Kisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil di Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit
Mayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Mayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Kisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit
Di salah satu sudut pelosok Wonogiri, terdapat sebuah kampung terpencil yang letaknya berada di bawah bukit. Namanya Kampung Turgo, lokasinya berada di Desa Kepyar, Kecamatan Purwantoro, Wonogiri.
-
Dimana kampung terpencil itu berada? Dusun Gunung Tengu merupakan sebuah perkampungan mati yang berada di tengah perkebunan kopi, lokasinya berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.
-
Dimana letak kampung terpencil ini? Dusun Jurang Sempu yang berada di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan merupakan salah satu desa terpencil di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
-
Bagaimana akses menuju kampung terpencil itu? Akses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
-
Apa yang menjadi akses menuju kampung terpencil? Akses menuju kampung ini sulit dan hanya bisa dilalui dengan jalan kaki.
-
Kenapa Bu Wahyuti tinggal di kampung terpencil? Bu Wahyuti mengatakan ia terpaksa tinggal di kampung terpencil itu karena belum memiliki rumah sendiri, sehingga ia dan keluarganya harus menumpang di rumah yang disewakan pihak perhutani.
-
Di mana lokasi kampung terisolir ini? Sebuah kampung di Kabupaten Grobogan letaknya berada di pedalaman hutan jati. Akses menuju kampung itu terbilang sulit. Pengunjung dengan kendaraan roda dua harus melewati jalan berpasir yang sempit di antara pohon-pohon jati yang membentang sejauh empat kilometer.
Di tengah-tengah kampung itu, menjulang bukit yang cukup tinggi. Warga biasa menyebutnya Bukit Cumbri.
Kampung itu berbatasan langsung dengan Kabupaten Ponorogo di sebelah timur. Sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani.
Memasuki musim penghujan di awal Januari, warga di kampung terpencil itu sudah mulai bercocok tanam. Selama musim kemarau banyak lahan di sana yang dibiarkan terbengkalai karena kebanyakan berupa lahan tadah hujan.
Terlihat dari video yang diunggah kanal YouTube Jejak Richard, warga di Kampung Turgo terlihat begitu ramah. Saat itu sore hari. Banyak warga yang sedang berkumpul di halaman rumah sembari bercengkrama satu sama lain.
Berdasarkan informasi warga setempat, Kampung Turgo baru saja dilanda hujan deras diikuti angin kencang. Hembusan angin kencang itu membuat tanaman jagung di sana bertumbangan.
Di kampung itu tinggal seorang ibu yang tinggal bersama seorang keponakannya. Namanya Ibu Semi.
Di rumahnya ia berjualan minuman siap saji.
Selain itu, ia juga punya hewan ternak berupa seekor sapi. Sehari-hari ia mencari rumput untuk pakan ternaknya.
“Jauh e kalau harus cari rumput itu. Sampai selatan Bukit Cumbri. Saya naik jauh sama adik saya,” kata Ibu Semi seperti dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard.
Untuk menuju ke tempat itu, perjalanan yang harus ditempuh Ibu Semi cukup jauh. Bahkan dalam perjalanan ia sampai harus beristirahat dua kali.
Dalam kesempatan itu, pemilik kanal YouTube Jejak Richard menyempatkan diri untuk naik ke atas Bukit Cumbri.
Saat itu langit mendung. Sepanjang perjalanan menuju bukit terhampar lahan pertanian milik warga.
Semakin jauh, jalanan makin menanjak. Jalan setapak itu hanya dikelilingi tumbuhan ilalang yang lebat.
Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke puncak Bukit Cumbri. Jalannya hampir sepenuhnya menanjak. Sehari-hari Ibu Semi harus melalui jalan ini untuk mencari rumput.
Setelah bersusah payah mendaki, akhirnya sampailah pemilik kanal YouTube Jejak Richard di puncak Bukit Cumbri. Di puncaknya terdapat beberapa buah batu berukuran besar.
Puncak itu memiliki ketinggian 638 mdpl. Dari ketinggian, tampak dataran luas terhampar di bawah sana.