Berawal dari Hobi Mancing, Pria Mantan Karyawan Ini Iseng Ternak dan Jual Beli Cacing di Gowa, Kini Sukses
Menurut pengakuan Irwan, mencari cacing di wilayah Sulawesi, khususnya Gowa sangat sulit tidak seperti di Pulau Jawa.
Sosok pria yang bergelut di bidang usaha ternak cacing tanah ini sempat bekerja sebagai karyawan dan pernah beberapa kali berganti profesi untuk mengais rezeki.
Berawal dari Hobi Mancing, Pria Mantan Karyawan Ini Iseng Ternak dan Jual Beli Cacing di Gowa, Kini Sukses
Proses tidak mengkhianati hasil, itulah kata-kata yang tepat untuk seorang pengusaha dari Gowa bernama Irwan Hamzah.
Sebelum fokus menjadi pengusaha cacing, Irwan sempat menjadi karyawan dan sempat beberapa kali berganti pekerjaan.
Irwan yang notabene cukup memiliki pengalaman pekerjaan di perkantoran dan marketing, tidak menutup kemungkinan untuk bisa memiliki peluang usaha. Ia memutuskan untuk menekuni ternak cacingnya yang hanya berawal dari iseng saja.
-
Siapa yang suka memancing? Abu Nawas suka memancing, tapi ia tidak pernah berhasil menangkap ikan.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Bagaimana Hermanto Tanoko memulai bisnis catnya? Sepeninggal sang ayah, perusahaan cat itu diwariskan kepada Hermanto. Kini, di tangan ayah empat anak itu, perusahaan cat tersebut makin melejit.
-
Bagaimana Peternak muda di Nganjuk memulai bisnisnya? Untuk yang mau mulai saran saya bisa dimulai dari breeding dulu, karena saat ini beternak dengan cara penggemukan sudah sangat banyak dan modal pakannya akan sangat banyak serta konsisten.
-
Bagaimana Seni Tani mendapatkan pemasukan? Kepastian pendapatan dari hasil penjualan hasil tani dilakukan melalui pendekatan sistem CSA (Community Supported Agriculture),
-
Siapa mantan TKW yang sukses berjualan bandeng? Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Kini, cacing-cacing yang dihasilkan di belakang rumah Irwan ini sangat dicari oleh pembeli sebagai umpan untuk memancing ikan di sungai atau empang.
Perlu diketahui, harga cacing khususnya di Makassar, Sulawesi Selatan cukup tinggi dan keberadaannya langka.
Lantas, seperti apa cerita bisnsi ternak cacing milik Irwan Hamzah ini?
Simak ulasan informasinya yang dihimpun dari Youtube Rumah Kehidupan berikut.
Gonta-Ganti Pekerjaan
Sebelum memiliki usaha sukses menjadi peternak cacing di Makassar, Irwan menempuh jenjang pendidikan formal hingga tamat perguruan tinggi di Universitas Negeri Makassar. Kemudian, ia bekerja di salah satu perusahaan kosmetik asal China.
"Kemudian saya beralih profesi di bidang farmasi menjadi detailer waktu itu yang ditempatkan di Pare-pare selama kurang lebih 7 tahun," ucapnya.
Setelah bosan bekerja 7 tahun, Irwan yang suka berorganisasi itu memutuskan untuk bergabung dengan klub motor dari daerahnya. Ia mengaku sudah keliling Indonesia dalam waktu 6 bulan, kemudian sempat menganggur sebentar.
"Setelah mencari pekerjaan, saya akhirnya bekerja di salah satu media Makassar sebagai marketing. Kemudian, saya buka usaha warung kopi dan aksesoris motor," lanjut Irwan.
Usaha warung kopinya yang berujung bangkrut, memaksa Irwan untuk kembali bekerja mencari rezeki. Ia sempat bekerja di dunia malam, lalu sales di salah satu perusahaan kendaraan.
Berawal dari Iseng
Siapa sangka jika peluang bisnis bisa dimulai dari kata "iseng". Itulah yang dibuktikan oleh Irwan setelah menggeluti dunia ternak cacing.
Ide ini terinspirasi dari hobinya yang memancing, dimana saat memancing perlu cacing sebagai umpannya.
"Sering pakai cacing sebagai umpan, sering sekali umpan cacing ini tidak habis. Akhirnya saya bawa pulang lalu disimpan untuk digunakan esok harinya. Kalau teman-teman lain pasti cacingnya dibuang begitu saja," tutur pria yang tinggal di Kecamatan Pattallassang.
Lalu, tak disangka dalam komunitas memancing banyak sekali yang mencari cacing untuk umpan. Akhirnya Irwan menjual cacing-cacing hasil simpanannya tersebut dan sempat raih keuntungan meski tidak terlalu banyak.
Melihat peluang yang menjanjikan, kemudian ia berniat untuk meneruskan menjadi peternak cacing hingga keliling Makassar untuk mencari cacing untuk di budidaya dan jual kembali.
Cacing Sangat Langka
Menurut pengakuan Irwan, mencari cacing di wilayah Sulawesi, khususnya Gowa sangat sulit tidak seperti di Pulau Jawa. Bahkan, ia harus bermitra dengan salah satu distributor cacing dari Madiun, Jawa Timur.
"Selama ini pangsa pasar cacing di Makassar cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan masih minim peternak cacing, berbeda dengan di Pulau Jawa," ucap pemilik Iwank Cacing.
Irwan selalu mendapatkan subsidi cacing dari luar pulau Sulawesi, tentu saja resiko kematian cacing sangatlah besar dan sudah pasti akan mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Harga Jual Tinggi
Selama menggeluti peternak cacing, daya jual di Sulawesi masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan Jawa. Kembali lagi, semua itu tergantung ketersediaan dan banyaknya pengusaha cacing.
Harga cacing per kilogramnya sebesar Rp130.000, saat ini Iwank Cacing menjual tiga jenis cacing, mulai dari cacing susu, cacing ANC, dan cacing kalung kebo atau cacing kandang sapi.
Kiat Pengusaha Sukses
Menurut Irwan, dibalik keberhasilan dalam menjalankan bisnis itu tak lepas dari pelayanan kepada pembeli khususnya pembeli yang tergolong baru. Barulah kualitas produk berada di nomor dua.
"Mau bisnis apa saja yang paling utama adalah pelayanan kepada pembeli yang paling utama," imbuhnya.
Tak hanya itu, Irwan juga membeberkan kunci sukses menjadi pengusaha atau peternak yaitu jaga kepercayaan. Di bisnis apapun, jika orang lain sudah tidak percaya, tentu akan sangat sulit menjalankan usaha.
"Tapi ketika kepercayaan itu kita jaga. Kemudian pembeli tersebut mempromosikan dari mulut ke mulut akhirnya kita akan mendapatkan pembeli baru," lanjutnya.