Keseruan Lomba Lato-Lato untuk Anak di Jateng, Peserta Harus Pakai Helm
Merdeka.com - Lato-lato kini menjadi permainan yang sedang tren di kalangan anak-anak. Selain mengurangi kecanduan terhadap gadget, permainan ini dapat melatih syaraf motorik dan juga kecerdasan emosional pada anak.
Sayangnya pada beberapa kasus, permainan ini cukup rentan dimainkan oleh anak. Apalagi benturan lato-lato bisa membuat anak terluka. Inilah yang dipikirkan betul oleh penyelenggara lomba permainan lato-lato pada anak di berbagai tempat.
Di Banyumas misalnya, lomba lato-lato khusus anak yang diselenggarakan pihak Universitas Muhammadiyah Purwokerto mewajibkan pesertanya menggunakan helm. Tak hanya di Banyumas, lomba lato-lato juga digelar pada berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Bagaimana aturan helm di Indonesia berubah? Baru pada 1992, peraturan tersebut disahkah secara resmi melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Pasal 23 yang mewajibkan pengendara sepeda motor memakai helm.Dan pada 2009, peraturan helm dibuat menjadi lebih spesifik.Aturan ini dituang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 57 yang mewajibkan pengendara sepeda motor memakai helm standar nasional Indonesia (SNI).
-
Kapan aturan wajib pakai helm pertama di Indonesia berlaku? Kebijakan ini digagas oleh Kapolri Hoegeng Iman Santoso dengan mengeluarkan maklumat kewajiban pemakaian helm yang mulai berlaku pada 1 November 1971.
-
Kenapa Kapolri Hoegeng membuat aturan wajib pakai helm? 'Rasanya berdosa membiarkan para pengendara sepeda motor terbang di jalan raya tanpa pengaman sebuah topi helm. Padahal di lingkungan kerja tertentu pemakaian topi helm merupakan keharusan agar terhindar dari kecelakaan kerja,' kata Hoegeng dalam otobiografinya, Polisi: Idaman dan Kenyataan.
-
Siapa yang membuat aturan wajib pakai helm? Kebijakan ini digagas oleh Kapolri Hoegeng Iman Santoso dengan mengeluarkan maklumat kewajiban pemakaian helm yang mulai berlaku pada 1 November 1971.
-
Bagaimana Banyumas bisa sukses dalam lomba? 'Sinergitas ini menjadi salah satu penekanan dan penilaian. Apalagi dua desa wisata tersebut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati Banyumas,' kata Wardoyo.
-
Lomba apa yang bisa merangsang pemikiran anak? Kegiatan seperti memasukkan pensil ke dalam botol atau melakukan balap bakiak sangat penting karena melibatkan koordinasi motorik. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dapat merangsang perkembangan kognitif anak secara signifikan.
Peserta Harus Pakai Helm
©YouTube/Liputan SCTV
Ada yang berbeda dari perlombaan lato-lato di halaman kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Dalam lomba itu, para peserta wajib menggunakan helm.
Selain berkompetisi, acara itu menjadi cara pihak penyelenggara untuk mengedukasi peserta yang masih anak-anak untuk bermain lato-lato dengan aman. Menurut mereka, bermain lato-lato seharusnya bisa melatih syaraf motorik anak dibandingkan bermain gawai.
“Yang ingin kita lakukan adalah bagaimana perguruan tinggi itu memberikan pesan-pesan edukasi pada mereka bagaimana agar lato-lato itu tetap menyenangkan, sehat, dan aman. Dan itu menjadi alternatif dari sekian permainan yang menggabungkan psikomotorik, afektif, dan knowledge. Harapannya dengan lato-lato itu orang tergerak untuk memiliki permainan yang lebih variatif, dari pada hanya sekedar main game atau gadget,” kata Rektor UMP Jebul Suroso dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (17/1).
Sistem Penilaian Lomba Lato-Lato
©YouTube/Liputan SCTV
Tak hanya di Banyumas, lomba lato-lato juga diadakan di Desa Kringan, Boyolali. Pihak penyelenggara menyediakan panggung khusus bagi anak-anak yang mengikuti lomba tersebut.
Anak-anak yang mengikuti lomba memainkan lato-lato dengan lincah. Lomba lato-lato itu menggunakan sistem gugur. Mereka yang bisa menang dan lolos ke babak selanjutnya adalah mereka yang mampu bertahan selama tiga menit.
Pemenang lomba itu akan mendapatkan hadiah piala serta uang tunai Rp500 ribu. Adanya lomba ini disukai anak-anak karena mereka bisa bermain bersama teman-teman lainnya.
“Pada intinya lomba ini diadakan agar Desa Kiringan lebih dikenal dengan masyarakat umum. Peserta ada 90 orang dari usia SD ke bawah,” kata Kepala Desa Kringan, Sri Wuryanto.
Bocah Tujuh Tahun Main Lato-Lato Lebih dari Sejam Non Stop
©YouTube/Liputan SCTV
Di Purworejo, seorang bocah tujuh tahun bernama Ghani Arsenio Rafif berhasil memainkan lato-lato lebih dari sejam tanpa henti. Total, ia menghabiskan waktu selama 1 jam 20 menit dalam perlombaan lato-lato dengan peserta anak-anak usia SD.
Dengan membayar uang pendaftaran Rp5.000 per anak, puluhan peserta bersaing menjadi juara. Tak hanya mencari siapa yang paling lama memainkan lato-lato, para peserta juga diadu untuk menunjukkan skill mereka dalam memainkan lato-lato freestyle. Berbagai gaya dipamerkan, mulai dari gaya tepuk pramuka, helikopter, tornado, hingga memainkan lato-lato di bawah selangkangan.
Berbagai ekspresi para peserta mengiringi mereka saat bermain lato-lato. Ada yang tegang, tapi tak sedikit pula dari mereka yang santai sambil ngobrol dengan peserta di sampingnya. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi simpatik ini tidak hanya memberikan kebahagiaan kepada sang anak, tetapi sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keselamatan berkendara.
Baca SelengkapnyaRatusan anak tampak sangat bergembira pada hari pelaksanaan lomba
Baca SelengkapnyaCooling system dilakukan untuk menjaga dan mencegah potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaTujuan operasi Patuh Lancang Kuning tahun 2024 ini yang paling utama yakni menekan angka kejadian laka lantas
Baca SelengkapnyaTujuan untuk meningkatkan disiplin, kebersamaan, dan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, pelajar tersebut mendapatkan bantuan dari seorang pengendara motor.
Baca SelengkapnyaAcara ini melibatkan 50 peserta anak-anak, rentang usia 9-12 tahun.
Baca SelengkapnyaSiswa tersebut diberikan sanksi berupa diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Baca SelengkapnyaSi bocah diberi 'hadiah' istimewa. Seperti apa momen tersebut?
Baca SelengkapnyaKapolri berikan 'golden tiket' para pemenang lomba kreasi mendongeng anak dalam rangka hari Bhayangkara ke-77.
Baca SelengkapnyaAjang "Warna-warni LRT Jakarta 2024" memberikan pengalaman menarik bagi anak-anak untuk menjajal salah satu transportasi umum modern di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaKompetisi Kreasi Baris Berbaris akan berlangsung selama tiga hari Senin-Rabu, 23-25 September 2024. Kompetisi diikuti 96 tim dari tingkat SD,SMP dan SMA.
Baca Selengkapnya