami realitas sosial. Bukan hanya itu, paradiigma juga membantu menjelaskan berbagai fenomena sosial yang kompleks.
Salah satu jenis paradigma yang sering dipakai adalah paradigma fakta sosial. Jenis paradigma ini dapat digunakan dalam proses penelitian, terutama penelitian yang berhubungan dengan ilmu sosial.
Tentu paradigma ini memiliki ciri khas sendiri yang membedakan dengan paradigma lainnya.
-
Apa itu paradigma fakta sosial? Paradigma fakta sosial adalah sebuah kerangka pemikiran dalam ilmu sosiologi yang diperkenalkan oleh Emile Durkheim. Paradigma ini berfokus pada fenomena sosial yang dapat diamati secara objektif, terpisah dari ide-ide individu, dan menganggap fakta sosial sebagai entitas yang memiliki keberadaan mandiri dan objektif.
-
Apa pengertian paradigma fakta sosial? Paradigma fakta sosial menurut Durkheim adalah sebuah ide yang dapat dilihat sekaligus dirasakan. Untuk memahaminya, maka paradigma fakta sosial tidak dapat dipelajari melalui serangkaian penelitian saja. Melainkan, paradigma fakta sosial perlu melihat lebih jauh ke dalam dunia nyata yang berisi masyarakat dan interaksinya.
-
Bagaimana cara memahami paradigma fakta sosial? Lebih lanjut, Durkheim menyatakan jika fakta sosial memiliki karakteristik eksternal yang independen dari individu. Sehingga, dia menganggap jika masyarakat merupakan entitas sosial yang mandiri dan tidak terkekang oleh sikap-sikap individu lainnya dalam sebuah lingkungan sosial.
-
Kenapa paradigma fakta sosial penting dipahami? Paradigma fakta sosial pertama kali diketahui disampaikan Durkheim dalam The Rules of Sociological Method (1895). Menyusul kemudian dia berbicara kembali mengenai paradigma fakta sosial dalam Suicide (1897).
-
Apa itu fakta sosial? Fakta sosial adalah istilah yang diperkenalkan oleh Emile Durkheim, salah satu bapak sosiologi, untuk menyebut fenomena-fenomena yang ada di masyarakat dan memengaruhi perilaku individu.
-
Siapa yang mencetuskan paradigma fakta sosial? Paradigma fakta sosial pertama kali dicetuskan sendiri oleh ilmuwan sosiologi bernama Emile Durkheim.
Selain itu, perlu juga diketahui berbagai contoh paradigma fakta sosial untuk memperjelas pemahaman.
Berikut kami merangkum pengertian, ciri, dan contoh paradigma fakta sosial, bisa disimak.
Pengertian Paradigma Fakta Sosial
Sebelum menyimak contoh paradigma fakta sosial, perlu dijelaskan pengertiannya.
Paradigma fakta sosial dalam ilmu sosiologi merujuk pada pandangan bahwa fakta sosial memiliki keberadaan independen dari individu dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk perilaku masyarakat.
Fakta sosial adalah norma, nilai, dan tindakan kolektif yang hadir di masyarakat dan mempengaruhi perilaku individu secara langsung.
Paradigma ini berusaha memahami bagaimana fakta sosial memengaruhi perkembangan sosial dan dinamika masyarakat.
Emile Durkheim, salah satu sosiolog terkemuka, menyatakan bahwa fakta sosial memiliki karakteristik eksternal yang independen dari individu.
Menurut Durkheim, fakta sosial memiliki kekuatan kontrol terhadap individu dan membatasi kebebasan individu. Ia juga memandang fakta sosial sebagai kesatuan yang lebih besar daripada individu dan bahwa perilaku masyarakat dipengaruhi oleh norma dan nilai bersama.
Menurut Marx, fakta sosial sebagian besar merupakan produk dari struktur ekonomi dan pemilik modal yang menguasai produksi.
Marx menekankan pentingnya memahami kedudukan kelas sosial dalam masyarakat dan konflik antara kaum proletar dan borjuis. Talcott Parsons, sosiolog Amerika terkemuka, menjelaskan bahwa fakta sosial harus dilihat dalam konteks sistem sosial yang lebih luas.
Parsons berpendapat bahwa fakta sosial adalah bagian dari fungsi-fungsi masyarakat secara keseluruhan dan berkontribusi pada kestabilan serta integrasi sosial.
Contoh Paradigma Fakta Sosial
Setelah mehami pengertian, berikutnya dijelaskan contohnya.
Contoh paradigma fakta sosial dibagi menjadi dua, sebagai berikut:1. Bentuk Material
Bentuk material adalah contoh pertama dari fakta sosial. Fakta ini mencakup barang-barang atau sesuatu yang dapat diamati dan diobservasi dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh yang menjadi bukti dari bentuk material ini adalah norma hukum.
Norma hukum merupakan aturan atau peraturan yang menjadi landasan dalam sistem hukum suatu negara.
Contohnya adalah peraturan mengenai larangan mencuri, yang dapat kita lihat dalam Undang-Undang Pidana. Aturan ini menjadi fakta sosial yang hadir dalam bentuk material, karena dapat kita baca, pelajari, dan terlihat secara fisik.
Selain itu, bentuk material fakta sosial juga dapat ditemui dalam arsitektur. Perencanaan, perancangan, dan pembangunan suatu bangunan adalah contoh nyata dari fakta sosial dalam bentuk material.
Bangunan-bangunan ini dapat diamati dan diobservasi langsung oleh orang-orang, menjadi bukti konkret dari adanya fakta sosial dalam kehidupan masyarakat.
Secara keseluruhan, bentuk material merupakan salah satu tipe fakta sosial yang penting untuk dipahami.
Aturan lalu lintas, norma hukum, dan arsitektur adalah beberapa contoh konkret dari fakta sosial ini.
Dalam mempelajari fakta sosial ini, kita dapat mengamati dan memahami secara langsung melalui pengamatan dari barang-barang atau sesuatu yang ada di sekitar kita. 2. Bentuk Non-material
Bentuk Non-material dalam contoh paradigma fakta sosial selanjutnya. Ini adalah konsep dan ide-ide yang tidak memiliki bentuk fisik atau substansi nyata. Bentuk-bentuk ini mencakup egoisme, altruisme, opini, struktur sosial, dan pranata sosial.
Egoisme adalah bentuk sikap atau perilaku yang didasarkan pada kepentingan diri sendiri.
Contohnya adalah ketika seseorang memprioritaskan kepentingan pribadinya tanpa memedulikan kepentingan orang lain.
Altruisme, di sisi lain, adalah sikap atau perilaku yang didasarkan pada kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain.
Contohnya adalah ketika seseorang membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Opini adalah bentuk penilaian atau pandangan pribadi tentang suatu masalah atau peristiwa.
Contohnya adalah ketika seseorang memiliki pendapat tentang suatu kejadian politik atau kontroversi sosial tertentu.
Struktur sosial merujuk pada pola interaksi dan hubungan antarindividu dalam suatu masyarakat.
Contohnya adalah sistem stratifikasi sosial yang membagi masyarakat menjadi kelas-kelas berdasarkan status ekonomi atau sosial.
Pranata sosial adalah aturan-aturan dan norma-norma yang mengatur perilaku individu dalam masyarakat. Contohnya adalah pranata perkawinan yang mengatur proses pernikahan dan keluarga. Pranata sosial juga dapat mencakup pranata pendidikan, agama, dan pemerintahan.
Kesimpulannya, bentuk non-material seperti egoisme, altruisme, opini, struktur sosial, dan pranata sosial merupakan aspek yang penting dalam fakta sosial. Mereka memainkan peran yang signifikan dalam membentuk perilaku dan interaksi antarindividu dalam masyarakat.
Ciri-Ciri Paradigma Fakta Sosial
Setelah menyimak contoh paradigma fakta sosial, terakhir akan dijelaskan ciri-cirinya.
Paradigma fakta sosial dalam ilmu sosiologi mengacu pada pendekatan yang menekankan pentingnya memahami realitas sosial sebagai sesuatu yang independen dari individu, tetapi juga membentuk dan memengaruhi perilaku individu.
Berikut ini beberapa ciri-ciri paradigma fakta sosial dalam ilmu sosiologi:
1. Eksternalitas: Fakta sosial bersifat eksternal terhadap individu, artinya mereka ada di luar individu dan eksis secara independen dari mereka. Contohnya, norma-norma sosial, institusi-institusi sosial, atau bahkan struktur sosial.
2. Objektivitas: Fakta sosial dianggap memiliki eksistensi objektif yang tidak tergantung pada pandangan atau opini individu. Mereka adalah entitas yang dapat diamati dan dianalisis secara objektif oleh peneliti.
3. Kekuatan Pembentuk: Fakta sosial memiliki kekuatan untuk membentuk perilaku individu. Mereka mempengaruhi cara individu bertindak, berinteraksi, dan berpikir dalam masyarakat. Contohnya, norma-norma sosial mengarahkan individu untuk mengikuti aturan dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
5. Ketergantungan Sosial: Fakta sosial bergantung pada tindakan kolektif dan interaksi sosial. Mereka tidak dapat dipahami atau dijelaskan secara sepenuhnya melalui individu-individu secara terpisah, tetapi melalui hubungan sosial dan pola-pola perilaku kolektif.
6. Keberadaan Independen: Fakta sosial memiliki keberadaan independen dari individu, tetapi pada saat yang sama, mereka juga dipengaruhi oleh individu melalui proses sosialisasi dan interaksi sosial.