Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo, Ini 5 Fakta Pemandian Air Panas Guci

Merdeka.com - Guci adalah sebuah kawasan wisata pemandian yang berada di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pemandian air panas itu dibuka pada tahun 1974. Selain itu, wisata Guci juga dikenal memiliki panorama alam yang indah. Pemandangan khas yang didapatkan pengunjung saat masuk ke lokasi itu adalah hamparan sawah, kebun strawberry, kebun tomat, wortel, cabai, serta hutan pinus.
Berada di lereng Gunung Slamet dengan ketinggian 1.050 mdpl, kawasan wisata Guci memiliki suhu udara yang sejuk. Di sana pula terdapat sumber air panas yang melimpah. Tak hanya pada kolam pemandiannya, bahkan sungai yang mengalir di sana airnya juga panas. Hal itu dikarenakan kolam pemandian dan air sungai di sana berasal dari sumber mata air yang sama.
Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo
©Tegalkab.go.id
Asal mula munculnya air panas Guci dipercaya masyarakat sudah terjadi pada zaman Walisongo. Pada waktu itu, ada seorang wali yang menyebarkan agama Islam di wilayah Tegal dan sekitarnya.
Dalam menjalankan tugasnya, wali tersebut dibekali air yang ditempatkan pada sebuah guci. Masyarakat sekitar pecaya kalau air di dalam guci itu berkhasiat. Maka mereka berbondong-bondong untuk memperebutkannya.
Karena jumlahnya terbatas sementara masyarakat yang memintanya begitu banyak, wali itu kemudian menancapkan tongkatnya ke dalam tanah dan seketika menyemburlah air panas dari dalam lubang bekas tongkat itu ditancapkan.
Bisa Menyembuhkan Berbagai Penyakit
©Dinparporakabtegal.co.id
Dikutip dari Wikipedia.org, air panas yang mengalir pada pancuran-pancuran di tempat itu dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit di antaranya reumatik, koreng, dan penyakit-penyakit kulit lainnya.
Selain itu, obyek wisata ini ramai dikunjungi pada malam Jumat Kliwon. Masyarakat percaya, bila mandi di sumber air panas itu sambil mengharap sesuatu pada pukul 12 malam, maka permohonan apapun akan dapat terkabul. Kercayaan itu sudah diwariskan secara turun temurun oleh penduduk setempat.
Daerah Kekuasaan Nyai Roro Kidul
©Dinparporakabtegal.co.id
Dilansir dari laman dinas pariwisata Tegal, pemandian air panas Guci dibuka pada tahun 1974 dengan fasilitas yang masih alami. Pembukaan wisata itu dilakukan setelah penelitian mengatakan sumber mata air panas di sana tidak mengandung racun. Dengan fasilitas yang seadanya, wisatawan waktu itu mandi di pemandian air panas di bawah sebuah gua yang konon menjadi daerah kekuasaan Nyai Roro Kidul.
Saat berada di tempat itu, sosok Nyai Roro Kidul ditampilkan dalam bentuk naga yang juga dikenal dengan nama Nyai Rantensari. Oleh karena itulah di pancuran 13, salah satu pemandian di Guci, dibuatlah patung naga untuk mengingatkan akan adanya daya mistis di kawasan wisata itu.
Air Terjun Hangat
©Dinparporakabtegal.co.id
Di obyek wisata Guci terdapat air terjun kembar. Uniknya, air terjun di sana airnya hangat. Keberadaan air terjun hangat dan saling berdampingan itu merupakan hal yang langka di Indonesia. Untuk menuju ke air terjun hangat itu, wisatawan harus melewati jalan menurun yang curam.
Tak hanya itu, ada pula Air Terjun Jedor yang memiliki ketinggian 15 meter. Konon, nama air terjun itu diambil dari seorang lurah bernama Jedor. Seperti kebanyakan sumber air di Guci, tempat ini ramai dikunjungi terutama pada malam Jumat Kliwon.
Wahana Wisata Lain di Guci
©Dinparporakabtegal.co.id
Tak hanya menawarkan sumber air panasnya, di Guci wisatawan dapat menikmati wahana wisata yang lain. Beberapa wahana wisata itu di antaranya tempat outbound serta menunggangi kuda.
Kuda-kuda itu disediakan bagi wisatawan untuk mengelilingi kawasan wisata itu. Harga sewanya tergolong murah, yakni Rp15.000 hingga Rp30.000. Dengan harga itu, wisatawan dapat menunggangi kuda dan menikmati semua yang ada di Guci tanpa rasa capek dan lelah. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya