Dulunya Chef di Hotel Berbintang, Pria Kulon Progo Ini Memilih Resign dan Sukses Jadi Pembudidaya Ikan
Awalnya ia terjun ke bidang peternakan ayam. Tapi karena adanya pandemi, ia kemudian beralih menekuni bidang perikanan.
Sebelum terjun ke dunia perikanan, Bunairianto Siswoyo, pria asal Dusun Kliripan, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo bekerja sebagai seorang chef di hotel berbintang. Ia kemudian memutuskan resign karena ingin mengurus orang tua.
“Orang tua tinggal sendiri. Jadi adik-adik saya ini kan semua merantau. Ada yang ke luar negeri, ada yang ke luar pulau Jawa, akhirnya saya putuskan untuk stay di rumah,” kata pria yang akrab disapa Yanto itu.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Kenapa Sujadi memilih budi daya kepiting? 'Tapi kemudian saya dengar ada teman budi daya kepiting bakau. Saya lihat, kemudian saya pulang, saya bikin berdasarkan kelebihan dan kekurangan di sana. Saya desain sendiri pakai bahan-bahan yang sangat sederhana, saya susun jadi model apartemen sangat sederhana,' kata Sujadi dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
-
Kenapa Ahmad memilih budidaya ikan nila? Pandemi melimbungkan usaha ayam petelur milik Ahmad. Ia kemudian berinisiatif mencoba budi daya ikan nila di kolam bundar. Alasannya, karena budi daya nila jauh lebih murah dibandingkan dengan ayam petelur.
-
Bagaimana Sujadi membudidayakan kepiting? Sujadi menjelaskan, apartemen bertingkat untuk budi daya kepiting itu dibuat dari bahan sederhana yaitu bambu, kayu, dan jerigen bekas yang kemudian disusun secara bertingkat. Kemudian di bagian atas apartemen itu diberi aliran air yang dialirkan melalui pipa ke masing-masing tingkatan apartemen.
-
Dimana mencari ikan untuk diet? Beberapa jenis ikan yang kaya akan protein meliputi salmon, tuna, dan ikan kod.
-
Dimana Sujadi membangun budidaya kepitingnya? Sujadi, pria asal Desa Ori, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, menjadi pembudi daya ikan air tawar.
Ia kemudian mencoba terjun ke bidang peternakan. Awalnya ia terjun ke bidang peternakan ayam. Tapi karena adanya pandemi, ia kemudian beralih menekuni bidang perikanan.
Berikut kisah selengkapnya:
Butuh Kesabaran
Menurut Yanto, budidaya ikan merupakan budidaya yang cukup menjanjikan. Pertama kali ia mencoba budidaya ikan gurami dan nila. Ikan nila panennya cepat, sementara ikan gurami pakannya sangat mudah diperoleh. Hal ini membuat budidaya itu bisa mendatangkan penghasilan secara rutin.
“Tapi ke depannya memang sangat sulit karena untuk memelihara itu prosesnya sangat panjang. Butuh kesabaran, butuh ketelatenan, karena ini makhluk hidup. Apalagi ini di budidaya perikanan, air itu sangat mempengaruhi,” kata Yanto dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Selain ikan gurami dan nila, Yanto juga mengembangkan budidaya lobster air tawar. Menurutnya budidaya lobster cukup mudah dilakukan.
Tips Merawat Ikan
Yanto mengatakan, yang terpenting dari budidaya ikan adalah kebersihan lingkungan dan kebersihan air. Untuk pakannya, Yanto mengombinasikan antara makanan pabrik dan sayuran. Makanan pabrikan masih menjadi yang utama, tapi makanan itu diolah lagi dengan diberi nutrisi tambahan.
Untuk mengatasi masalah penyakit, Yanto rutin memberi garam pada pakan ikannya setiap seminggu sekali. Menurutnya, garam bisa meningkatkan antibodi agar tidak mudah terserang penyakit.
“Setiap seminggu sekali air kita buang separuhnya dan kita tambahkan sampai batas air yang kita inginkan. Perawatan gurami sama nila relatif sama. Cuma gurami diberi pakan dedaunan. Kalau untuk lobster itu lebih mudah lagi karena segala macam pakan dimakan sama dia,” kata Yanto.
Risiko Kematian
Yanto mengakui risiko kematian dari budidaya ikan ini cukup besar. Bahkan saat mulai membudidayakan ikan gurami, ikan yang ia budidayakan mati separuhnya. Tapi dari sana ia belajar agar bisa merawat ikannya lebih baik lagi. Menurutnya, kalau seorang pembudidaya tidak bisa memelihara budidayanya dengan baik, maka hasilnya juga tidak baik.
“Dalam berbudidaya, hal paling penting yang pertama adalah rasa senang. Yang kedua adalah niat untuk berbudidaya. Dan yang ketiga adalah kita mulai dengan tanggung jawab. Dari sana kita bersinergi, dari ketiga hal tersebut kita pasti berhasil dalam budidaya apapun,” pungkas Yanto dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.