Kisah Sukses Aminudi, Resign dari Karyawan Demi Mengelola Sampah Jadi Cuan
Hasil evaluasi satu tahun merintis budidaya ternak lele, nyatanya Amin belum puas.
Jenuh menjadi pegawai swasta menjadi alasan utamanya dia ingin beralih profesi.
Kisah Sukses Aminudi, Resign dari Karyawan Demi Mengelola Sampah Jadi Cuan
Kisah Sukses Aminudi, Resign dari Karyawan Demi Mengelola Sampah Jadi Cuan
Keuntungan ekonomi bisa datang dari mana saja, termasuk sampah organik sekalipun. Jika banyak dari masyarakat belum mengelola sampah rumah tangga dengan baik, Aminudi justru meraup cuan dari sampah.
Cerita yang diunggah akun YouTube CapCapung, Aminudi sebagai CEO Biomagg mengatakan, jenuh menjadi pegawai swasta menjadi alasan utamanya dia ingin beralih profesi. Dari pekerja menjadi pengusaha.
Usaha pertama yang dirintis Amin, sapaan akrabnya, adalah budidaya ternak lele. Hasil evaluasi satu tahun merintis budidaya ternak lele, nyatanya Amin belum puas. Sebab, 60-70 persen anggaran yang dikeluarkan, diperuntukan pakan lele.
"Akhirnya coba eksplorasi pakan alternatif apa yang bagus untuk dijadikan pakan lele sampai akhirnya dapatlah maggot," kata Amin, dikutip pada Minggu (26/11).
Meski maggot menjadi pilihan Amin, dia tidak terburu-buru mengeksekusi pilihan tersebut. Perlu diketahui sebelumnya, maggot adalah lalat tentara hitam yang umumnya digunakan sebagai pengurai sampah organik.
Amin melakukan berbagai riset secara mendalam, hingga mempelajari berbagai jurnal dan channel YouTube yang mengulas tentang maggot. Lagipula, keputusannya untuk tidak terburu-buru juga dipengaruhi belum banyak pelaku budidaya maggot.
Hingga di tahun 2016, Amin secara mantap memulai budidaya maggot dengan modal awal Rp500.000 untuk membuat kandang, dan tempat penampungan sampah organik.
Pelan namun pasti, hasil pakan yang diurai oleh maggot, efektif meningkatkan kesehatan hewan ternak. Petani atau peternak juga diuntungkan dengan pakan ini sebab dapat memperpanjang usia hewan ternak.
merdeka.com
Berjalan dua tahun, aktivitas bisnis Amin mulai diminati berbagai peternak dan petani. Pasar global turut memesan produk-produk yang dihasilkan dari Biomagg.
"Saat ini kami mendapatkan kesempatan bisa mengirim ke Malaysia, Singapura, Brunei, Belanda, kurang lebih permintaannya sekitar 25 ton maggot kering setiap bulannya," ujar Amin.
merdeka.com