Sejumlah Daerah di Jateng Dilanda Bencana Longsor dan Tanah Bergerak, Telan Korban hingga Warga Harus Relokasi Rumah
Bencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Bencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Sejumlah Daerah di Jateng Dilanda Bencana Longsor dan Tanah Bergerak, Telan Korban hingga Warga Harus Relokasi Rumah
Cuaca ekstrem dalam beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah dilanda bencana longsor dan tanah bergerak.
Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang. Dalam bencana itu, setidaknya tujuh rumah warga dan dua gedung sekolah dasar rusak akibat tertimpa tanah serta bebatuan.
-
Kenapa longsor terjadi di Tana Toraja? Terjadinya tanah longsor tersebut dipicu hujan dengan intensitas sedang-tinggi selama beberapa hari dan kondisi tanah yang tidak stabil.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
-
Bagaimana warga Pesisir Selatan terdampak banjir dan longsor? 'Warga sudah kembali ke rumah mereka, namun terkendala air bersih. Untuk bantuan cukup banyak, hari ini juga akan kita distribusikan kepada warga,' tuturnya.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Dimana longsor itu terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Kenapa longsor terjadi? Kondisi rumah korban rusak parah dan terlihat pohon-pohon besar yang terbawa longsoran.
Rumah warga yang terkena longsor mengalami rusak berat dan tidak bisa ditempati lagi. Puluhan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti di rumah warga lain dan kantor kepala desa.
Foto: YouTube Liputan6
Di Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog, Brebes, sebanyak 86 rumah warga rusak akibat bencana tanah bergerak. Warga pun harus mengungsi ke sejumlah lokasi sembari menunggu hasil rekomendasi dari Badan Geologi apakah rumah mereka harus direlokasi atau tidak.
Menurut kesaksian warga, tanah bergerak itu mulai terjadi sejak Bulan Desember 2023 ditandai dengan adanya retak ringan pada dinding rumah.
Pada Minggu malam (25/2), hujan deras memperparah pergerakan tanah hingga 35 unit rumah rusak berat dan nyaris ambruk. Bahkan sebagian rumah warga ambles hingga satu meter.
Para pengungsi sudah bertahan di pengungsian selama satu minggu. Mereka resah dan beberapa di antaranya mulai terserang penyakit.
“Takut kembali kalau sewaktu-waktu rumah bisa ambruk. Apalagi kalau sore hujan lagi,” kata Siti Wasiah, salah seorang warga tanah bergerak, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (5/3).
Pada Senin (4/3), jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan makin bertambah dari sebelumnya ada 78 rumah kini menjadi 86 rumah.
Pemerintah Kabupaten Brebes berencana merelokasi seluruh warga ke lahan desa yang berada di pedukuhan lainnya di Desa Sridadi.
Bencana longsor juga terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen. Dinding dapur rumah yang dihuni empat orang warga jebol. Akibatnya tiga penghuni rumah tertimbun longsor. Jasad Sutarmi, salah satu penghuni rumah itu, ditemukan pada Minggu (3/3) malam.
Pada Senin (4/3) pagi, tim relawan dari BPBD Sragen dan BPBD Solo, TNI, Polri, dan relawan gabungan kembali melakukan pencarian dua korban yang masih tertimbun material longsor. Anjing pelacak milik Polres Sragen dikerahkan untuk membantu pencarian korban.
Jenazah dua korban lainnya pada akhirnya berhasil ditemukan pada Senin (4/3) pukul 11 siang. Keduanya adalah Darmadi dan Annasya, anak perempuannya. Keduanya ditemukan setelah tim gabungan menggali hingga kedalaman tiga meter.
Longsor juga terjadi pada 13 titik di Kecamatan Jenawi, Karanganyar. Longsor yang terjadi pada salah satu rumah warga di Desa Menjing, menjebol dinding belakang dan samping rumah. Beruntung penghuni rumah selamat.
Namun pada longsor di lokasi lainnya, delapan orang mengalami luka-luka sehingga harus dilarikan ke Puskesmas.
“Lima orang sudah dilakukan perawatan di Puskesmas, sedangkan tiga orang lain dirujuk ke RSUD Kabupaten Sragen,” kata Kalak Harian BPBD Karanganyar Hendro Prayitno.